30. Alvano murka?

4.1K 412 28
                                    

Aba-aba menuju konflik utama! Baca yang benar dan jangan di skip setiap adegannya, ya! Ingat hal kecil tidak selalu sepele di dalam sebuah cerita. Awas terkecoh! Semoga suka part ini 💞

Happy reading

"Jabat tangan calon mertua kamu!"

Haikal mengangguk. Secara perlahan tangan kanan Haikal yang mengeluarkan keringat dingin terangkat hendak menghampiri tangan seorang pria tua bernama Dirgantoro Pratama. Haikal semakin grogi kala calon papa mertuanya terus menatap dirinya.

"Kal! Rileks jangan grogi kayak gini!" ujar Dirga.

Haikal tersenyum canggung. "Maaf Om. Maklum ini pernikahan Haikal yang pertama. Kalau sudah dua kali pasti gak akan segrogi sekarang," ucapnya.

Dirga geleng-geleng mendengar apa yang dikatakan calon menantunya. Dirga tidak marah karena pria itu sudah sangat mengenali sosok Anggara Haikal Megaswara. Dirga mengambil napasnya dalam-dalam, lalu dia embuskan secara perlahan sebelum mulai mengucapkan kalimat ijab di depan keluarga, kerabat, sahabat, dan tamu undangan lainnya.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Anggara Haikal Megaswara bin Dani Megaswara dengan anak saya yang bernama Clarissa Aqilla Pratama dengan mas kawinnya sejumlah uang sebesar satu juta sembilan ratus sepuluh ribu dan satu unit rumah dibayar tunai," ucap Dirga dengan mata yang fokus menatap Haikal.

Dengan keringat yang mulai bercucuran membasahi keningnya. Cowok yang berada di samping pengantin perempuan bernama Aqilla mulai mengucapkan kabul dengan sangat lancar yang berhasil membuat seorang pengantin perempuan meneteskan air mata.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Clarissa Aqilla Pratama binti Dirgantoro Pratama dengan mas kawinnya sejumlah uang sebesar satu juta sembilan ratus sembilan ratus sepuluh ribu dan satu unit rumah dibayar tunai!" ucap Haikal begitu lantang.

"Gimana para saksi?"

"SAH!"

Setelah satu kata itu terdengar. Haikal berdiri dari duduknya. Cowok itu membalikkan badannya menjadi menghadap ke arah para sahabatnya.

"Woi! Gue sama Aqilla udah resmi jadi pasangan suami-istri. Pokoknya nanti Bella OTW punya temen!"

Kayla tertawa kecil. Kayla menoleh kala terdengar dehaman dari bibir cowok di sampingnya. Elbara sadar kalau sejak tadi istrinya jadi perhatian orang-orang.

"Mama," panggil Raymond yang duduk di tengah-tengah. Anak kecil itu pengen duduk sendiri. Dia tidak mau duduk di pangkuan papanya.

"Kenapa?"

"Lay na pipis."

"Ya, udah. Biar Papa temenin ke toilet," ucap Elbara bersiap menggendong buah hatinya.

Raymond menggeleng. "Lay na cama Mama."

"Aku nemenin Ray ke toilet dulu, ya, Sayang. Kamu jagain Dede Bella dulu." Kayla menyerahkan Bella yang sudah tertidur dengan pulas ke Elbara. "Boleh, ya?"

Elbara mengangguk. "Iya. Hati-hati, Kay. Kalau ada apa-apa jangan lupa telepon aku." Elbara mengusap rambut istrinya dengan sayang. "Raymond anak Papa yang ganteng. Jangan lama-lama marahnya," lanjutnya sembari mengusap rambut Raymond.

***
Alvano merasakan getaran di saku kemejanya. Getaran tersebut berasal dari ponselnya. Kernyittan di keningnya tercetak jelas kala dua bola matanya menatap nama seseorang yang sejak tadi menghubunginya. Alvano dengan cekat mengangkat panggilan masuk dari Riska.

"Kenapa?"

"Sebelumnya saya minta maaf sudah mengganggu acara bapak, tapi ini gawat banget, Pa. Barusan terjadi perampokan di ARTV tower." Dari seberang sana Riska berbicara dengan napas yang terengah-engah. "Pak Al bisa ke sini? Kami butuh bapak. Pak Billy gak bisa dihubungi."

ELBARAKAYLA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang