19. Salah

4.1K 504 30
                                    

Kayla menundukkan kepalanya takut. Elbara menatap tajam Kayla. Cowok itu membawa Kayla ke kamar Raymond sembari menarik pergelangan tangan Kayla. Elbara melepaskan genggamannya. Cowok itu mendekati istrinya yang tengah bersandar di dinding.

"Kenapa Raymond bisa hilang?" tanya Elbara tanpa ekspresi. Mata cowok itu tetap fokus menatap seorang cewek yang masih menunduk.

"Tadi——" Kayla terdiam. Kenapa tiba-tiba dirinya menjadi susah berbicara? Apa ini karena jarak Elbara dan Kayla yang begitu dekat? Bahkan, jarak sedekat ini bisa membuat Elbara begitu mudah mengecup bibir Kayla. Namun, Elbara mati-matian menahan hal itu.

"TADI APA?" tanya Elbara dengan nada tinggi.

Jantung Kayla hampir berlari dari tempatnya. Baru kali ini, cewek itu dibentak begitu kuat oleh suaminya. Air mata Kayla turun membasahi pipi. Elbara tidak suka kalau istrinya menangis. Tangan kekarnya bergerak mengusap air mata yang membasahi pipi istrinya.

"Gue enggak suka lihat lo nangis."

"Maaf. Aku gagal jagain Raymond." Kayla memberanikan diri menatap suaminya yang turut menatapnya kecewa.

"Kenapa bisa lalai, Kay? Gue tanya sama lo kenapa lo bisa lalai jagain Raymond? Lo ngapain aja, Kay?"

Sumpah! Rasanya saat ini Kayla ingin segera pergi dari hadapan Elbara. Kayla takut dengan tatapan Elbara yang begitu menusuk. Kayla menekan-nekan kuku tangannya untuk melukai telapak tangannya. Hal itu, biasa dilakukan cewek itu ketika ketakutan.

"Jangan lukai tangan lo!" bentak Elbara sembari menghentikan apa yang dilakukan istrinya.

"Jangan bentak aku kayak gitu. Aku takut."

Elbara memejamkan matanya sejenak untuk meredakan emosinya yang kian bergejolak. Elbara menghirup napasnya dalam-dalam, lalu cowok itu mengembuskan napasnya secara perlahan. Kayla mulai menceritakan kronologinya, mulai dari Raymond yang rewel ingin membeli cokelat, Kayla yang menerima telepon dari Rania, dan tentang tukang ojeg yang tidak sengaja melihat Raymond dibawa mobil hitam.

"Aku sudah bilang sama Raymond untuk gak ke mana-mana, tapi dia malah pergi, Elbara," ucap Kayla setelah menceritakan semuanya.

Elbara mengangkat telapak tangannya. Tepat di depan wajah istrinya. Tangan kekarnya bergerak mendekati pipi mulus istrinya. Cowok itu menurunkan tangannya. Elbara menarik tubuh istrinya ke dalam dekapannya. Kayla sendiri hanya berdiri tanpa membalas pelukan itu.

***
"Iya, Sayang. Sebentar!" teriak Kayla dari dapur.

Tangisan Bella menggema di rumah sempit itu. Kayla yang tengah berkutik di dapur———membuat bubur buat Bella, bergerak menghampiri anaknya di kamar. Kayla menaruh mangkuk berisi bubur di meja.

Kayla membawa Bella dari ranjang bayi. Cewek cantik itu membiarkan Bella duduk di tempat tidurnya. Bayi menggemaskan itu begitu anteng dengan mainannya.

Tangan Kayla terulur menyuappi Bella. "Buka mulutnya Putri kecilnya Mama dan papa," ucap Kayla merayu Bella agar segera membuka mulut.

Bubur yang ada di sendok kecil warna putih berhasil masuk ke mulut kecil Bella. Sesekali, Kayla mengusap bibir anaknya yang berlepotan karena bubur.

Kayla menoleh kala ada seseorang yang masuk ke kamar. Orang itu tidak lain adalah Rania———mama Aksa. Satu jam yang lalu, Rania sudah menghubungi Kayla kalau wanita itu akan datang menemui Kayla.

"Aduh! Cantik banget baby Bella." Rania mendudukkan Bella di pangkuannya. Wanita paruh baya itu duduk di samping Kayla yang masih menyuappi Bella.

"Kay," panggil Rania.

"Buka mulutnya, Sayang." Kayla menyuappi Bella. "Kenapa, Tante?" Kayla beralih menatap Rania.

ELBARAKAYLA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang