24. Elbara menyerah

5.9K 535 24
                                    

Dari sela-sela pintu kamar, Elbara menyaksikan seorang balita berumur tiga tahun tengah mengenyut susu dari botol dot yang sejak tadi digenggam tangan mungilnya. Elbara meneguk ludahnya. Tangan kekarnya bergerak mengelus tenggorokannya yang terasa kering.

"Susu," gumam Elbara. Dia berjalan keluar kamar dengan wajah memelas. "SAYANG!" teriak Elbara.

Elbara menggaruk kepalanya yang tak gatal kala tidak menemukan istrinya di dalam rumah. Elbara tidak langsung menyerah begitu saja, cowok itu melangkah menuju halaman belakang. Dan benar saja, netra hitam milik Elbara menangkap objek seorang cewek yang tengah membelakangi dirinya. Cewek itu tengah menjemur pakaian yang baru saja di cuci.

"Beres juga. Sekarang giliran mandiin anak-anak terus habis itu langsung gue sendiri yang mandi," ujarnya seraya membuang air bekas cucian ke permukaan.

Kayla kembali masuk ke dalam rumah. Cewek itu sama sekali tidak menggubris suaminya yang berdiri di dekat pintu sembari bersedekap dada. Elbara yang dicuekkin istrinya pun hanya bisa menghela napasnya.

"Gila! Gue dicuekkin istri sendiri," ujar Elbara.

***
"Anak Mama yang paling ganteng, sudah minum susunya? Kalau sudah, Raymond mandi, ya, Nak. Siang ini kita pergi jalan-jalan sama tante Aqilla," kata Kayla yang sudah duduk di samping buah hatinya.

"Lay na cama Papa," balas Raymond.

"Gak mau ikut sama Mama? Nanti, Raymond bisa main sepuasnya. Mau, gak?" Kayla mengusap sudut bibir Raymond yang berlepotan karena susu.

Raymond menggeleng. "No, Mama! Lay na ikut Papa pelgi uallan." Raymond berdiri dari duduknya. Kaki kecilnya melangkah, mencari keberadaan papanya.

Raymond menghampiri papanya yang tengah berkutik di dapur. Elbara yang tengah memasak telor menoleh kala ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya.

"Papa," ucap Raymond.

Elbara membalikkan badannya menjadi menghadap ke Raymond. Cowok itu menuntun Raymond ke dekat meja makan. Elbara mendudukan buah hatinya di salah satu kursi plastik yang ada di sana. Tubuhnya yang masih pendek membuat kaki Raymond mengambang.

"Papa, Lay na ikut uallan."

"Iya, Ray makan dulu, ya, Sayang." Tangan kekarnya bergerak mengusap rambut Raymond dengan sayang.

Anak kecil itu mengangguk. "Mamnya cama apa?"

"Telor mata sapi. Papa lagi bikin." Elbara memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Elbara menepuk jidatnya kala menyadari kalau kompor masih menyala. Elbara bergerak cepat mematikan kompor. Cowok itu membuka mulutnya lebar-lebar kala mata miliknya menatap telor mata sapi yang menghitam. Elbara menoleh kala buah hatinya begitu semangat memberitahu mamanya kalau papanya tengah memasak telor mata sapi kesukaan Raymond.

"Mama! Lay na mam. Lay na mam ama telol."

Kayla yang menggendong Bella tersenyum. "Makannya mau disuappin Mama? Mama mandiin Dede Bella dulu ya, Nak," kata Kayla.

Raymond menggeleng. "Lay na cendili."

"Sayang," panggil Elbara.

Kayla menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Aku mau susu. Sayang bikinin aku susu," rengek Elbara.

"Suami aku mau susu?" tanya Kayla.

Elbara mengangguk cepat. "Mau banget, Sayang. Bikinin susu di tumbler gambar sapi," pinta Elbara.

"Bikin aja sendiri. Susunya ada di meja, tumbler ada di lemari. Aku mau mandiin Dede Bella dulu, bye!"

Mata milik Elbara memanas. Cowok itu terus menghentakkan kakinya dengan sebal. Mata miliknya secara perlahan mulai meneteskan air mata.

ELBARAKAYLA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang