Elbara menarik tubuh istrinya ke dalam dekapannya. Aroma rambut istrinya yang sangat wangi membuat mata milik Elbara secara perlahan mulai terpejam. Elbara menghela napasnya dengan berat kala ponsel miliknya yang ada di nakas tiba-tiba berdering. Hal tersebut berbarengan bayi perempuan yang menangis. Kayla bergerak cepat menghampiri putri Kecilnya.
"Bentar, Sayang."
Cewek itu naik ke atas kasur. Dia membaringkan tubuhnya di kasur empuk. Kayla menggunakan satu tangannya sebagai tumpuan kepalanya. Sementara satu tangan lagi dia gunakan untuk mengusap kepala Bella dengan penuh kasih sayang.
"Siapa yang nelepon?" tanya Kayla sembari menatap wajah cantik dan imut putri kecilnya.
Elbara mendudukan tubuhnya di kasur. Lebih tepatnya di samping istrinya yang tengah menenangkan Bella.
"Aqilla," balas Elbara sembari mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabat dekatnya.
"Lama banget lo ngangkat telepon gue! Sudah kayak ngangkat jemuran tau, gak? BTW, lo sama Kayla lagi di mana? Raymond nangis nih. Dia daritadi rewel pengen main bareng mama dan papanya."
Elbara menutup panggilannya selepas menerima kabar dari Aqilla kalau Raymond menangis. Cowok yang mengenakan baju pantai warna jingga memilih enyah dari kamar. Kaki jenjangnya melangkah keluar kamar. Cowok itu hendak menghampiri Raymond. Namun, baru saja melangkah dua langkah tiba-tiba istrinya memanggil dirinya. Kayla menyuruh Elbara untuk menunggunya lantaran Kayla ingin ikut ke pantai.
"Kamu beneran mau ikut aku?" tanya Elbara.
Kayla mengangguk. "Iya, Sayang. Lagian Bella juga udah tidur. Pasti anak kita senang kalau diajak ke sana." Bibir milik Kayla melengkung ke atas, membentuk senyuman yang bisa membuat Elbara semakin jatuh hati kesekian kalinya ke istri tercintanya. "Ayo, kita ke sana!"
***
Seorang anak kecil duduk di pasir dengan kedua lututnya yang ditekuk sampai batas dada. Anak kecil itu meletakkan tangannya di atas lutut dan menumpukkan kepalanya di sana. Aksa yang berdiri di samping keponakannya menghela napasnya berat. Tadi, Aksa sudah mengajak keponakannya naik kapal. Namun, anak kecil itu menolak ajakan omnya sendiri."Papa apan ke cini?" tanya Raymond tanpa melirik ke arah Aksa. Tangan mungilnya terus memainkan pasir.
Aksa tersenyum. Cowok jangkung itu menyejajarkan tubuhnya dengan tinggi keponakannya. Tangan kekarnya yang mengenakan gelang hitam mengusap rambut Raymond dengan penuh kasih sayang. "Bentar lagi papa sama mama bakal ke sini. Nemenin Ray main."
"Hai, jagoan Papa."
Elbara berjongkok di depan Raymond. Anak kecil itu masih menunduk. Dia kayaknya enggan menatap wajah orang tuanya. Elbara tidak langsung menyerah, cowok itu tanpa permisi menggendong anak pertamanya.
"Papa na bawa Lay ke ana?" tanya Raymond.
"Kan, tadi Om Haikal udah bilang kalau——"
"Gak usah cari gara-gara sama gue!" potong Elbara.
Haikal meneguk ludahnya dengan susah payah kala Elbara melotot. Tangan milik Haikal bergerak menggaruk kepalanya yang tak gatal. Haikal sangat takut kalau Elbara melotot. Tatapan cowok itu sangat tajam.
"Aduh! Santai, Elbara Arjuna Ragaspati. Muka lo udah kayak mau makan orang aja." Haikal terkekeh.
"Papa! Lay na umpak apal baleng Papa!"
"Keponakan Om mau naik kapal?" Aksa tersenyum kala pria kecil itu mengangguk. Cowok yang mengenakan pakaian pantai warna biru tua dengan sedikit sentuhan warna putih membiarkan kancingnya begitu saja. Hal tersebut membuat perut sixpack miliknya terlihat sangat jelas dan dada bidangnya berhasil membuat cewek-cewek yang ada di sana terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...