Shella berdiri di depan cermin sembari mengelus perutnya. Sudut bibir terangkat membentuk lengkungan tipis bak bulan sabit. Tubuhnya yang ideal semakin terlihat menawan dengan balutan dress selutut warna putih. Ditambah sentuhan pita di satu sisi rambut Shella semakin membuat kecantikan Shella bertambah.
"Hari ini orang-orang harus tau kalau gue sedang mengandung anaknya Elbara Arjuna Ragaspati."
"Mama bakalan kenalin kamu sama orang-orang kalau kamu itu anak kandung dari Elbara Arjuna Ragaspati. Pokoknya semua orang harus tau kalau papa kamu itu Elbara," kata Shella sembari mengelus perutnya. "Kalau kamu sudah lahir, Mama pastikan papa kamu akan selalu ada bersama kita. Tidak ada lagi orang yang bisa ambil papa kamu. Mama akan perjuangkan semuanya demi kamu. Mama janji," lanjut Shella.
Pintu kamar terbuka lebar. Seorang pria paruh baya yang mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan celana hitam berjalan ke arah anaknya. Pria paruh baya itu mengacak rambut Shella dengan gemas. Senyuman dari bibirnya membuat mata pria itu menyipit. Ridwan bahagia lantaran raut wajah anaknya sangat ceria.
"Pa, Shella mau datang ke acara reuni SMA Dirgayaksa."
"Papa gak bisa anterin kamu, Shell. Papa ada meeting. Kamu berangkatnya sama sopir aja, ya."
Shella menggeleng. "Gak perlu, Pa. Shella mau berangkat sama cowok Shella, Pa." Shella tersenyum.
***
Elbara meraih hairdryer yang ada di atas lemari. Cowok itu berdiri di belakang istrinya yang tengah duduk di depan meja rias. Elbara menyugar rambutnya penuh percaya diri membuat Kayla memutar bola matanya."Masih ngambek, Kay?"
Tidak ada jawaban yang terlontar dari Kayla. Cewek cantik itu malah menyumpal telinganya dengan earphone dan mendengarkan lagu kesukaannya dari sebuah aplikasi musik yang ada di ponselnya.
"Sayang," panggil Elbara. "Rambutnya biar aku keringin, ya, Sayang," ujar Elbara terdengar begitu lembut.
Elbara dengan telaten mengeringkan rambut istrinya. Sesekali mata miliknya fokus menatap wajah cantik istrinya dari cermin datar yang ada di hadapan mereka. Kayla mendongak, menatap wajah tampan suaminya ketika handphone milik Elbara berdering.
"Mantan nelepon."
"Biarin aja, Sayang."
"Angkat dulu! Siapa tau penting." Kayla mengambil alih hairdryer yang ada di tangan suaminya.
Elbara menuruti permintaan Kayla untuk mengangkat panggilan masuk dari Shella. Hal tersebut membuat Kayla berdecak kesal. Padahal, sebenarnya Kayla hanya ingin mengetes suaminya. Namun, kenyataannya Elbara malah mengikuti saran Kayla menerima panggilan itu.
"Gak bisa, Shell. Gue udah ada istri. Ngapain juga gue harus berangkat sama lo yang statusnya bukan siapa-siapa gue. Masih ada cowok yang bisa lo tebengin, Shell. Gak usah sama cowok orang lain juga!"
***
Robby menaruh sekuntum bunga mawar merah di atas gundukan tanah pemakaman istrinya. Tangannya terangkat mencengkeram nisan yang bertuliskan nama istrinya. Pria itu mendongak untuk menahan air matanya yang hampir lolos membasahi pipinya. Dadanya terasa dihimpit bebatuan besar ketika dirinya mengingat kejadian yang sudah belasan tahun berlalu. Kejadian yang berhasil merenggut nyawa istrinya."Sudah belasan tahun kamu pergi ninggalin aku dan Alvano, Vin. Tapi sampai saat ini aku masih merindukan kebersamaan kita dulu, Vin," kata Robby. "Kebersamaan kita bertiga, aku, kamu, dan Alvano kecil," lanjutnya.
Robby mengambil napasnya dalam-dalam, lalu dia embuskan secara perlahan. Air mata yang sejak tadi menumpuk di pelupuk matanya pun mulai mengalir, membasahi pipinya dan berakhir jatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...