Tangisan bayi menggema di rumah ukuran sempit itu. Kayla yang berada di dapur, buru-buru menghampiri sumber tangisan tersebut yang berasal dari kamar. Cewek cantik itu menggendong Bella, tangannya bergerak mengusap punggung mungil anaknya.
"Tenang, Sayang. Mama ada di sini."
Kayla membawa Bella ke ruang tengah, berharap kalau Bella bisa lebih tenang. Namun, tangisan Bella semakin terdengar kencang. Kayla menghela napasnya berat. Cewek itu tiba-tiba kepikiran suaminya. Dia takut terjadi apa-apa dengan Elbara lantaran Bella terus menangis.
"Mau telepon papa? Bentar, ya, Cantiknya Mama. Mama ambil dulu HP-nya di meja makan." Cewek cantik yang mengenakan daster warna hitam motif bunga-bunga melangkah menuju dapur. Cewek cantik itu menarik kursi plastik, lalu duduk di sana. "Papa, Bella kangen banget sama papa," ucap Kayla sembari mencari kontak suaminya di ponsel yang ada di genggamannya.
Sayang, kamu baik-baik aja, kan? Sayang, angkat teleponnya dong, biar aku sama Bella gak khawatir. Sayang, Elbara Arjuna Ragaspati, batin Kayla.
Kayla menepuk-nepuk tubuh Bella. "Bella sayangnya Mama. Kamu mikirin papa kamu? Papa kamu pasti baik-baik aja, Nak," ucap Kayla menenangkan Bella. Meskipun, kenyataannya Kayla ikut panik.
***
Elbara mendorong gerobak cilok dengan diikuti anak kecil berumur tiga tahun yang senantiasa berpegangan ke ujung baju papanya. Elbara dan Raymond berhenti kala ada beberapa orang yang memanggilnya."Bang Elbara!"
Mereka menghampiri Elbara dan Raymond yang menepi di pinggir jalan. Elbara menatap satu persatu empat orang cowok yang mengenakan seragam putih abu-abu.
"Anak ganteng, namanya siapa?" tanya seorang cowok yang mengenakan topi sekolah. Cowok itu menyejajarkan tubuhnya dengan Raymond. Raymond sendiri malah bersembunyi di belakang papanya.
"Bentar, Nak. Papa mau layanin kakak-kakak dulu." Elbara membuka tutup panci. "Mau beli berapa?"
"Lima puluh ribu, Bang. Satu bungkusnya lima ribu."
"Gokil! Lo lapar atau doyan?" tanya seorang cowok yang mengenakan dasi di kepala.
Cowok yang mengenakan topi, mengubah posisinya menjadi berdiri di samping Elbara. "Gue doyan, lagian gue beli juga buat kalian bertiga juga kok. Dengan satu syarat, lo pada jangan lupa izinin gue buat nginep di rumah salah satu dari kalian." Dia tersenyum.
"Lo masih gak diizinin balik sama bokap?" tanya seorang cowok yang mengenakan kacamata.
"Bukan enggak diizinin, tapi gue malas lihat istri barunya bokap gue. Masih cantikan almarhumah bunda gue."
Elbara menyerahkan kantong kresek hitam ke cowok yang berdiri di sampingnya. Cowok itu menerima kantong kresek berisi cilok,lalu menyerahkannya ke cowok yang mengenakan kacamata. "Pegangin! Gue mau bawa ATM gue dulu," ucapnya.
Cowok yang mengenakan topi merogoh uang yang ada di saku seragamnya. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal kala uang yang dia temukan cuma selembar uang warna ungu. Dia baru ingat kalau hari ini ATM miliknya sudah diblokir ibu tirinya. Cowok yang mengenakan topi mendekati seorang cowok yang mengenakan dasi di kepala yang berdiri di samping cowok berkacamata.
"Ando ganteng, bayarin dulu dong. Nanti, gue ganti."
"Sudah gue duga dari awal! Kalau lagi kere enggak usah sok-sokan mau nelaktir orang segala! Ujung-ujungnya malah gue juga yang repot," dengus Ando.
Ando tetap mengeluarkan selembar uang warna merah dari saku seragamnya. "Bang, ini uangnya."
"Bentar, gue ambil kembaliannya--"
![](https://img.wattpad.com/cover/324124535-288-k268887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARAKAYLA [ENDING]
RomanceYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "𝐋𝐨 𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐠𝐮𝐞? 𝐋𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚?" Sejak kecil, Elbara sudah ditinggal mamanya. Mamanya lebih...