29. Semakin cantik

4.2K 458 44
                                    

"Ray, sini duduknya dekat Mama dan Papa."

Raymond menggeleng. Dia lebih memilih duduk di pangkuan Alvano. Hal tersebut membuat Elbara cemberut. Elbara tidak suka melihat anaknya akrab dengan Alvano yang merupakan mantan Kayla.

"Kay, habis ini lo harus melakukan tes DNA ," celetuk Haikal membuat beberapa pasang mata tertuju kepada seorang cowok yang duduk di samping Aqilla. "Gue ragu kalau Raymond anaknya Elbara," lanjut Haikal.

Elbara memutar bola matanya. Cowok itu memutuskan untuk pergi dari sana. Elbara sangat malas jika harus satu meja dengan Alvano. Elbara memilih untuk pergi ke kamar daripada harus melihat keakraban Raymond dan Alvano. Cowok itu mengernyitkan keningnya kala istrinya mencekal tangannya kala Elbara berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Kayla.

"Ke kamar. Mau ikut?"

Kayla menggeleng. "Aku mau temenin anak-anak di sini. Kamu mau susu?" Kayla sedikit memelankan suaranya.

"Gak!" tolak Elbara mentah-mentah.

Setelah mengatakan itu, Elbara melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda. Alvano tersenyum tipis kala punggung Elbara sudah menjauh dari pandangannya. Cowok itu menunduk kala Raymond tidak sengaja menjatuhkan makanan ke kemeja Alvano.

"Pak biar saya bersihin," ujar Riska. Gadis itu mengeluarkan tisu dari saku celananya.

Alvano menggeleng. "Gak usah. Saya bisa sendiri."

"Gala-gala Lay baju Om kotol." Anak kecil itu menatap kemeja putih Alvano yang kotor karena noda cokelat.

Alvano mengusap rambut Raymond. "Enggak, Bos kecil enggak salah." Alvano beralih melirik Riska. "Riska, tolong kamu beliin saya kemeja putih. Kamu perginya dianter sama Billy," ucap Alvano sembari melirik Billy.

Billy dan Riska mengangguk. "Siap, Pak."

"Vin," panggil Kayla.

Vinsilla yang tengah menyuappi putranya menoleh. Kebetulan cewek itu duduk di samping Kayla. Kernyittan di kening Vinsilla tercetak sangat jelas. "Kenapa?"

"Gue titip Raymond. Gue mau nyamperin suami gue."

***
Elbara duduk dengan kedua lututnya yang ditekuk sampai batas dada di kasur. Hati miliknya masih terasa panas melihat keakraban Raymond dengan Alvano.

"Argh! Gue gak rela kalau anak gue seakrab itu sama Alvano siallan!" geram Elbara. Tangannya terkepal erat. Sorot matanya begitu tajam. "Gue gak bakal sebenci ini kalau dulu lo gak nyakitin Kayla. Lo bego banget Al. Bego banget dulu lo malah bikin Kayla kecewa sama lo."

Elbara mengubah posisinya menjadi tiduran. Cowok itu melipatkan tangannya di belakang kepala. Matanya menatap langit-langit kamar. Beberapa saat kemudian, pikirannya melayang ke kejadian lima tahun yang lalu. Kejadian yang berhasil membuat Elbara murka dan semakin membenci Alvano Admadja.

Lima tahun yang lalu....

Elbara dan Haikal datang ke kelab untuk menghilangkan penat mereka selepas ujian matematika. Elbara dan Haikal datang ke sana masih mengenakan seragam sekolah dengan seragam bagian atas yang ditutupi hoodie warna hitam.

"Stress banget gue menghadapi soal matematika," keluh Haikal. Cowok itu mengipasi wajahnya mengenakan topi hitam milik Aksa. "Panas banget, Elbara di sini. Padahal di sini ada AC."

"Mungkin lo setan, Kal," balas Elbara.

Haikal menimpuk kepala Elbara. "Kurang asem lo ngatain gue setan! BTW kenapa lo gak ngajak cewek lo ke sini?" Haikal menaikkan sebelah alisnya.

ELBARAKAYLA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang