Dewo melempar HPnya ke Marvin yang sedang terpejam mendengarkan musik menggunakan earbud. Cowok itu lantas membuka mata. Mengambil HP yang ada di atas perutnya sambil menatap tanya.
"Ngapain lo foto?" Dewo ikut menaikkan kedua kakinya ke atas meja, sama seperti Marvin.
"Lucu 'kan? Biar Andre ada kerjaan sama bocil-bocilnya yang lagi kasmaran."
"Lucu?"
Marvin mengangguk. Mengembalikan ponsel Dewo yang masih menampilkan screenshot storygram dharmalicious.
"Nggak ada maksud lain, Wo. Kalo dia sampe kena imbas dari itu, ya ... salah lo, bukan gue."
Dewo mendecih. Kesal karena bisa-bisanya ia tak melihat Marvin ada di warung itu semalam. Entah duduk dan bersembunyi di mana, sampai Marvin bisa mengambil foto yang sepagian ini viral di dharmalicious. Dewo hanya takut hal itu berimbas buruk ke Dinar. Cewek yang Dewo tahu barusaja memasuki zona ter-apes dalam hidup—setelah berurusan dengan begundal SMA Dharma.
"Siap-siap aja lo jadi tameng tuh cewek—"
"Dinar," koreksi Dewo risi dengan sebutan "tuh cewek".
"Terserah! Foto semalem udah kesebar, widodari-widodari lo mau nggak mau bakalan turun tangan." Marvin menurunkan kaki, duduk menghadap Dewo. "Berani taruhan pasti Inka udah ambil start, Wo!"
Dewo menoleh horor. Menatap temannya yang tertawa lepas seperti tak ada rasa bersalah.
Sialan, Marvin. Bisa-bisanya juga Dewo tak kepirikan soal Inka. Cewek itu sudah pasti jadi yang pertama untuk menemui Dinar setelah Marvin dengan bodohnya meng-upload storygram semalam.
Lima detik Dewo berpikir. Begitu bel masuk kelas berbunyi nyaring, dirinya justru keluar kelas setelah sejak istirahat tadi Dewo hanya duduk diam bersama Marvin.
"Dewo, mau kemana? Ini jam masuk kelas," ucap guru sejarah saat berpapasan dengan Dewo.
Bukannya menjawab, Dewo hanya berbalik menatap guru sejarah kelasnya yang masih tergolong muda, sambil menaik-turunkan resleting celananya. Ekspresi Dewo begitu manis. Membuat semua siswi kelasnya yang melihat dari jendela, berteriak histeris.
"Jangan kurang ajar, Dewo! Lima menit ke toiletnya!!
Dewo tersenyum. Berbalik dan meninggalkan lambaian tangan untuk guru sejarahnya.
•
Between Us • ddr [publish 31 Juli 2022]
•Jalur toilet yang dituju Dewo berubah. Kini ia duduk di anak tangga sambil memegangi ponsel yang kini tengah melakukan panggilan keluar. Berkali-kali Dewo berusaha memanggil nomor yang bahkan belum disimpan ke kontak. Hampir setiap memanggilnya, selalu saja ditolak.
Dewo tak kehabisan sabar. Masih terus menghubungi Dinar sampai nada sambung itu berubah.
"Halo??" sapa suara di seberang, berbisik.
"Keluar. Gue tunggu di tangga."
Setelah mengucapkan itu Dewo mematikan panggilan. Beberapa saat kemudian telinganya bisa mendengar langkah kaki di lantai atas. Tergesa saat menuruni anak tangga. Tanpa menoleh pun, Dewo tahu langkah itu dari kaki Dinar.
"Ngapain??" bisik Dinar dengan ekspresi tak suka.
Dewo berdiri. Tidak mengucapkan banyak hal, tapi langsung menggandeng Dinar untuk menuruni anak tangga.
Semua lorong sepi. Dewo membawa Dinar ke halaman parkir melewati depan UKS. Hanya jalan itu satu-satunya yang aman dari semua pandangan siswa. Termasuk dengan cctv Inka CS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [ complete story ]
Teen FictionDipublish 31 Juli 2022 • ddr • tamat 2 Maret 2023 Terjebak dalam sebuah tawuran antar pelajar, belum pernah terbayangkan di hidup Dinar yang setahun lagi lulus SMA. Pengalaman buruk yang membawanya berurusan dengan dua cowok populer-yang bahkan sebi...