Badan botol itu saling bertubrukan. Tiap-tiap orang yang ada di situ lalu menenggak bir mereka sendiri, termasuk Dewo. Melewatkan jam belajar meski tahu ujian semester masih berlangsung dua hari ke depan. Di sebuah kedai warmindo tidak jauh dari rumah Andre, mereka nongkrong sambil bermain gitar.
Sesuatu menelisik perhatian Dewo ketika melihat gitar kepunyaan Dipta. Temannya itu bermain cukup baik sebagai pemula. Sebuah lagu dari Virgoun-Bukti, jadi lagu yang dilantunkan Dipta meski patah-patah karena skill bermain gitarnya masih pas-pasan.
"Lo cepet belajar," komentar Dewo mendapat senyum manis Dipta.
"Baru satu lagu. Lainnya masih bego gue."
Dewo manggut-manggut. Menenggak bir kalengnya yang tadi dibawakan Andre secara cuma-cuma.
Petikan gitar kembali terdengar. Dewo terus memerhatikan Dipta bermain dan sesekali membenarkan jemari cowok itu ketika salah menekan accord.
"Emh! Gile ...."
Semua kepala menoleh ke Idang. Cowok yang duduk paling tengah dan sibuk bermain HP dengan tingkat kecerahan layar paling terang tersebut, tampak geleng-geleng takjub. Idang lalu menunjukkan sebuah storygram yang sengaja ditahan ke teman-temannya.
Pertama Marvin. Cowok itu mengernyit sesaat sebelum kedua alisnya naik bersamaan dengan bibir mengerucut. Layar berpindah ke Andre yang memerhatikan sekilas, lalu melirik Dewo dan Dipta sambil berseru pelan. Ekspresi Andre paling menggoda membuat Dipta merebut HP Idang. Melihat sendiri apa yang begitu menarik sampai-sampai sosok Andre yang terkenal pemuja Inka abadi, berseru seperti melihat cewek telanjang di Instagram.
Dewo masih diam di tempat. Meminum bir sampai habis sebelum membuka satu kaleng lagi. Ia mendiamkan Dipta yang masih sibuk dengan HP Idang. Memutar ulang storygram-entah milik siapa-sampai cowok itu mendapat senyum kecut dari si pemilik HP.
"Tumben cakep," komentar Marvin membuat Dewo melirik penasaran.
"Pas angle-nya," tambah Andre. Cowok itu menepuk lengan Idang yang terkekeh setuju.
Sebelah alis Dewo naik. Masih tidak tahu apa yang dibicarakan teman-temannya sampai HP-nya sendiri bergetar singkat. Dewo mengecek. Satu notifikasi muncul di layar. Tentang seseorang yang dulu pernah ia aktifkan notifikasi setiap postingan instagramnya.
Sekilas Dewo berdeham. Melirik ke Idang, Marvin dan Andre sebelum membuka storygram milik Dinar. Sebuah video singkat. Tidak sampai lima belas detik, tapi sungguh membuat kerongkongan Dewo kering dan genggamannya pada kaleng bir mengerat.
Buru-buru Dewo me-replay storygram itu setelah melihat kondisi teman-temannya yang mulai sibuk dengan bir dan obrolan lain. Termasuk Dipta yang belum bosan setelah lebih dari sepuluh kali memutar storygram laknat itu.
Ya, memang laknat menurut Dewo. Bahkan, leher Dewo sampai terasa kaku karena sebuah storygram singkat Dinar yang dipostingnya secara cuma-cuma. Lima foto yang dijadikan satu dalam video singkat. Foto random super weight mode yang sedang viral untuk postingan Instagram masa kini. Namun, bukan itu yang membuat Dewo langsung me-replay storygram Dinar, tapi baju yang dikenakan cewek itu membenarkan opini Marvin dan Andre.
Entah, Dewo tak tahu jenis baju apa yang dipakai Dinar. Seperti kaos dalam kepunyaannya yang begitu ketat untuk ukuran badan kurus Dinar. Bra hitam mengintip di balik kaos dalam ketat itu, dan Dewo bahkan bertanya-tanya tentang berapa ukuran bra yang dipakai Dinar di foto itu. Karena kelihatan tidak pas bahkan kekecilan.
athaliadinar
Kenapa ya wo?Leher Dewo makin kaku. Harus dengan apa Dewo memberi tahu Dinar, kalau storygram laknat itu sangat memancing perhatian cowok-cowok begundal yang bahkan menganggap Dinar adalah bukan tipe mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [ complete story ]
Teen FictionDipublish 31 Juli 2022 • ddr • tamat 2 Maret 2023 Terjebak dalam sebuah tawuran antar pelajar, belum pernah terbayangkan di hidup Dinar yang setahun lagi lulus SMA. Pengalaman buruk yang membawanya berurusan dengan dua cowok populer-yang bahkan sebi...