Dewo IPS
OkSebelah alis Dewo naik. Layar HP di genggamannya perlahan mati setelah melihat roomchat dengan kontak Dewo IPS tersebut membalas pesan. Dewo lalu membodohi diri sendiri yang bisa-bisanya memasang passcode 6 digit angka sama. Sudah pasti Dinar bisa menebak.
"Mana HP gue?" tagih Idang yang duduk di samping Dewo.
HP itu lantas diberikan kepada yang punya. Dewo mendengkus. Mengusap wajahnya singkat sebelum menenggak anggur merah yang memang sudah dipersiapkan Andre untuk penutupan acara camping gerombolan mereka.
"HP lo dibawa siapa, Wo?" tanya Idang setelah membaca pesan yang masih tersimpan di HPnya.
Dewo enggan menjawab. Ia melirik ke Dipta yang barusan menuang anggur putih ke gelas plastik bekas air mineral. Cowok itu sejak bergabung dengan gerombolannya memang mulai doyan minum. Bahkan, Dipta termasuk tipe cowok yang susah mabuk. Ketika yang lain bahkan sudah kobam hanya dengan satu botol anggur merah, hal itu tidak berlaku untuk Dipta yang perlu menghabiskan dua setengah botol lebih dulu, baru cowok itu bisa pingsan di tempat.
"Abisin, Wo," perintah Dipta yang barusan menenggak anggur putihnya.
"Kenyang."
"Kita balik jam tujuh, lo nggak sayang sama tuh botol?"
"Abisin, Wo. Gue beli banyak khusus lo. Dipta cuma doyan anggur putih." Andre ikut komentar. Di sampingnya, Inka mencuri lirik Dewo sebelum melanjutkan bermain HP.
"Thanks, tapi gue kenyang."
"Nggak asik lo, Wo. Haha, hiks!" Marvin yang sedikit-sedikit bisa nyambung memilih kembali memejam.
Penutupan acara camping yang terkesan VVIP itu memang sering dilakukan Andre untuk gerombolannya di rooftop. Khusus, antara dirinya, Dewo, Dipta, Idang dan Marvin. Selebihnya, Inka hanya cewek yang selalu diajak Andre kemana pun cowok itu mau. Dan anggur merah adalah favorit Dewo. Manis dan lebih sebagai jamu jika dikonsumsi sesuai takaran. Dewo bukan penyuka minuman keras merek mahal, cukup anggur merah atau putih saja Dewo sangat menghargai Andre yang selalu punya ide menggelar pesta.
Namun, keseruan acara minum anggur itu sedikit terinterupsi dengan derap langkah seseorang di tangga rooftop. Inka yang pertama kali peka dengan suara itu seketika terkejut, merubah posisi duduk yang sejak awal menyandar malas di kursi single kayu samping Andre, kini bersiap dengan posisi melarikan diri.
Andre pun sama. Dengan gerakan gesit dirinya menurunkan enam botol sekaligus dari atas meja kayu yang sebagian kaki mejanya keropos.
"Wo?"
"Anjing!" Andre berdecak gemas. Enam botol tadi lantas dinaikkan lagi ke tempat semula.
"Sorry, gue yang suruh dia naik," jelas Dewo lalu bangkit dari kursi.
Dewo tak lengah dan sempat memerhatikan Dipta yang juga terkejut dengan kehadiran Dinar.
"G-gue ganggu, ya?" tanya Dinar terbata. Suaranya lirih dan dari gerakannya, Dewo bisa menyimpulkan cewek itu takut.
Sekilas Dewo menoleh ke belakang. Semua teman-temannya menatap kesal ke Dinar.
"Hem. Ikut gue," ajak Dewo langsung menarik Dinar pergi ke tangga rooftop.
"Lo mabuk, Wo?"
"Kenapa?"
"Napas lo bau aneh."
Dewo tersenyum tipis. Pintu ujung tangga menuju rooftop ditutup rapat oleh Dewo. Ia mengajak Dinar duduk di salah satu anak tangganya. Dewo lalu menengadahkan tangan. Meminta benda yang tadi sempat dilupakannya saat turun dari bus. Padahal, HP adalah satu-satunya benda yang tidak bisa dibuat jauh dari tubuh Dewo, tapi bisa-bisanya tadi Dewo kelupaan tentang benda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [ complete story ]
Подростковая литератураDipublish 31 Juli 2022 • ddr • tamat 2 Maret 2023 Terjebak dalam sebuah tawuran antar pelajar, belum pernah terbayangkan di hidup Dinar yang setahun lagi lulus SMA. Pengalaman buruk yang membawanya berurusan dengan dua cowok populer-yang bahkan sebi...