11.

159 41 19
                                    

Kerumunan di depan papan mading sedikit mengalihkan perhatian Dewo. Baru tiba di sekolah, naik angkot yang sayangnya tidak bertemu Dinar. Kini Dewo ikut ngantre melihat papan mading sekolahnya yang menyimpan informasi seru—melihat banyak siswa bersorak gembira setelah membaca mading.

"Keren, nih! Dharma akhirnya punya ide ngajak camping!"

Dewo menoleh. Ada Idang yang merangkul pundaknya. Di tengah-tengah kerumunan siswa yang berebut melihat mading, justru Dewo yang paling tidak antusias dengan ide refreshing yang sudah pasti banyak campur tangan dari Andre.

Membelah kerumunan, Dewo pergi dari depan mading menuju gedung kelas 12 IPA. Namun, baru ingin menaiki tangga, Dewo tidak melanjutkan langkah begitu melihat Andre dan beberapa temannya turun. Dewo menangkap gerakan tangan Inka yang awalnya menggandeng tangan Andre, perlahan melepasnya.

Dewo tersenyum kecut. Menanti Andre dan gerombolannya sampai bawah.

"Minggu lo harus ikut," ucap Andre setelah bertatap muka dengan Dewo.

"Males."

Cowok dengan seragam paling rapi di antara lainnya saat itu, merangkul Dewo layaknya teman akrab. Mereka berjalan menuju kantin karena memang jam pelajaran pertama sampai ketiga ditiadakan. Ada rapat guru yang membuat semua siswa bebas sejak pagi sampai siang.

"Tempatnya gue bikin jauh, Wo. Lo santai kalo mau teler. Gue udah persiapin semua."

Omongan Andre tersebut membuat anak-anak lain yang mendengar lantas berseru senang.

"Di mana?" tanya Dewo penasaran.

"Pantai. Dari bulan lalu gue udah usul acara ini ke kepala sekolah. Ya, dengan alibi refreshing otak sebelum latihan ujian kelas tiga. Oke, 'kan?"

"Lo tau gue orangnya gimana."

"Emang nggak asik lo orangnya. Seenggaknya kali ini ikut, Wo. Dari jaman study tour ke Raja Ampat setaun lalu masa nggak berubah. Perlu banget gue seret?" Idang terkekeh mengejek.

Mereka sampai di kantin, lebih tepatnya meja kebanggaan mereka yang kali ini terpaksa menambah meja lain untuk disatukan. Alasannya karena Inka dan dua temannya ikut bergabung.

"Gue ikut asal beda bus sama anak IPA."

Para cowok yang tadinya mengejek Dewo, menertawakan cowok yang hobinya hanya tawuran dan bermain gitar di kamar, seketika diam. Andre yang paling pertama berubah ekspresi. Melirik Dewo yang dibalas dengan tatapan menantang.

"Lo mau gue bikin peraturan soal bus demi lo ikut camping ini?" tanya Andre pelan. Semuanya diam mendengarkan.

"Hem."

"Andre mendecih. " Gunanya?"

Bukannya menjawab, Dewo memilih mengedik singkat. Menyandarkan punggung ke kursi sambil menatap Yusuf yang selalu jadi orang tukang memesan makanan dan minuman mereka.

"Bukan masalah besar juga gue nggak ikut. Have fun." Dewo tersenyum singkat.

"Cuma camping kali, Wo. Dua hari satu malem. Apa yang lo takutin?"

"Lo," jawab Dewo tegas sambil menatap dingin Inka. Cewek yang kini duduk persis di sebelahnya.

Cewek itu lalu membuang muka.

Dewo lalu merasakan rahangnya dicengkeram Andre. Membawa kepala itu untuk menatap lurus ke sang ketua osis yang duduk di seberang Dewo.

"Denger ya semua! Lo pada harus ikut acara ini dan gue nggak mau tau ada alasan lain yang bisa batalin acara kecuali sakit!" tegas Andre lalu melepas cengkeramannya dari rahang Dewo. "Termasuk lo, Wo. Gue ikutin kemauan lo. Bus anak IPA-IPS beda."

Between Us [ complete story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang