56. PERGI?

3.9K 240 22
                                    

~Happy Reading~

•••

3 bulan berlalu tapi Rena belum juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari komanya, ia masih setia menutup mata indahnya itu.

"Ta, lebih baik kamu pulang dulu Nak biar Rena, Mama aja yang jagain sementara" ucap Windy memberikan saran pada menantunya itu karena ia tau Atta belum pulang sejak beberapa hari yang lalu.

"Gak papa kok Ma biar Atta aja yang jagain Rena lagipula Atta juga udah istirahat kok tadi, lebih baik Mama aja yang pulang" tolak Atta.

Windy menghela nafas panjang melihat kondisi menantunya yang seperti sekarang ini, selama 3 bulan
Rena koma Atta benar-benar tidak mau meninggalkan istrinya itu bahkan untuk urusan pekerjaan pun ia lebih memilih membawa pekerjaannya ke rumah sakit.

24 jam waktunya memang benar-benar ia habiskan untuk menjaga sang istri yang tidak tau kapan akan sadar. Belum lagi penampilannya pun sudah jauh berbeda, terbukti dari berat badannya yang turun drastis bahkan rupanya saja tak terurus tapi masih tetap tampan.

"Ta, kamu jangan gini Nak. Nanti kalo Rena bangun pasti dia bakal marah kalo liat kamu begini" ucap Windy yang tak tega melihat keadaan menantunya itu. Menyedihkan, ya itu yang menggambarkan seorang Atta sekarang.

"Itu yang Atta mau, liat Rena marah lagi terus ngomel karena Atta gak mau dengerin dia"

"Atta kangen omelan Rena, Ma" lirih Atta.

"Kapan ya kira-kira Rena bakal bangun? Apa dia gak kangen sama Atta? Sama kita semua? Kenapa Rena betah banget tidurnya Ma" lanjutnya.

Windy hanya bisa memberikan usapan lembut pada kepala menantunya itu, ia juga sangat mengharapkan agar Rena segera bangun dari komanya tapi apa daya ia pun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Insyaallah, Rena akan secepatnya sadar Nak" ucap Windy.

"Yaudah kalo memang kamu tetap mau disini Mama pulang dulu ya, nanti Mama balik lagi kesini sama Papa" lanjutnya yang di angguki oleh Atta. Kemudian ia pun pergi dari ruangan Rena.

"Kamu betah banget ya tidurnya sampai gak mau bangun" lirih Atta sambil menyenderkan kepalanya ditepi brankar Rena kemudian tangannya perlahan turun menuju perut Rena yang sudah agak membuncit itu.

Fyi selama Rena koma alhamdulillahnya janin yang ada di dalam kandungannya tetap bisa berkembang dengan baik dan sehat.

"Aku kangen denger kamu ngidam terus minta rujak kaya waktu kita honeymoon dulu" kekeh Atta saat mengingat permintaan Rena waktu itu.

"Aku juga kangen kamu peluk, kangen kamu cium, kangen kamu omelin, kangen semuanya yang ada di diri kamu" lanjutnya dengan air mata yang tanpa sadar sudah mengalir di kedua pipinya.

"Apa kamu gak mau ngomelin aku lagi. Kamu liat keadaan aku sekarang gak keurus sama sekali semenjak kamu koma, aku sengaja kaya gini supaya kamu cepet bangun terus omelin aku kaya biasanya, kamu gak suka kan ngeliat kalo penampilan aku berantakan."

"Aku bener-bener kesiksa karena keadaan kamu yang kaya gini, hukuman yang kamu kasih terlalu berat sampai aku gak sanggup rasanya"

"Tolong bangun Yang, aku mohon banget sama kamu" ucapnya dengan suara tangisan yang begitu memilukan. Seorang Atta yang orang kenal sangat bringas dan tidak kenal ampun nyatanya hanyalah seorang pria yang sangat lemah dan mudah menangis disaat orang yang di cintainya terluka ataupun tersakiti apalagi itu karena ulah dirinya sendiri.

RENATTA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang