RENATTA [TERBIT]

18. DIA KEMBALI

~Happy Reading~

°° °° °°

"Sssttt" ringis Atta saat Rena mengobati luka di wajahnya akibat perkelahian tadi.

"Maaf ya" Rena ikut meringis saat mengobati luka Atta.

"Kamu juga gak papa kan?" tanya Atta .

Rena mengangguk. "Aku gak papa kok"

Atta tiba-tiba menghentikan aksi Rena saat mengobati wajahnya dan beralih memegang pipi Rena yang kemerahan akibat ditampar salah satu anggota AMORFOS tadi.

"Aku gak akan biarin orang yang buat kamu kaya gini hidup tenang, aku bakal balas berkali-kali lipat dari yang dia buat" ucap Atta.

"Kamu jangan ngelakuin sesuatu yang buat aku khawatir" ucap Rena.

"Kamu khawatir sama aku?" tanya Atta.

Rena mengangguk. "Iyalah, yakali aku gak khawatir sama suami sendiri"

Atta yang mendengar itu pun jadi senyum-senyum sendiri seperti biasa, seakan melupakan rasa sakit di wajahnya.

"Kenapa kamu senyum-senyum?" tanya Rena ketika melihat tingkah Atta.

Atta menggeleng dengan senyuman yang masih tercetak jelas dikedua sudut bibirnya.

"Aku gak akan buat kamu khawatir malahan aku yang khawatir sama kamu. Aku takut setelah kejadian ini kamu bakal jadi incaran mereka" ucap Atta kemudian.

"Aku gak bakal kenapa-napa, kan ada kamu yang selalu jagain aku" ucap Rena sambil tersenyum kemudian kembali mengobati luka di wajah Atta lagi.

"Kamu kenal sama Doni?" tanya Atta tiba-tiba.

Rena menggeleng kepalanya. "Gak kenal, emang kenapa?"

"Aku tadi sekilas dengar dia nyebut nama kamu seakan udah kenal lama"

"Masa sih, kayanya gak deh lagian aku baru pertama kali itu ngeliat dia" ucap Rena sambil merapikan obat-obatan yang ia gunakan tadi.

"Kalo kamu" ucap Rena yang membuat Atta mengerutkan keningnya.

"Aku kenapa?" tanyanya.

"Stefy siapa? Kenapa bahas tentang pembunuhan Stefy? Apa Stefy udah meninggal?" tanya rena bertubi-tubi karena tadi ia mendengar Doni meneriaki nama Stefy.

Atta seketika terdiam saat Rena bertanya tentang Stefy.

Atta menggeleng lalu tersenyum. "Bukan siapa-siapa jadi gak usah dipikirin"

Rena sebenarnya merasa tidak puas dengan jawaban Atta tapi ia juga tidak bisa memaksa jika Atta tidak mau bercerita.

"Yang, gimana kalo kamu ikut aku ke markas aja" ajak Atta sekalian mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Ngapain?"

"Ya ikut aja daripada kamu sendirian dirumah soalnya aku mau ke markas ada yang perlu dibahas sama yang lain" jelas Atta.