.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
‼️ MATURE CONTENT ‼️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."I won't walk around like that anymore."
Rayyan senyum sinis saat mendengar ayat itu keluar dari bibir isterinya. "Can I trust your words?"
Ayyara mengetap bibir. "I fucking hate you Rayyan!" Keras Ayyara menuturkan itu.
"Tch.." Rayyan menggelengkan kepalanya. "That's not a good answer, sweetheart." Kakinya melangkah kembali, mendekati Ayyara yang masih duduk di atas permukaan meja kerja itu. Sambil itu, tangannya membuka belt seluarnya. Setelah menanggalkan seluarnya, tangannya menarik kaki Ayyara agar lebih rapat dengannya. Pinggang Ayyara dipeluknya erat sambil dia menurunkan boxer yang dipakainya.
"You really like your punishment, don't you?" Senyuman sinis meniti di bibir Rayyan bila dia melihat wajah Ayyara yang mulai tidak sabar saat dia menggeselkan batang kerasnya di bibir kemaluan Ayyara.
"Y..yes.." Ayyara menjawab juga.
Rayyan senyum. "Turn around baby. I'm gonna punish you on your table in your fucking office," arah Rayyan dengan nafas yang kencang. Sambil itu, tangannya menggosok batangnya yang sudah keras dan tegak itu, menanti untuk masuk ke dalam lubang sempit milik isterinya.
Dengan sekelip mata, Ayyara terus memusingkan badannya. Rayyan menekan belakang badannya agar dia badannya membongkok di permukaan meja itu. Sambil itu, tangannya menghalakan batangnya pada permukaan kemaluan isterinya.
"Argh!" Ayyara menjerit saat Rayyan tiba-tiba menolak batangnya ke dalamannya. All 7 inches, in one go. Tangannya memegang kuat sisi meja, berpaut pada meja kerja itu.
Rayyan hanya diam, tidak bergerak. Matanya meneliti belakang badan isterinya itu sambil tangannya mengusap lembut bongkah punggung Ayyara. "A punishment should not be liked, sweetheart," ujar Rayyan biasa sebelum tanpa amaran, dia menampar bongkah punggung isterinya itu, membuatkan Ayyara terjerit kecil.
"A punishment should be a punishment, not a pleasure."
Another slap.
"Fuck you," gumam Ayyara dengan nafas berat dan kencangnya.
"You shouldn't make a mistake after a punishment."
And another slap.
"Or in the middle of your punishment, sweetheart."
"God!" Raungan terlepas dari mulut Ayyara saat Rayyan mulai menghentak batangnya dengan kuat di dalam lubang berahinya. Pinggangnya dipegang kuat oleh Rayyan sambil jejaka itu bergerak laju, membelasah kewanitaannya.
"Ahhh--- shitt fuckk ahhh-- rayy--rayyan ahh-- oh--ohh--my---god--ahh fuck"
Rayyan senyum sinis saat mendengar desahan demi desahan yang keluar dari bibir gadis itu. Matanya tidak lepas meneliti belakang badan isterinya itu. Rambut Ayyara yang lepas digenggam kuat, membuatkan kepala gadis itu terdongak. "Love it huh?"
Ayyara mengangguk laju. "Y..yes.. ah-- s..soo fucking--good ahhh-- shit ahhh fuck ahhh ahhh--"
"Good girl, you take me so well," ujar Rayyan lembut sambil pinggulnya masih bergerak laju. Bunyi becak jelas kedengaran. Matanya turun pada alat sulit mereka, di mana dia dapat melihat dengan jelas how his wife's pussy menerima dan mengeluarkan batangnya dengan laju dan how his balls menampar celah kelangkang isterinya itu. Bibirnya diketap dan pegangannya pada pinggang Ayyara menjadi semakin kuat. "Fuck!" Rayyan kembali memandang isterinya.
"You're so fucking beautiful."
One hard and full thrust.
"You're so fucking perfect."
Another hard thrust.
"You're so mine."
"Arghhh!!!" Jeritan Ayyara jelas kedengaran di telinga Rayyan saat gadis itu memancutkan cecair jernih tanpa amaran, di saat batangnya masih bergerak laju menghenjut lubang berahi isterinya.
"Oh..my..God.. ahh fuck ahhh shit!" Ayyara terdongak dengan matanya terpejam erat. Kakinya yang masih tersarung dengan kasut tinggi jelas mengigil kuat akibat her hard cumming.
Rentak Rayyan mulai perlahan, memberi ruang kepada Ayyara untuk bertenang. Sambil itu, tangannya mengusap lembut bongkah punggung dan belakang badan Ayyara. Senyuman sinis terukir di bibirnya bila melihat wajah Ayyara yang penuh dengan nafsu dan kenikmatan. Riak wajah Ayyara yang penuh kuasa sebentar tadi hilang entah ke mana. Dan itu hanya membuatkan Rayyan lebih horny.
"Imagine how your staffs and guests would react if they know their powerful leader is having sex in her office, in the same fucking building?"
Ayyara yang mendengar kata-kata Rayyan itu kembali membuka mata. Nafasnya masih jelas kedengaran kencang.
Rayyan senyum. "Do you know what do you look like now?" soalnya biasa.
"W..what?"
Rayyan tidak menjawab. Dengan perlahan, dia mengeluarkan batangnya yang masih lagi keras dan tegang dari dalaman Ayyara. Badan Ayyara kemudiannya didukung dan dibawa ke dinding kaca pejabat itu dan badan gadis itu ditolak pada dinding kaca tersebut. Mata Ayyara terbeliak. "Rayyan.. nanti orang.. ahhh!!" Tidak sempat Ayyara hendak bersuara, Rayyan sudah kembali menghentak batangnya ke dalam lubang berahinya.
"Mine," ujar Rayyan sepatah.
Ayyara memandang suaminya itu. Keningnya berkerut. "What?" soalnya kembali.
Rayyan senyum kecil. "That's how you look, sweetheart," sambungnya sambil menyatukan dahi mereka. Bibir Ayyara dikucup lembut dan ringkas.
"I fucking love you, Ayyara."
And fuck.
~
Dahi Ayyara dikucup lembut. Rayyan senyum kecil bila melihat gadis di dalam dakapannya itu bergerak sedikit, terganggu dengan kucupannya tadi. Maka, tangannya menepuk lembut lengan Ayyara agar gadis itu kembali lena.
Pandangannya kemudian dibuang ke luar kereta yang ditempah oleh Ivan untuk mereka kerana dia sendiri tidak larat untuk memandu pulang ke rumah mereka selepas sesi mereka tadi. Itu juga yang membuatkan Ayyara terus tertidur, kepenatan dan kenikmatan.
Senyuman terukir di bibir Rayyan saat dia teringat akan apa yang terjadi di pejabat Ayyara tadi. The hot moments masih segar di ingatannya. Setiap kata-kata cinta yang diucapkan oleh gadis itu. Desahan demi desahan daripada isterinya itu masih terngiang di telinganya.
"Rayyan.."
Lamunan Rayyan hilang entah ke mana saat suara Ayyara kedengaran jelas di telingnya. Dia tunduk memandang isterinya yang menyandarkan badan pada badannya. Sambil itu, matanya mengerling pada pemandu kereta itu yang matanya hanya lurus pada jalan raya.
"Yes, sweetheart?" ujarnya lembut setelah memastikan pemandu itu tidak memberi perhatian kepada mereka.
Ayyara mendongak memandang Rayyan dengan matanya yang kuyu. "Today's event is a success, right?" soalnya lembut.
Rayyan senyum dan mengangguk. "Of course."
"Tapi I takde masa diaorang balik. I supposed to be there," ujar Ayyara polos. Matanya terkebil-kebil memandang Rayyan membuatkan Rayyan tersenyum lebar.
Oh God, Ayyara after a sex is such a baby.
"Don't worry. They'll understand."
"Are you sure?"
"I'm very sure sweetheart. Kalau diaorang berani tarik diri daripada jadi your investors lepas ni, we will hunt them down. Alright?"
Ayyara tergelak kecil dan mengangguk. Dia kembali menyandarkan kepalanya pada dada Rayyan dan matanya kembali dipejamkan. "Thank you for tonight," bisiknya perlahan.
Rayyan menepuk lembut belakang badan Ayyara dan mengorak senyuman kecil. Ubun-ubun Ayyara dikucupnya lembut. "It's my pleasure, sweetheart."
~
YOU ARE READING
My Silent Temptation
RomanceRayyan Ziqri - seorang kaki perempuan yang terkenal dengan mulut manis dan wajahnya yang kacak sehingga tiada sesiapa yang dapat menolak lelaki itu jauh daripada mereka. Namun begitu, saat mereka mengambil keputusan untuk mengikut lelaki itu ke atas...