22. Kucing? Anjing atau Kelinci?

3 3 1
                                    

-
Semua yang 'tlah berlalu
Anggap masa lalu
Jadikan pembelajaran
It's a brand new day!
-Glory of love
-

Tangan mungil Chandra digenggam oleh seseorang, mereka berdua berjalan memasuki sebuah pekarangan rumah. Anak laki-laki tersebut sangat bersemangat, saat hampir tiba di depan pintu, ia melepaskan tangannya dari genggaman sang ayah.

"Assalamualaikum!" seru anak tersebut mengetuk pintu raksasa di depannya.

Tak lama pintu terbuka dan menampakan seorang pria bertubuh jangkung menyambutnya, kedua tangannya sedang menggenggam sebuah sapu dan kemoceng.

"Waalaikumsallam Chandra." Lelaki tersebut mengangkat senyumnya lalu melirik pria yang ikut bersama Chandra.

"Masuk Jon, Andre udah nungguin daritadi." Ucapnya mempersilahkan pria tersebut, atau Joni.

Tak lama derap langkah berlari seseorang terdengar, Chandra sudah menebak siapa itu. Seorang gadis bertubuh mungil seperti dirinya tidak lama muncul dari belakang lelaki tersebut.

Senyum seketika mengambang di wajahnya, gadis itu segera meraih tangan Chandra untuk menariknya. Chandra menoleh ke arah sang ayah. Joni mengangguk samar sembari menarik kedua sudut bibirnya. Chandra ikut tersenyum, dan membiarkan tubuhnya ditarik oleh gadis itu ke suatu tempat, gadis kecil itu adalah Aziza.

Aziza menariknya ke suatu tempat, Tempat yang akan menjadi basecamp mereka di rumah ini, rumah pohon. Rumah pohon tersebut di bangun oleh Andre dan Joni serta Irwan spesial untuk mereka berdua.

Rumah pohon tersebut terletak di halaman belakang rumah ini, meski tidak dibangun cukup tinggi. Aziza menjadi orang pertama yang menaiki rumah pohon tersebut, tangannya berpegang pada pancuan tangga, lalu menaikkan kakinya satu persatu satu pada anak tangga.

Lalu di susul oleh Chandra setelahnya, kakinya nyaris salah melangkah dan mengakibatkan Chandra kehilangan keseimbangannya, tangan Eliza tersodor padanya, Chandra menggapai tangan tersebut hingga dirinya berhasil naik ke atas rumah pohon tersebut.

Chandra mendelik kagum.

Aziza yang menghias rumah pohon ini, ia menghiasnya dengan indah dan nyaman. Mata Chandra tersapu ke setiap sudut, di satu waktu Aziza sedang menatap dirinya berharap Chandra memuji segala usaha.

Tatapan mereka tanpa sengaja bertemu, dengan binar mata penuh kagum, Hingga mereka berdua terjebak dalam adu tatap tersebut. Aziza menjadi orang pertama yang memalingkan wajah, ia tidak ingin terjebak adu tatap dengan Chandra.

"Keren, jadi kayak di istana-istana gitu." Gumam Chandra dengan matanya yang kembali teredar mengelilingi setiap sudut tempat ini.

Rasa senang langsung membanjiri Aziza, hah dia kira akan sia-sia.

"Hebat kan? Kalau ngga dibantu mas Irwan, ga mungkin jadi secantik ini."

Chandra tersenyum dan mengangguk, mas Irwan sering sekali membantu mereka. Chandra memperhatikan benda-benda baru di tempat bermain mereka, nyaris tak ada satupun yang terganti sejak kemarin, namun entah mengapa semua bisa terlihat baru dan segar setelah ditata ulang.

Matanya tak sengaja menatap ke arah sebuah nakas, Chandra menghampiri nya karena dia merasa tertarik dengan berbagai miniatur hewan yang dipajang disana. Chandra tahu jika Aziza sangat menyukai satwa. Aziza akan merengek setiap waktu untuk meminta kepada Ayahnya untuk memelihara satu saja hewan di rumahnya, namun Andre dengan tegas menolaknya bahkan melarangnya.

Aziza alergi dengan bulu hewan, sama halnya dengan Nadia.

Di belakang miniatur tersebut, terdapat sebuah kalender. Chandra melihat kelender tersebut dengan cermat, minggu ini September baru saja dimulai, bulan yang konon dikenal oleh orang - orang sebagai bulan yang mengawali cuaca buruk karena berakhiran dengan 'ember'.

Hey tapi lihat! Coba lihat siapa yang berulang tahun di bulan ini!

Chandra meraba kalender tersebut, di salah satu tanggal sepertinya seseorang mencoretnya dengan spidol merah. 15 september, Chandra mengangkat kedua sudut bibirnya, sebentar lagi akan ada yang bertambah tua!

Aziza melihat Chandra terpaku dengan kalender tersebut, apakah sesuatu menariknya Chandra disana? Aziza mendekati Chandra, di sisi Chandra, Aziza melihat Chandra menyentuh sebuah tanggal yang sengaja dia lingkari. Aziza tidak bisa menahan senyumnya untuk tidak terangkat.

"Minggu depan aku sama Chandra umurnya selisih 2 tahun lagi." Seru Eliza girang.

Chandra menoleh ke arah Aziza dan mendengus senang, "yang ke-9 tahun kan?"

Aziza mengangguk bersemangat, Chandra selalu ingat dengan umurnya. Membuatnya senang, karena Ayahnya sendiri sering lupa dengan usia putrinya sendiri. Chandra mengangkat tangannya sebelum mendarat di pucuk kepala gadis itu lalu mengacak rambutnya.

Aziza mendesis lalu menampik tangan Chandra jauh dari rambutnya. Ia sudah berusaha mengepang rambutnya sebagus mungkin, dan Chandra selalu dengan mudah menghancurkan usahanya.

"Aku bingung mau kasih Aziza apa, mainan udah, kue udah, boneka juga udah, sampe rumah bonekanya pun juga udah. Chandra jadi bingung mau ngasih apa lagi" ucap Chandra bingung.

Aziza tertegun, mengapa? Ia akan menerima apa saja yang akan diberikan oleh Chandra. Tak masalah jika Chandra memberi barang sereceh apapun padanya. Chandra menurunkan senyumnya, otaknya berputar memikirkan apa yang akan menjadi hadiah untuk sahabat tersayangnya.

Namun tiba -tiba Chandra teringat akan sesuatu, kepalanya kembali tertoleh pada nakas tadi. Sepertinya dia sudah tahu hadiah apa yang akan dia berikan untuk Aziza. Senyum mengembang di wajahnya, dia telah menemukannya!
-
-
-
Sepulang dari rumah Andre, Chandra mengajak sang Papa untuk mampir ke berbagai toko hewan. Mulai dari toko kucing, hingga hamster dan kelinci.

Chandra ragu, semuanya pasti disukai oleh Aziza. Tapi yang mana satu yang akan menjadi hadiah paling spesial untuk Aziza?

Jika Aziza memelihara seekor anjing, rasanya mustahil karena Aziza adalah seorang muslim, dan memelihara anjing adalah pantangan keras untuk umat kami.

Oke bagaimana jika kucing? Chandra mengingat jika teman sekolahnya selalu mengeluh dengan kucing peliharaannya yang sangat susah diatur, selalu membuang kotorannya sembarang tempat dan banyak hal lagi yang merepotkan. Dan Aziza alergi dengan bulu, kucing adalah pilihan yang buruk.

Oke lupakan tentang kucing, bagaimana dengan kelinci? Chandra seketika menggeleng, Kelinci adalah hewan yang mungil dan lincah, rumah Aziza itu sangat besar. Bayangkan jika suatu hari kelinci tersebut menghilang, bagaimana cara mencarinya?

Pilihan terakhir adalah hamster, memang hamster adalah hewan yang mungil dan lucu, Chandra memejamkan matanya sembari membayangkan apa yang terjadi jika aziza memelihara seekor hamster.

Chandra terkekeh dengan imajinasinya sendiri, membayangkan apabila Aziza memelihara seekor hamster. Chandra menopang dagu dengan tangannya, hari semakin menggelap namun mobil yang diduduki tetap melaju lesat membelah angin perkotaan , di kota sangat ramai jika telah menjelang malam. Semua jalan akan menjadi macet dan sumuk, andai dirinya bisa lebih cepat untuk mencari hadiah untuk Eliza.

Lampu hijau berubah menjadi merah kala mereka melaju dibawahnya. Hatinya menjadi semakin gusar, hewan apa yang harus dia berikan? Di persimpangan jalan tersebut, Chandra melihat toko ikan.

Chandra mengangkat kapalnya dan melihat ikan- ikan yang di pamerkan di etalase. Terdapat satu ikan yang berhasil menarik perhatiannya.

Ikan yang indah.

Ikan tersebut terpajang di depan etalase toko. Memang nyaris tak memiliki corak, tapi ikan tersebut memiliki keindahannya tersendiri dan mampu memikat hati seorang Chandra.

Tunggu? Bukankah ikan adalah hewan yang mudah dirawat dan tak merepotkan. Chandra menyeringai senang.

BEAST AND YOU (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang