40. Siapa tuan rumahnya?

1 2 0
                                    

Andre menyibak tirai kamarnya, untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini. Padahal tak ada janji apapun hari ini. Jikalau itu urusan mendadak, paling tidak menghubunginya dulu. Andre mengecek ponselnya, tapi tak ada satupun panggilan.

Nadia beringsut perlahan dari kasurnya dan menghampiri Andre di depan Jendela.

“Itu siapa Nad?” Tanya Andre saat menyadari kehadiran Nadia di sisinya.

Nadia menyibak tirai dan menemukan mobil Irwan terpakir. Tidak lama seorang remaja laki-laki keluar dari mobil tersebut. Nadia segera mengetahui siapa itu.

“Oh, itu Chandra Ndre.” Jawab Nadia dengan nada santai.

Andre membersut, ia tiba - tiba teringat akan janji Chandra tidak akan menganggu Eliza lagi dalam hal apapun.

Andre ingat, semalam Chandra menelpon mereka berdua untuk meminta izin kepada mereka untuk datang ke rumah mereka sepagi ini. Dia tidak menjawabnya, tapi mungkin Nadia yang memberi izin.

“Kenapa kamu biarin dia masuk gitu aja Nad?” tanya.Andre sedikit emosi.

“Chandra tujuannya juga baik kok, kalau bukan karena Chandra, Eliza tidak akan membaik.” Jawab Eliza dengan nada lembut. Namun Andre masih tidak mempercayai Nadia melakukan hal seperti  itu.

“Kita gatau Nad, niat aslinya bisa aja buruk kan Nad? Kamu ga  belajar dari kasus Joni?” katanya.

Nadia menarik nafasnya dengan tarikan lemah, benar tapi bukannya dia tidak belajar dari tragedi itu, dia menyetujui pemintaan Chandra karena dia yakin itu akan baik untuk Eliza. Mengingat mereka telah berjuang keras untuk mengembalikan semangat Eliza namun hanya Chandra yang berhasil melakukannya.

“Andre, Aziza udah ngalamin hal yang sangat berat dalam hidupnya. Dan sepertinya hadirnya Chandra mewarnai hidup Ija, kita biarkan mereka seperti ini dulu ya? Kita berdua tahu kan kekuatan pertemanan itu bisa seajaib apa” Nadia berusaha meyakinkan Andre.

Andre memutar kedua bola matanya dan mendengkus marah, tetap saja dia tidak ingin ada orang seperti Joni kembali menghancurkan hidup putrinya. Dia tak akan segan - segan melakukan apapun untuk mengakhiri hidupnya jika perlu, tak ada kata maaf yang akan dia terima.

Andre segera turun menuju latai bawah. Matanya langsung disambut dengan Chandra dan Eliza yang sedang bercanda ria sembari menikmati sarapan. Disaat  bersamaan Chandra menyadari kehadiran Andre.

"Pagi, Om Andre."

Andre memaksakan senyum di wajahnya dan segera menghampiri meja makan. Ia cukup geram dengan hadirnya Chandra, Chandra bukan siapa - siapa tapi berani sekali duduk di meja makan rumahnya tanpa izinnya.

“Selamat pagi Chandra.” Suara tersebut mengejutkan Andre. Nadia tiba - tiba muncul di sampingnya dengan senyum ramah.

“Pagi tante, sarapan bareng yuk tante.” Sapa Chandra sekaligus menawarkan mereka berdua makan bersama.

Nadia menganggukan kepalanya, senang menerima ajakan tersebut. Ia meraih tangan Andre dan menariknya untuk duduk bersama Eliza dan Chandra, Andre sempat memberi reaksi penolakan namun Nadia meyakinkannya dan menariknya kembali.

“Kebetulan papa masak banyak hari ini, om.” Ucap Chandra dengan ramah.

Hey, yang tuan rumah sekarang siapa, ia atau anak ingus tersebut?

“sayur lodeh papa Chandra enak parah Ayah, ” Sahut Eliza.

Andre mengangguk, lalu matanya tertuju pada piring Eliza yang terlihat penuh oleh nasi dan lauk pauk, putrinya makan dengan sangat lahap.

BEAST AND YOU (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang