-
"Kemarahan adalah kependekan dari bahaya."
-Eleanor Roosevelt-
"Udah siap ngeluarin semua unek - uneknya? "
Rekaman suara itu pun berhenti terputar. Chandra mengusap kasar wajahnya.
"Ucapan mereka itu bukan bercandaan lagi kak, mereka pasti serius. Gimana kalau Eliza bener-bener dilukai sama mereka? "
Gadis memijit jidatnya, sembari meringis. "Kamu yakin?"
"Kak Pia juga tahu mereka gimana kan?"
"Kamu boleh simpan rekaman suara ini, tapi kakak saranin jangan berhadapan langsung. Masalah ini bisa kamu serahkan ke pengurus kesiswaan atau OSIS. " Pia memberikan sebuah saran, namun Chandra bersikukuh untuk menyelesaikan masalah ini, seorang diri.
"Ini bukan masalah sebesar itu kok kak, Chandra bisa hadapi sendirian."
Anak ini suka atau cinta kepada gadis itu? Hingga berambisi besar untuk melindungi Eliza. Entahlah Pia juga tak mengerti, Chandra tampaknya tergila-gila kepada sosok Eliza.
Memang benar dirinya adalah ketua OSIS. Dan masalah ini sebenarnya menjadi tanggung jawabnya. Tapi mendengar nama Yuan saja sudah membuatnya pusing tujuh keliling, apalagi berhadapan langsung. Sepertinya ia tak bisa berkontribusi kali ini."Kalau kamu butuh bantuan, ada kakak." Pia berdiri dan beringsut pergi setelah berpamitan dengan Joni.
Chandra mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat hingga buku kuku nya kian memutih. Rahangnya ikut mengerat. Disaat yang bersamaan Joni mengintip Chandra, samar-samar dia melihat aura gelap seakan menguar dari tubuh Chandra.
Joni menggelengkan kepalanya, ia sungguh tidak mengerti percintaan di masa SMA kini bagaimana.
-
Chandra berulang kali memutarkan rekaman suara tersebut, hatinya merasakan kegelisahan yang luar biasa. Chandra menghentikkan rekaman suara itu dan memilih untuk membenamkan kepalanya dengan kedua tangannya.
Bel istirahat berbunyi nyaring, anak - anak yang berada di kelas segera berhamburan keluar, termaksud Eliza dan Yuan. Samar samar Chandra mendengar jika Yuan dan Eliza sedang tertawa riang.
Padahal baru saja kemarin mendeklarasikan niat jahatnya.
Disaat hiruk piruk suara teman sekelasnya menghilang dari indera pendengarannya, kepala dia tadahkan untuk melihat kondisi kelasnya. Ternyata di hadapannya berdiri seorang Julio, Chandra melenguh malas dan menggelamkan kepalanya kembali.
"Chan, kenapa? Sakit?"
Chandra menggeleng singkat.
"Oke deh, aku ke kantin, ada yang mau dititip ga?" tanyanya lagi.
Chanda dengan kuat menggeleng. Julio mengangguk, dan memilih untuk berpura-pura untuk keluar kelas. Entah mengapa instuisinya menyuruhnya untuk tetap berada tetap disana mengawasi Chandra.
![](https://img.wattpad.com/cover/318834055-288-k497386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Novela JuvenilTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...