-
Di dunia tipu-tipu
Kamu tempat aku bertumpu
Baik jahat abu-abu
Tapi warnamu putih untukku
-Yura Yunita
-
Salah satu telapak kakinya mendarat keluar dari dari kamar mandi, Eliza menghembuskan nafas lega. Dunia entah mengapa terasa sangat damai akhir - akhir ini.
Cermin adalah tempat pertama yang dihampirinya. Cermin tersebut memantulkan bayangan seluruh tubuhnya, Eliza mengusap kedua lengannya yang sarat oleh surihan kejadian pahit di masa lalunya. Terlewat di benaknya sebuah pertanyaan.
Apakah Chandra benar-benar bisa dipercayai?
“Chandra, gabakal berkhianat kan?” Tanyanya membatin di hati.
Eliza terdiam cukup lama di depan cermin, mempertanyakan segala hal tentang Chandra.
Apakah setelah ini dia perlu menutup ketidaksempurnaabya lagi? bukankah lebih baik jika hanya Chandra seorang diri yang mengetahui seluk beluk tentangnya.
Tapi, bagaimana jika Chandra yang sekarang tidak sebaik yang dia kira? Bagaimana jika Chandra sebenarnya palsu atau berpura-pura baik dengannya?
Eliza menarik nafasnya, dan membuyarkan segala emosi negatif. Eliza membanting dirinya di kasurnya, jadwal tidur, jadwal makan, apapun yang puruk-parak tentangnya kini semua membaik.
Bukankah semua itu adalah pertanda yang baik? Tapi bolehkah jika dirinya seperti ini sedikit lebih lama lagi? Seharian berada dibawah atap kamarnya.
“Kadal!”
Eliza spontan beringsut dan berlari ke arah pintu, Eliza menarik knop pintu. Seorang pemuda muncul dengan senyum sehangat mentari terbit di wajahnya.
Hari ini, Eliza telah bersumpah pada Chandra akan menjadi hari terakhirnya menodai daftar absennya dengan keterangan sakit.
Alias, besok dirinya akan kembali bersekolah. Karena itu Chandra ingin menemani Eliza untuk terakhir kalinya juga, karena dia juga berjanji pada Andre tidak akan berhubungan terkait hal apapun dengan Eliza lagi setelahnya, menyedihkan sebenarnya.
Biarkan kali ini dia menemani Eliza, entah interaksi mereka sepanjang hari ini akan menjadi akhir hubungan mereka sebagai sahabat masa kecil.
Mata Eliza beralih pada tangan kanan Chandra, remaja laki-laki tersebut membawakannya sesuatu. Chandra menyadari jika Eliza memperhatikan tangannya, Chandra menyodorkan tangannya untuk memberikan benda di tangannya pada Eliza. Hidung Eliza mengendus suatu harum yang sangat menggugah seleranya.
"Dari harumnya, pasti enak nih," Celetuk Eliza.
“Itu soto Liz.”
Eliza menerima plastik yang berisikan soto tersebut, jujur Chandra suka membawakannya sesuatu yang random, mulai dari minuman Jahe, es krim, wedang dan kini Soto. Eliza tersenyum memeringis bahagia. Soto adalah makanan yang sulit didapatkan di daerahnya. Makanan ini sangat langka untuk ditemui.
“Papa masakkin buat kamu, katanya biar calon mantunya cepat sembuh.” Chandra menyempatkan dirinya untuk bergurau.
Eliza menggeleng-gelengkan kepalanya, sebaik itu Joni padanya sampai memasakkannya masakan istimewa satu ini. Mas Irwan datang setelahnya, memberikan mereka beberapa peralatan makan.
Chandra bersama Eliza menikmati soto tersebut bersama-sama. Eliza sangat puas setelahnya, sudah berapa tahun lidahnya tak tersentuh oleh kenikmatan yang satu ini?
“Titip salam Chan, buat Papa kamu. Sotonya enak! Bintang empat.” Tutur Eliza. Chandra terkekeh, tunggu! Kenapa hanya empat!
“Nanggung satu bintang lagi Liz.”

KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Teen FictionTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...