23. Lo ga curiga?

4 3 0
                                    

-
Astu kawicaksanan kang amijaya.
-


Tanpa izin sang empu, seorang gadis menyambar lipstick yang terletak tak jauh dari dirinya, tangannya memutar lisptck sampai sebuah batang dengan warna merah yang manis menyembul keluar. Ia lalu mengoleskannya pada permukaan bibirnya yang padat.

Toilet perempuan kala itu sunyi, hanya ada mereka berdua yang sibuk berdandan. Tenang saja, mereka berdua berdandan dengan tampilan yang natural.

Dengan tangan lainnya, ia memastikan lipstick yang dipakainya teroles pada seluruh permukaan tanpa ada satupun celah. Gadis di sebelahnya memutar bola matanya, menerima perlakuan kasar dari temannya.

"Ini lipstick, bagus bener warnanya" Gadis itu berucap sembari melihat pantulan wajahnya di cermin.

Hasil akhir dari lipstick tersebut membuat bibir padatnya terlihat lebih menarik bila dibandingkan lipstick miliknya. Gadis itu mengambil lipstick itu kembali, dan mengecek keseluruhan lipstick tersebut dan menyadari sesuatu.

"Lho, ini punya Eliza kan?" tanyanya. Gadis yang diyakini sebagai empu lipstick tersebut tersigap.

"Bener kan? Gue ga salah? Ini punya Eliza kan? " Gadis memastikan berulang kali lipstick tersebut.

"Iya," jawabnya ketus.

Mendengar jawaban tersebut, gadis itu mengerut kan dahinya, Eliza yang dia kenal tidak akan mau memberi barang miliknya kepada sembarang orang. Bagaimana temannya mendapat benda seperti ini dari Eliza?

"Kok bisa?"

Gadis itu menggaruk tengkuknya, matanya memandang wajah gadis di depannya yang penuh akan prasangka.

"Bisa dong Cathrine, gue ambil dari tas dianya langsung." Tuturnya tanpa dosa. Gadis itu medelikkan matanya lalu menyenggol bahu gadis di sebelahnya.

"Lo berani banget buset, ntar ketahuan ga lucu." Gertak Cathrine.

Yuan tak indah akan perkataan gadis itu, bola matanya berputar diiringi bahunya yang ikut menaik. Cathrine masih memandang Yuan dengan tidak percaya. Yang dipandangi merasa risih lalu mendengus kasar.

"Kenapa? Takut? Emang dia bisa apa?" Tantang Yuan. Cathrine meringis geli mendengar ucapan tersebut, kepalanya tergeleng-geleng heran.

"Nanti balikkin gih, ntar ruwet masalahnya. Lo tau sendiri Eliza anaknya gimana." Pinta Cathrine khawatir akan Yuan.

"Ngapain? Kapan lagi coba dapetin lipstick mahal dan branded gratis gini? Biarin aja dia repot nyariinnya selama lo ga cepu semua aman. Lagipula ngapain juga anak sekolah bawa perlengkapan make up lengkap bener, kalah gue ama dia."

Catherine terkekeh sesaat sebelum matanya kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Nafas dia tarik lalu dihembuskan secara perlahan. Berteman dengan Yuan memang harus kuat mental dan siap dengan resiko apapun.

Karena dia menjadi satu-satunya di antara geng mereka yang paling sering mendatangkan masalah, tapi di sisi Lain Yuan adalah sosok yang asik yang menyenangkan.

"Lo kalo retouch seabad ya." Sindir Catherine.

Yuan tidak memberi respon apapun, matanya terpaku pada cermin. Di binar matanya terpancar binar keangkuhan. Cathrine menarik tangan Yuan untuk keluar dari toilet perempuan itu namun Yuan dengan cepat pula menampiknya. Cathrine mendengkus kasar dan memutuskan untuk keluar lebih dahulu.

"Selama ini lo curiga ga sih sama Eliza?" pertanyaan Yuan berhasil membuatnya berhenti melangkah, padahal pintu toilet sudah yaris terbuka sempurna. Cathrine kembali menutupnya dan menghampiri Yuan.

BEAST AND YOU (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang