35. Rangga Saiful

1 2 0
                                    

  “Liza” Chandra berdiri di depan pintu kamarnya.

Tidak ada respon apapun dia dapati, bahkan selama 3 hari lebih. Chandra membuang nafasnya pasrah, jika sudah seperti ini, sudah sulit.

Chandra sendiri tahu sekeras apa Eliza menyembunyikan sosoknya yang sebenarnya. Dan kejadian yang tak diharapkan muncul.

“Liz, Chandra tahu ini pasti sulit, ini tantangan berat buat kamu kan? Kita lewati bareng ya.” Tangan Chandra terangkat untuk mengetuk pintu tersebut, berulang kali, hingga berkali-kali tetapi tidak ada satupun reaksi di terimannya.

Apa akan berhasil seperti waktu itu? Sepertinya tidak. Ahh, ia punya sesuatu yang harus dikerjakan.

“Liz, kuenya Chandra letak di depan ya, Chandra ada pembinaan hari ini, jangan lupa makan, jangan lupa obatnya diminum, jangan lupa sholat.”

Chandra meletakkan sepiring kue di depan pintu kamar Eliza, Ia lalu beranjak pergi. Di ruang tamu, Chandra mendapatkan Andre dan Nadia duduk termenung, Chandra menghampiri mereka berdua untuk berpamitan.

Keduanya terlihat sangat pasrah, Chandra telah menceritakan semuanya kepada mereka setelah menghadapi Eliza mengamuk hebat. Tak ada satupun penjelasan dari mereka.

Chandra semakin yakin mereka sengaja menghilangkan eksistensi Aziza karena suatu alasan.

Diluar, sebuah mobil menunggunya, di dalamnya ada Irwan yang selalu mengemudi mobil untuk menjemput serta mengantarnya kemari.

Chandra masuk ke dalam mobil dan mobil melaju cepat dari tempat itu. Chandra telah menceritakan apa yang terakhir kali terjadi pada Eliza, dan Irwan semenjak saat itu selalu beraut sedih.

Rasa bersalah yang amat sangat besar menghantuinya. Apapun yang menimpa gadis tersebut, itu karena kesalahannya terlambat menyelamatkan nyawa gadis malang itu.

Mobil berhenti di depan gerbang sekolah, Chandra segera turun dari mobil itu dan mendapati sosok yang tidak asing lagi sedang menunggu hadirnya di depan sekolah.

“Lho? Kak Pia?”

Gadis tersebut adalah olivia, Ketua OSIS yang menjabat tahun ini. Orang yang sama, yang telah memberi rekaman terkait rencana Yuan dan Cathrine. Olivia meraih tangan Chandra dan membawanya ke suatu tempat, Chandra hanya pasrah ditarik.

Setelah dirasa aman, Olivia baru membuka mulutnya. “Kenapa pesan kakak ga dibales?”

Chandra menggeleng, ia benar benar tidak tahu kakak kelasnya mengirimknnya pesan, pasalnya,...

“Hp Chandra rusak kak, maaf ya kak.”

Olivia mengangguk-ngangguk, Tanpa berbasa basi, Olivia segera merogoh ponselnya dan membuka aplikasi perekam suaranya. Chandra terbelalak, pasti rekaman suara baru.

"Kasus Eliza sudah terdengar sampai ke kepala sekolah,"

Chandra mendelikkan matanya. Olivia langsung saja memutar rekaman suara tersebut. Chandra dengan seksama mendengar rekaman suara itu.

Siapa Lio?

Dia tak mengenalinya. Dan bagaimana orang itu bisa tahu?

"Kakak minta maaf, kasus ini gabisa diselesaikan oleh OSIS, jadi kakak harap, rekaman suara ini bisa membantu kamu menyelesaikan kasus ini." Olivia menatap Chandra nanar, ia kecewa tidak bisa membantu karena kepala sekolah melarangnya untuk terlibat.

”Chandra udah ngasih tau ke Eliza rekaman yang pertama, tapi dianya batu dan malah ngebela Yuan” Ucap Chandra dengan nada kesal.

Olivia memajukan bibirnya, ia cukup kecewa pada Eliza. padahal Chandra dan dirinya berusaha membantu, namun yang dibantu justru tidak tahu diri.

BEAST AND YOU (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang