Eliza merasakan sebuah kehangatan di hatinya. Meski pertemuan ini sangat sederhana, namun canda tawa seolah tak terputus selama mereka bersama. Di tambah lagi papa Chandra menyajikan berbagai macam kue tradisonal, namun Eliza merasakan perbedaan pada masakan kali ini dengan sebelumnya. Keduanya memang memilki rasa yang sama, tapi entah dari aspek apa Eliza merasa berbeda. Mungkin penjualanan mereka turun? Karena itu mereka mengurangi porsi salah satu bahan?
Tapi entahlah.
"Chandra selalu bawain Liza kue buatan Om, makasih banyak ya om. Kue kue om enak semua." Ucap Eliza sembari mencomot pastel.
Joni melebarkan senyumnya, senang mendengar jika teman anaknya menyukai apa yang dirinya suka.
"Om bahkan gatau Chandra ngelakuin itu."
Chandra yang mendengar namanya berulang kali disebut, tersedak oleh kue yang sedang dimakannya. Dengan cepat Chandra meraih air minum dan meneguknya sampai dirasa tenggorokan nya bebas dari hambatan.
"Masa Papa lupa?"
Joni mengernyitkan alis nya, lupa? Lupa dengan apa? Chandra memainkan matanya untuk memberi sebuah sinyal kepada Joni. Joni mengingat-mengingat apa yang telah Chandra katakan pada nya sebelumnya. Dengan cepat pria tua tersebut ingat dan menyadarinya.
Ia dan Chandra telah berjanji untuk merahasiakan ini, karena kue kue yang telah dimakan oleh Eliza di sekolah adalah hasil tangan Chandra bukan buatan Joni.
"Kamu beruntung banget bisa berteman dekat sama Chandra." Eliza mengangguk mengiyakan ucapan tersebut meski kenyataannya dia dan Chandra tak sedekat itu.
"Aku juga ga kalah beruntung kok papa temenan sama siluman kadal."
Joni yang berada di sisi Chandra, mendaratkan sebuah pukulan di punggungnya. "kamu mbok nya jangan ngejekkin orang terus."
Eliza yang berada di seberang mereka dan melihat apa yang telah dilakukan Joni, tersenyum puas, ia mendapatkan pembelaan kini.
"Om gimana om jualanannya, " tanya Eliza untuk mempertahankan obrolan mereka.
"Naik turun lah, kadang rame ya rame banget. Sekali nya sepi ya sepi, estalase sampe lumayan penuh kalau dibawa pulang pas abis dagang," tutur Joni, namun senyumnya tak meluntur. Eliza memahami hal tersebut, berat memang menjadi pedagang kecil-kecilan.
"kadang tu ya dal-
"Liza Bukan Kadal!" seru Eliza saat Chandra memanggilnya dengan kadal. Chandra terkekeh jahil, sudah menjadi kebiasaan untuknya memanggil gadis di depannya kadal.
"Kadang tu ya Liza, kami ketipu sama oknum oknum ga bertanggung jawab. Mereka bakal order kue sebanyak- banyaknya. Setelah selesai dibuat mereka ngehilang gitu aja, kalau ga menghilang ya ngasih alamat palsu."
Ia kira selama ini Chandra adalah anak yang hidupnya selalu berjalan mulus, melihat anak ini selalu tampak ceria dan optimis.
"Oh iya Pa, papa inget ga sama bantuan yang kita terima setiap bulan? Itu dari papa Eliza lho."
Joni kaget mendengar hal tersebut dari Chandra, ia tak pernah tahu siapa orang baik yang selalu mempermudah jalannya berjuang mempertahankan kehidupan nya. Eliza tersenyum bangga, meski dalam hati nya dia teriris. Yang mampu orang ingat dari diri nya hanya sosok papa nya, bukan diri nya.
"Om titip salam ya buat Papa kamu, papa kamu pasti orang yang baik. Semoga kehidupan kalian sekeluarga selalu dilindungi oleh Allah, terutama anaknya, kamu Eliza."
Eliza tersenyum bahagia. Perasaannya sudah tercampur aduk sekarang, antara senang atau sedih.
"Om juga sebaik papa, semoga om selalu sukses bareng Chandra."
![](https://img.wattpad.com/cover/318834055-288-k497386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Fiksi RemajaTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...