Chandra mencuri pandang ke kursi di sampingnya, biasanya kursi tersebut selalu diduduki oleh seseorang. Entah mengapa sebulan terakhir kursi tersebut kosong. Chandra menghela nafas lalu membaringkan kepalanya di permukaan meja.
"Chandra."
Chandra mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya, ternyata salah satu teman perempuannya. Gadis itu lalu mendaratkan pantatnya di bangku Aziza. Chandra merasa risih atas kehadiran temannya tersebut. Bangku tersebut selama ini selalu ditempati oleh Aziza, rasanya sedikit aneh jika ada orang asing mendudukinya.
Matanya menatap dalam mata teman perempuan nya. Ada apa?
"Ica udah sebulan ga hadir, Chandra tahu Ica sakit apa?" tanyanya.
Chandra mengangkat kedua bahunya, lalu mengembalikan posisi kepalanya. Gadis tersebut lantas menarik nafasnya lalu membuangnya dengan pasrah.
"Anna dikasih tau papa kalau Ica lagi sakit keras, aku udah pernah coba jenguk Ica. Tapi Ica selalu nolak tau buat dikunjungi. Chandra pasti udah ketemuan langsung kan sama Ica?"
Chandra tidak mempedulikan pertanyaan tersebut, ia juga sudah melakukan hal yang sama, berulang kali namun tidak membuahkan hasil yang baik.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Aziza?
"Chandra terakhir kali ketemu Aziza pas pesta ulang tahun." Chandra mengangkat kepalanya.
"Sama."
Di pesta ulang tahunnya tersebut, ia melihat Aziza terlihat murung. Apakah mungkin karena penyakitnya? Mungkin Aziza sudah tahu setelah acara ulang tahunnya berakhir dia akan jatuh sakit.
Ia akui Chandra lebih dekat dengan Aziza ketimbang dengannya. Jelas, karena Chandra bahkan sampai bermain ke rumah Aziza ataupun sebaliknya hampir setiap hari. Sedangkan dirinya? Dia hanya bermain dengan Aziza dan Chandra saat di sekolah saja.
Chandra pasti sangat kesepian.
-
Bel pulang sekolah berbunyi, semua anak berhamburan keluar. Chandra berjalan menuju halte di depan sekolahnya, di tempat tersebut biasanya sang Ibu akan menjemputnya.
Sembari menunggu Chandra mengedarkan pandangannya ke arah jalanan, ada banyak mobil melintasi jalanan di depannya namun tidak sekalipun mobil ibunya terlihat. Waktu terus berjalan, membuat Chandra setiap waktu melirik jam tangannya, mengapa sangat lama? Chandra berdecak sebal, kini tersisa dia seorang diri di sini menunggu jemputan.
Yap, sepertinya dia harus pulang dengan angkutan umum.
Chandra memberhentikan salah satu angkutan umum menuju rumahnya. Ia duduk berhimpitan dengan orang dewasa, ugh, sangat sesak.
Kendaraan ini berhenti di depan rumahnya. Chandra segera turun dan membayar ongkosnya.
Chandra menyadari sesuatu berbeda dari rumahnya. Kini ada begitu banyak mobil di perkarangan rumahnya. Ada apa? Apakah ada suatu perayaan yang tak melibatkan dirinya?
Chandra berlari memasuki rumahnya, samar samar dia mendengar suara perkelahian. Pintu saat itu terbuka sedikit, Chandra mengintipnya untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Ada Andre disana, dengan sekelompok orang berpakaian seragam polisi. Beberapa sosok asing juga muncul disana. Hey, apa yang terjadi?
Andre dan Papa nya saling beradu suara tinggi, membentak satu sama lain hingga nyaris saling mendaratkan pukulan. Sedangkan Mama nya, ada di sisi Papanya, berusaha menenangkan ketegangan itu. Orang-orang lainnya yang berada disana justru memprovokasi Andre dan Joni.
Chandra mengurungkan niatnya untuk masuk ke rumah itu, dia tak mengerti masalah orang dewasa. Dia hanya bocah cilik, yang penasaran dengan masalah orang tuanya. Namun disaat Chandra melihat Andre berhasil melayangkan sebuah pukulan pada pipi Papanya, Chandra langsung berlari menerobos masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Fiksi RemajaTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...