Satu, bukan.
Tapi nyaris seminggu, Eliza dilaporkan tidak hadir ke sekolah dengan keterangan sakit.Chandra mengetuk pintu kayu itu dengan perasaan bimbang, ia khawatir Eliza kembali tak naik kelas karena daftar kehadiran yang kacau lagi.
"Eliza," Panggilnya.
Tak ada satupun respon diterimanya. Hah, mulai lagi seperti dulu.
"Eliza jadwal makannya tetap normal kan mas?" Tanya Chandra menghampiri dapur rumah tersebut.
Irwan mengangguk, tak ada yang salah mengenai jadwal makan. Irwan ingin sekali rasanya memberitahukan alasan Eliza kembali marah. Tapi biarlah Chandra tau sendiri nanti.
"Apa jangan-jangan karena orang itu ya?" gumam Chandra.
Irwan menyadari pertanyaan itu merujuk pada gadis yang bersama Chandra waktu itu.
"Memangngya kalian ada masalah apa dengan gadis itu?" Tanya Irwan penasaran. Sekilas Chandra melirik Irwan.
"Identitas Aziza waktu itu terbongkar sama orang itu, dan kali ini mas dia ngebocorin lagi."
"Oh pantes toh Ija keliatan marah banget belakangan, mukanya merengut terus Chan." Ujar Irwan.
Chandra mengangguk, dia pun menyesali kejadian tersebut namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Chandra beringsut bangkit, melangkah menuju kamar Eliza.
"Mas aja yang manggil Chan."
Kini Chandra berjalan di belakang mas Irwan.
"Ija." Tangan Irwan terangkat lalu mengetuk pintu tersebut.
"Iya mas!" sahut Eliza dari dalam akmar. Chandra tersenyum samar, dia pikir Eliza tak akan merespon satupun panggilan.
"Mas habis masak tomyan permintaan kamu." Ucap Irwan. Eliza dari dalam kamar terdengar sedang bersorak begitu senang.
"Chandra udah pulang kan mas?" Tanya Eliza. Suaranya kian mendekat dengan pintu.
"Udah." Jawab Irwan spontan.
Chandra mendelikkan matanya kepada Irwan. Pria itu baru saja berbohong, sekarang dia harus bagaimana? Pintu tersebut tiba -tiba saja terbuka, dan disaat itu juga Chandra dengan bodohnya terdiam di tempat tanpa melarikan diri untuk bersembunyi.
Pintu terbuka dan menampakan seorang gadis dengan penampilan acak. Matanya langsung tertuju pada Chandra. Senyum yang sebelumnya mengambang di wajahnya, meluncur kebawah seketika. Tangannya lalu meraih daun pintu dan membantingnya dengan kerasa hingga terttutup.
Chandra dan Irwan tersontak kaget, lalu keduanya saling bertatapan. "Mas tuh bohong duluan."
Irwan hanya tertawa cengegesan.
"Liz, kamu marah karena Anna kan? Kita bisa bicarakan baik - baik soal kedatangan Anna. Ayo keluar bentar."
"Buat apa? Bukannya kamu dariawal kerja sama denan dia?" Jawabnya.
"DI taman waktu itu, aku ngeliat kamu berdua sama Anna. Dariawal emang udah direncanakan ya?"
Chandra menggeleng, rencana apa yang dimaksud? Dia tidak merencanakan hal yang buruk untuk Eliza.
"Ga, kamu salah besar, ayo kita luruskan."
Pintu kembali terbuka. Chandra terlonjak karena pintu itu dibuka dengan sangat kuat. Eliza menatapnya dengan tatapan marah.
"Aku kecewa sama kamu" setelah itu Eliza meraih knop pintu berniat untuk menutup pintu tersebut namun dia harus mengurungkan niat tersebut karena Chandra telah menahan pintu tersebut agar tidak tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAST AND YOU (End)
Roman pour AdolescentsTak ada hal yang sempurna di dunia ini, termaksud dia dan rahasia besarnya. "Cintai dirimu apa adanya." Begitulah kata mereka yang nyaris sempurna dan tak pernah merasakan perihnya hidup dihantui oleh kehancuran. Gadis tersebut memeluk tubuhnya ya...