5. RUMAH BESAR

92 14 0
                                    

"Hah... Kita harus masuk!" Upa mendorong gerbang.

Apa-apa rumah ini? Ini rumah di hutan dan menyeramkan. Aku memang tidak merasakan aura negatif di tempat ini. Tapi, tetap saja rumah besar ini begitu gelap dan menyeramkan. Kuma menggendong Gia yang telah tertidur. Ini sangat menakutkan!

"Luis!" Upa memanggilku.

Tokk... Tokk...

"Permisi! Kami butuh tempat menginap untuk malam ini!" Upa berteriak sangat kencang.

Bangunan ini masih terawat dan terlihat bersih. Siapa yang bisa tinggal disini? Aku menarik Upa takut. Jika manusia normal mungkin tidak, dia tidak bisa berada di tengah lingkungan penuh dengan mata merah. Pintu terbuka lebar menampakkan seorang laki-laki tampan. Tampan karena wajah dan bajunya sangat bagus. Dia terlihat normal, semoga dia bukan makhluk aneh.

"Permisi! Apa kami bisa menginap satu malam? Adik saya kelelahan!" Upa maju dengan berani. Dia tak pernah takut pada apapun.

"Masuklah! Kalian pasti sangat lelah. Apa kalian ingin makan malam? Aku baru saja membuat makanan sangat banyak!"

Makanan sangat banyak? Perutku juga sangat lapar. Dia mengantar kami ke meja makan yang penuh dengan makanan. Apa kami bisa memakannya? Tapi kenapa banyak makanan disini. Dia hanya sendirian. Tak ada tanda-tanda orang lain. Aku duduk di tempat. Ini sangat aneh! Dia sangat aneh!

"Perkenalkan kami dari desa kabut. Kalau boleh tahu anda siapa?" Upa duduk di dekatku.

"Saya Cio. Saya seorang pemburu kawasan hutan ini. Teman-teman saya baru saja pergi berburu hewan liar, saya harap kalian menikmati makanan ini. Saya akan menyiapkan kamar kalian!" Cio pergi meninggalkan kami semua.

Apa makanan ini bisa kami makan? Aku menatap Upa dan Kuma. Mereka makan dengan tenang. Aku menikmati daging yang terlihat mengiurkan, ini bukan daging manusia kan?

"Hmm, Upa. Apa dia manusia?"

"Sttt..." Upa menggeleng padaku.

Apa itu artinya tidak?

Kami makan dalam diam hanya dentingan garpu dan pisau yang saling menghiasi. Cio mengantar kami ke kamar yang telah disediakan. Aku harus sekamar dengan Upa. Aku takut sendiri.

"Nona, kamar anda berada disini!" Cio menunjuk satu kamar.

Aku melihat Upa meminta pertolongan, aku tidak bisa menolaknya. Dia pemilik tempat ini. Upa mengangguk dan menyuruhku masuk ke kamar yang Cio tunjuk. Malam ini aku tidak bisa tidur dengan benar.

"Terima kasih."

"Siapa namamu?"

Namaku?

"Ah, Luis! Nama saya Luis!"

"Beristirahatlah!" Cio menutup pintu.

Aku harus segera menguncinya. Aku berbalik dan melihat kamar yang sangat luas dan besar. Ini sangat bagus dengan kasur yang empuk. Apa tempat ini juga memiliki air? Aku membuka pintu lainnya. Kamar mandinya mirip kolam super besar. Aku membasuh wajahku, airnya sangat segar. Aku bisa meminumnya.

Tubuhku terjatuh dalam air dan tenggelam ke dasar. Aku tidak tahu lagi, aku sangat lelah terus berjalan. Perjalanan kami masih sangat jauh. Kenapa tidak ada tempat dan manusia normal?

"Kau gila!" Cio mengangkat tubuhku dari dalam air.

Bagaimana dia bisa masuk? Aku mengunci pintunya.

"Kau... Kau..."

"Kau mau mati?" Tanya Cio memojokkanku.

"Tidak! Siapa kau? Kenapa kau bisa masuk?"

Aku mendorong tubuh Cio menjauh, dia pasti bukan manusia normal. Dia pasti makhluk aneh lainnya. Aku tidak peduli lagi. Aku mau pergi dari sini.

"Ini rumahku!" Cio menarikku.

"Rumahmu? Ya aku tahu. Tapi kau tidak bisa seenaknya masuk ke kamar seorang wanita! Kau pasti bukan manusia!" Aku mendorong Cio sampai ke tembok.

Siapa dia? Makhluk seperti apa Cio ini? Kenapa Upa dan Kuma tidak pergi saja dan mencari tempat lainnya? Aku sangat lelah menghadapi orang aneh lainnya. Lebih baik berada di desa kabut. Aman dan nyaman. Tak ada orang jahat!

"Kenapa kau menangis?" Cio menyentuh wajahku.

"Pergi! Aku tidak mau melihatmu!"

Aku mengigit bibirku, apa dia salah satu dari makhluk di luar sana? Apa dia pimpinan mereka sampai mereka tak bisa masuk ke rumah ini? Ini sama saja masuk ke tempat singa kelaparan. Aku tidak menyukainya. Bagaimana keadaan mereka?

"Bibirmu berdarah!" Cio mengusap bibirku dan menjilat jarinya yang terkena darah.

Apa yang dia lakukan?

"Sangat manis dan menggugah selera. Apa jenis darah ini?" Tanya Cio.

Memangnya aku tahu? Aku hanya manusia.

"Hmft..." Kenapa Cio menciumku? Aku bisa merasakan dia menghisap darah pada bibirku. Jangan katakan bahwa dia seorang vampir!

Aku memukul perut Cio. Menjijikan! Aku mengusap bibirku dengan rasa jijik. Apa yang dia lakukan?

"Itu sangat lezat. Darahmu sangat candu. Apa itu sejenis nikotin?"

Aku berjalan mundur. Mata Cio menjadi sangat merah. Tidak salah lagi. Dia memang seorang vampir. Aku mengusap bibirku dan berjalan keluar. Aku tidak bisa menahan lagi. Aku harus mengatakannya pada Upa dan Kuma. Kami harus pergi!

"Kau pergi kemana?" Cio muncul di depan pintu dan mendorongku.

Dia bisa berpindah tempat dengan sangat mudah. Bagaimana kami bisa melarikan diri darinya? Apa aku harus menunggu sampai pagi? Itu sangat merepotkan.

"Tidak bisakah kau pergi?" Tanyaku menatap kakiku.

Ini sangat dingin. Tubuhku menggigil kedinginan, apa dia punya baju? Cio tersenyum padaku, apa yang dia lakukan lagi? Dia sangat menguntungkan!

"Aku bisa menghangatkanmu!" Cio merentangkan tangannya.

"Tetaplah disana!"

"Kau butuh kehangatan!"

"Cio!"

Aku hanya ingin tidur. Aku sangat lelah hari ini terus berjalan tanpa henti. Tidak ada mobil! Tidak ada makanan! Tidak ada tempat aman! Cio mendorong ku sampai ke tempat tidur.

"Aku akan siapkan baju. Tunggulah sebentar!" Cio berbisik padaku.

Memangnya dia bisa dipercaya?

Bibir menjijikan!

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang