46. PERPECAHAN

92 11 0
                                    

Warning 18+! Bijak dalam membaca!

Apa itu?

Kaca pecah berhamburan ke seisi ruangan. Tubuhku memegang tak kala merasakan aura yang sangat mencekam. Aura ini sangat menyeramkan sampai aku tak bisa berdiri sendiri. Tubuhku menjadi sangat kaku, ini begitu menekan ku untuk jatuh.

Aku melihat kawanan vampir yang tertunduk sama seperti ku. Kenapa kami begini? Aku melirik Cio yang terlihat sangat marah.

Dadaku sangat sesak!

"Namamu Cio?"

Suara ini?

"Dasar pengganggu!" Cio berlari sangat kencang.

Kiel?

Mereka bertarung di tengah-tengah aula yang dipenuhi dengan vampir. Kami tak bisa bergerak, hanya bisa melihat pertarungan mereka. Apa Kiel akan baik-baik saja? Dia baru terluka. Aku tak mau dia terluka oleh Cio.

"Arghttt..." Cio berteriak sangat keras.

Kiel mencengkram leher Cio dan mengangkatnya ke atas. Apa Kiel sekuat itu? Dia bahkan bisa mengalahkan Cio dengan mudah.

"Aku bersabar Cio! Kau sudah mengambil pengantin ku! Aku tak bisa membiarkanmu hidup!" Kiel melemparkan tubuh Cio.

"Arghttt... Bagaimana mungkin kau bisa bergerak?"

"Itu tidak mempan untukku! Kau pasti tahu Orc peri tidak sama sekali bisa tunduk pada vampir." Kiel menekan dada Cio.

"Ugh..."

"Kau juga sudah menyentuhnya!" Kiel mengeluarkan pedang dan menusuk jantung Cio.

Teriakan menggema di seluruh tempat ini mengalahkan suara petir di atas sana. Aku membeku beberapa saat, apa Cio kalah?

Kiel menunduk dan memukul kepala Cio berulang kali. Tak ada yang bisa menghentikannya. Semuanya merasakan aura dari Kiel. Aku mencoba berdiri dan berjalan kepadanya. Kepada pria ku! Aku harus menghentikan Kiel!

Kiel masih memukul Cio, berulang kali sampai darah membasahi bajunya. Aku tidak bisa merasakan Cio. Dia sudah mati!

"Kiel! Sudah!" Aku memeluk tubuh Kiel dari belakang.

"Tidak! Aku akan membunuhnya!"

"Dia sudah mati!

Kiel terdiam.

Aku sangat merindukannya!

"Pergi kalian semua! Jika kalian mengganggu pengantin ku lagi, aku akan membunuh kalian seperti orang ini!"

Semua vampir pergi meninggalkan kami. Aku mengusap punggung Kiel, dia sudah bekerja keras untukku. Dia datang untukku!

"Luis?" Kiel berbalik dan melihatku.

"Kau hebat Kiel. Kau sangat kuat!"

"Luis... Hiskkk..."

Bahkan Kiel bisa menangis seperti ini. Aku mengusap wajahnya yang dipenuhi darah. Seberapa keras dia mencoba menyelamatkanku!

"Ada apa dengan wajahmu?"

Wajahnya kembali suram dan dagunya menjadi sangat kasar. Aku hanya meninggalkannya beberapa hari saja.

"Aku sangat gila saat kau tak ada disisiku. Aku selalu mencarimu dimanapun sampai rasanya aku ingin mati jika aku tak menemukanmu." Kiel memelukku sangat erat.

"Maafkan aku! Aku juga gila jika tak melihatmu Kiel." Aroma Kiel menjadi sangat manis di hidungku.

Aku melihat wajahnya yang sangat kurindukan.

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang