43. PERGI

73 10 0
                                    

"Kiel?"

"Itu hadiah karena kau kabur dari ku Luis!" Cio tersenyum pada pistol ditangannya.

Dia gila! Aku berlari dan melihat tubuh Kiel yang tidak bergerak. Bagaimana bisa? Kiel sangat kuat. Hembusan napas Kiel menjadi tak beraturan. Dada Kiel! Dia tertembak. Aku menyentuh wajahnya, apa itu sangat sakit?

"Dia tidak akan mati Luis jika dia mendapat pertolongan." Cio berbisik padaku.

"Kiel?"

"Ugh... Luis?" Kiel mencoba bangun dan menyentuh dadanya.

Kiel tidak baik-baik saja! Wajahnya semakin pucat.

"Menyingkirlah Luis! Bersembunyilah!"

Kiel menyembunyikan tubuhku dibalik punggungnya. Apa yang dia lakukan? Aku memegang baju Kiel dari belakang. Bagaimana aku bisa bersembunyi?

"Hahaha... Apa kau menandainya?" Tanya Cio menodongkan pistolnya.

"Jika iya?"

"Pantas saja baunya mirip mayat. Sialan!"

"Kau kalah dariku. Ugh..." Tubuh Kiel merosot di tanah.

"Tidak! Aku yang akan menang. Bagiamana Luis? Jika kita bermain lebih dulu!" Cio menginjak dada Kiel yang tertembak.

Kenapa? Tubuhku tak bisa bergerak lagi. Kiel berteriak sangat keras sampai seluruh tubuhku tak bisa lagi menahan isakan. Aku tidak bisa menolongnya! Aku tak bisa menolong Kiel! Tubuh ini tidak berguna. Kakiku kenapa tidak bisa berjalan dan menendang kaki Cio. Biv! Dimana Biv?

"Gerrr..."

"Jangan mendekat! Aku bisa menembak kanibal ini!" Cio bersiap dengan pistolnya.

Tidak! Tidak!

"Bawa aku! Bawa aku bersamamu!"

"Apa Luis?"

"Bawa aku bersamamu tapi jangan sesekali kau menyakiti orang-orang disini. Bawa kawananmu pergi! Aku akan ikut denganmu." Aku menatap tanah di depanku.

Ini lebih baik. Darah ini yang salah! Aku mendongak dan menatap Cio yang tersenyum senang. Ini maunya kan? Dia ingin darahku kan? Cio menyentuh wajahku, aku hanya perlu memberikan darahku.

"Bagus! Itu baru Luis."

"Biv! Tolong bawa Kiel pergi!"

"Lu-is..." Kiel menutup matanya. Aku tak mau dia mati seperti ini. Aku tak bisa melihatnya menderita.

Biv datang dan menunduk padaku. Aku juga tak mau meninggalkan kalian. Tapi jika aku tetap disini, Cio tetap akan mencariku.

"Jaga dia! Aku percaya padamu!"

"Gerr..."

"Ucapkan selamat tinggal untuk mereka. Kau tidak akan pernah lagi melihat dua binatang ini." Cio menggendong tubuhku. Bahkan aku tak bisa memegang Biv dan Kiel.

Aku menggigit bibirku, aku tidak akan bisa mengucapkan kalimat perpisahan. Aku memalingkan wajahku, maafkan aku Kiel.

"Jangan sentuh mereka lagi!"

Jika dia melakukannya, lebih baik aku mati. Cio tidak akan mendapatkan darah ku.

"Aku paham. Semuanya kembali ke rumah. Aku sudah mendapatkan ratu kalian."

Ratu? Ratu apa? Aku menatap Cio meminta jawaban. Apa maksudnya?

"Kita akan menikah Luis!"

👣👣👣

"Bahkan darahmu jauh lebih nikmat!" Cio mengecup leherku setelah mendapatkan darah yang dia inginkan.

Aku hanya jadi pasokan darah untuknya. Cio tersenyum dan menyentuh wajahku. Aku muak padanya. Dia tidak lebih buruk dari kawanannya. Mereka sangat membuatku jijik. Aku bahkan tak bisa melawan Cio saat menggigitku. Tubuhku sangat kaku! Aku ingin menamparnya.

"Kenapa Luis? Sebentar lagi kau akan jadi seorang ratu? Apa kau suka rumah ini?" Cio bersandar pada bahuku.

"Bisakah kau tidak bertindak sembarangan? Lepaskan tubuhku!"

"Kau pasti akan melarikan diri lagi. Terakhir aku menikmati saat kau membuka bajuku. Aku lebih mudah menemukanmu dengan baju itu."

Dia? Harusnya aku tak mengambil barangnya! Itu sebuah kesalahanku.

"Cio, aku menerimanya karena darah ini. Aku tak bisa menjadi ratumu."

"Bukan kau yang memilih, tapi aku! Kau satu-satunya yang bisa hidup denganku. Dengan keabadian ini dan darah ini. Kita ditakdirkan bersama Luis. Hanya saja orang itu, membuatku harus bekerja keras untuk mendapatkanmu kembali. Bukankah, kau dan aku sudah saling menandai?"

Cio tersenyum dengan wajah menakutkan. Ini sangat menjijikan! Aku tidak mau melihat Cio. Memangnya aku mau saat dia menciumku dengan paksa? Aku sangat tidak suka. Aku ingin mendorong tubuh Cio pergi dariku.

"Keluar dari kamarku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku sangat lelah sekarang, kau juga sudah meminum darahku."

Biarkan aku sendiri!

"Kenapa kita tidak beristirahat bersama? Kita akan jadi suami istri."

"Cio, beri aku waktu sendiri. Ini sangat tiba-tiba saat kau ingin menikah denganku. Aku masih berumur 18 tahun. Jangan memaksaku! Aku tidak mau memberikanmu darah lagi."

"Baiklah! Pengantin kecilku sangat suka membuatku menunggu. Istirahat lah, besok kita harus menyapa banyak orang."

Cio mencium dahiku dan keluar dari kamar. Tubuhku kembali bisa digerakkan. Apa aku tidak bisa kabur? Aku mencoba membuka pintu dan jendela. Cio memberikan banyak sihir dimana-mana. Aku mengusap dahiku, tidak ada lagi untuk Cio. Aku hanya milik Kiel.

Apa dia baik-baik saja?

Apa Biv menyelamatkannya?

"Hiskkk..."

Aku tak bisa menolong orang yang kusukai. Harusnya peluru itu untuk ku bukan untuk Kiel. Aku tak akan mati dengan mudah. Kenapa aku harus berurusan dengan Cio? Dia gila!  Aku mengusap leherku, berapa kali aku harus memberinya darah? Aku sangat lelah hidup seperti makanan baginya.

"Luis! Aku sampai lupa mengatakan ini saking bahagianya."

Cio datang kembali. Apa maunya?

"Apa? Aku ingin tidur. Jika kau ingin membicarakan sesuatu besok saja."

"Ini penting. Besok, hari pernikahan kita. Siapkan dirimu sebaik mungkin. Aku sangat menantikan malam bersamamu."

Apa? Besok pernikahannya? Cio tersenyum dan menutup pintu kembali. Sialan! Aku memeluk tubuhku. Tidak mau! Aku tak mau menikahi vampir itu! Apalagi menghabiskan malam bersamanya, itu hanya dalam mimpinya! Ini sangat cepat, bahkan Cio tak membiarkan ku bernapas lebih dulu.

"Arghttt..."

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang