27. MENUJU

80 13 0
                                    

"Ada apa dengan kalian berdua?" Biv menunjuk ku dan Kiel bergantian.

Aku tidak tahu kenapa aku menghindari Kiel. Semalam aku tak bisa tidur, bahkan jantungku sampai sekarang berdetak sangat cepat. Ini sangat memalukan! Aku tak bisa menunjukan wajahku pada Kiel. Aku malu melihatnya.

"Aku akan mengantar kalian sampai ke depan hutan. Aku tak mau melihat Luis menangis di rawa-rawa ku!" Nyonya Bel memegang tongkatnya.

"Ya, tolong kami. Aku juga tak mau melihat Luis menangis dan membawa tas beratnya itu. Itu sangat berat!" Biv mengangguk-angguk.

Apa seberat itu? Aku membawanya tiap saat. Dia hanya membawanya beberapa menit saja.

"Mungkin butuh seminggu kalian sampai. Berhati-hatilah selama di perjalanan. Sampai jumpa lagi! Aku menunggu kabar baik dari kalian!"

Tubuh kami terbang di udara. Apa ini sihir?

"Terima kasih, Nyonya Bel!" Aku berteriak sangat kencang sesaat tubuh kami terbang sangat cepat.

Apa ini perasaan seekor burung terbang? Tubuh kami melayang di udara melewati hutan lebat. Ini sangat menyenangkan dilakukan. Bahkan aku bisa merasakan hembusan angin menerpa wajahku.

"Arghttt... Ini menakutkan!" Biv berteriak kencang.

Brukk...

"Arkk..."

Pendaratan yang menyakitkan untuk kami semua. Kami terjatuh di perbatasan hutan. Apa sekarang waktunya kami melihat peta milik Nyonya Bel? Aku membuka peta dan melihat tanda aneh yang keluar. Apa ini panah? Kenapa bisa keluar dari peta? Apakah ini sihir penunjuk arah? Aku menatap Kiel dan Biv. Kami hanya perlu mengikuti tanda ini bukan?

"Hoekkk... Tunggu aku! Perutku sangat mual!" Biv memuntahkan isi perutnya.

"Kau tidak apa-apa? Apa kau butuh obat Biv?" Tanyaku menepuk punggungnya.

"Tidak! Aku tak mau lagi terbang seperti burung. Aku ini serigala." Wajah Biv tampak lebih pucat.

Aku juga bukan burung yang terbang di langit. Tapi tadi perjalanan yang menyenangkan untuk dilakukan lagi. Kiel membawa Biv dan menggendongnya di belakang. Biv sangat tak bisa berjalan dengan kondisi tubuhnya. Kami berjalan dengan tanda panah. Kadang panahnya akan berhenti dan melanjutkan lagi.

Ini seperti sebuah permainan.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kiel.

"Aku baik."

"Katakan padaku jika kau lelah. Aku akan membuang anak ini."

Aku menahan tawa, bahkan Biv tak bisa menjawab perkataan Kiel saking tubuhnya sangat buruk. Aku mengikuti Kiel dari belakang dan memeriksa Biv. Perjalanan ini masih sangat panjang!

👣👣👣

Aku merenggangkan ototku. Ini sangat melelahkan saat berjalan dengan tas ini. Apa Kiel berhasil mendapat sesuatu? Kondisi Biv lebih parah dari yang kami kira. Dia menjadi demam, suhu tubuhnya meningkat drastis. Aku sudah memberinya obat manusia, semoga itu segera bekerja untuknya.

"Biv, apa kau bisa masuk ke dalam tenda?"

"Hah... Hmm..." Aku membantu Biv berjalan dan memasukannya dalam tenda.

Kenapa dia bisa demam hanya karena terbang? Aku menyelimutinya dengan kain yang ada. Kuharap dia baik-baik saja.

"Luis! Hanya ada buah disini. Tak ada binatang yang berkeliaran." Kiel menunjukan banyak buah di tangannya.

"Ini cukup untuk kita."

Malam ini tak ada daging untuk kami makan. Aku melirik dalam tenda. Biv pasti sedang berjuang dengan demamnya. Aku bersandar pada pohon dan menatap api unggun yang membara.

"Makanlah!" Kiel memberiku buah.

"Terima kasih."

Ini cukup untuk malam ini. Besok aku akan mencari kelinci dan memakan hatinya. Aku juga harus bisa berburu untuk mereka.

"Bersandarlah padaku!"

Apa?

"Kepalamu tidak akan sakit."

Aku menuruti kata Kiel dan bersandar pada bahunya. Ini sangat nyaman. Kenapa aku jadi mengantuk? Aku melirik Kiel yang sedang memakan buah. Dia bahkan memakan buah sekarang, dia berubah jadi normal. Kenapa bisa?

"Ada apa?"

"Kau tidak apa-apa memakan buah?"

"Ini enak."

Itu memang enak. Aku mengangguk dan menutup mataku. Aku sangat mengantuk. Pagi ini aku harus bangun dan berburu untuk mereka.

👣👣👣

Dorrr... Dorrr...

Dia kabur? Aku berlari mengejar kelinci besar yang terus melompat tiada henti. Aku tak bisa berhenti mengejarnya, aku harus mendapatkan hati nya.

Dorrr... Dorrr...

Kena! Aku berlari dan memeriksa kelinci besar. Dia sudah mati? Aku mengeluarkan pedang dan menusuk tubuhnya untuk memastikan. Dia tak bergerak lagi.

Akhirnya aku mendapatkan seekor kelinci besar sendiri. Ini untuk Kiel dan Biv. Aku menggendong kelinci dan membawanya ke tenda. Aku akan mengulitinya dan membakar dagingnya.

Kulitnya juga sangat enak untuk dimakan. Aku berjalan melewati banyak batu dan jalanan yang berlubang besar. Apa tadi aku melewati daerah ini?

"Wah! Siapa ini?" Seorang turun dari atas pohon.

Nomer 2. lagi?

"Kau masih hidup? Astaga! Kau makhluk aneh ternyata!" Nomer 2. tertawa terbahak-bahak.

"Aku tak punya urusan lagi denganmu!"

"Tunggu! Serahkan hewan itu, aku sudah membuat pancingan untuknya malah kau yang mendapatkannya. Itu tidak adil." Nomer 2. menodongkan senjatanya padaku.

Aku melempar tubuh kelinci dan menerjang tubuh nomer 2. Tidak kali ini! Aku tak akan menyerahkan apa-apa padanya. Aku susah payah mengejarnya sampai ke tempat ini. Apa dia katakan tadi? Ini tidak adil? Salah siapa tidak lebih cepat dariku. Aku memukul wajah nomer 2. dan mengambil pistolnya. Pistol ini, aku kusimpan.

"Arkk... Apa yang kau lakukan?" Teriak nomer 2.

"Memukulmu!"

Aku memukul wajahnya bertubi-tubi sampai dia tak sadarkan diri. Apa aku berlebihan? Aku segera membawa kelinci besar dan berlari menjauh. Dia pasti tidak sendiri, dia pasti memiliki teman disisinya. Aku harus kabur.

Biv dan Kiel juga pasti menungguku di tenda. Apa mereka mencariku?

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang