23. CENTAUR

76 15 0
                                    

"Permisi! Apa kami bisa bermalam disini?" Biv berteriak pada gerbang kayu yang sangat tinggi.

Bahkan tingginya melebihi gerbang kawasan manusia. Apa karena tinggi badan mereka? Kenapa kami tidak membuat tenda di luar saja? Apa ada hal berbahaya? Biv juga sangat berusaha keras masuk ke dalam gerbang.

"Tolong kami!" Biv memukul gerbang beberapa kali.

"Biv, memangnya ada apa di luar?"

"Aku lupa, Centaur sering berurusan dengan makhluk aneh lainnya. Jika kita berada disini, kita mungkin akan jadi santapan mereka."

Mereka? Mereka siapa?

Kenapa dengan tanah ini? Tanah bergetar hebat, bahkan tubuhku seperti ingin melompat. Siapa yang datang dengan membuat getaran menakutkan ini? Tubuhku menjadi sangat gelisah, perasaan ini lagi. Aku berbalik dan menyiapkan pedangku. Jangan bilang ada makhluk aneh akan datang kemari!

"Tolong kami! Kami punya uang! Sial!" Biv berbalik dan menyiapkan pedangnya.

Aku sangat takut!

Napasku tercekat tak kala sebuah tangan besar muncul dari balik hutan belantara. Itu raksasa? Bukan hanya satu tapi tiga? Tiga raksasa? Tubuhku membeku sejenak. Haruskah kami lari?

"Biv, kita lari saja!" Usulku.

"Mana bisa? Mereka lebih tepat mengejar kita!" Biv berteriak dan berlari ke salah satu raksasa.

Kenapa ada raksasa di tempat ini?

Kiel lebih dulu melompat pada salah satu raksasa. Apa aku harus berurusan dengan satu lagi? Kakiku gemetaran. Aku menyiapkan senjata api dan bersiap menembak.

Dorrr... Dorrr...

Aku menembaknya tepat pada kepalanya. Semoga itu ada efeknya. Aku berlari dan menyiapkan banyak amunisi. Jika kami berhasil mengalahkannya, mungkin saja gerbangnya akan terbuka untuk kami. Aku berlari pada tubuh raksasanya yang terkapar di tanah. Tubuhnya sangat besar dan aneh. Aku bisa merasakan kulit manusia berkali-kali lipat. Ini juga sangat bau! Aku berlari dan tepat di depan wajahnya.

Dorrr... Dorrr...

Dua peluru bersarang pada kepalanya. Ini mudah!

"Luis! Lusi! Tolong!"

Aku melihat Biv yang akan dimakan raksasa. Kenapa dia bisa disana? Aku menembak pada tangan raksasa sampai dia melepaskan tubuh Biv ke tanah. Semoga Biv tidak terluka parah. Aku berlari dan fokus pada dadanya.

Dorrr... Dorrr...

Itu belum cukup? Dia marah padaku!

Raksasanya mencabut pohon dan melemparkannya padaku. Aku menghindar dan merangkak pergi. Itu menakutkan! Apa harus kepalanya? Mungkin saja dadanya memiliki lemak lebih tebal. Aku berlari ke salah satu pohon dan menembak belakang kepalanya.

Dorrr... Dorrr... Dorrr...

Tiga tembakan cukup kan?

Dia tersungkur di tanah. Aku melompat turun dan mendekati tubuh Biv yang terkapar. Dia pasti jatuh dari jarak cukup jauh. Aku membawa tubuh Biv ke depan gerbang lagi. Bagaimana keadaan Kiel? Apa dia baik-baik saja?

"Kau tidak terluka kan?" Kiel datang dengan berlumuran darah.

Apa yang dia lakukan pada raksasanya? Ah, dia merobek perutnya? Aku menggeleng pelan, kami sudah selesai kan? Apa gerbang ini bisa terbuka? Amunisiku tinggal sedikit. Aku butuh peluru lagi. Tuan Jabi hanya memberiku beberapa peluru saja.

Bergetar lagi? Tanahnya bergetar lagi?

Aku menatap hutan, kali ini lebih banyak tangan dan kaki besar keluar dari sana. Seberapa banyak mereka? Biv juga tidak sadarkan diri. .

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang