24. KE TEMPAT LAIN

77 14 0
                                    

"Apa yang kau bawa Luis?"

Aku melihat kantung besar pemberian para Centaur. Ini bekal makanan pemberian mereka. Pagi ini mereka memberi kami banyak makanan dan barang, katanya itu tanda terima kasih mereka. Aku juga mendapat amunisi dari mereka. Jumlah sangat banyak untuk membunuh raksasa jika datang lagi. Apa mereka juga punya senjata api? Aku tak melihatnya waktu mereka menyerang raksasa.

"Makanan!"

"Semalam aku tak mendapatkan apa-apa. Selain tempat tidur yang nyaman. Pagi ini aku juga hanya memakan beberapa ikan saja." Keluh Biv.

Dia pingsan sampai pagi hari. Mungkin bukan pingsan dia tidur sampai pagi. Kiel menemaniku bersama Centaur membahas para raksasa yang menyerang desa. Itu sudah terjadi beberapa ratus tahun. Tak ada yang tahu kenapa para raksasa menyerang. Mereka juga tak dapat berkomunikasi dengan baik. Kukira mungkin raksasa menginginkan sesuatu di desa atau mereka ingin memakan para Centaur. Aku juga tidak tahu.

"Itu salahmu pingsan! Semalam mereka menawarkan banyak alkohol." Tapi aku tak bisa meminumnya.

Kiel melarangku, katanya usiaku belum cukup untuk meminum alkohol. Tapi aku sudah hampir 19 tahun. Memangnya di usia berapa aku bisa meminumnya?

"Apa? Hah, aku juga tidak tahu. Semalam aku terjatuh dari atas dan pingsan begitu saja. Mungkin tempat mereka yang sangat nyaman jadi aku malah tertidur. Padahal alkohol milik Centaur adalah alkohol terbaik yang pernah ada. Jarang orang yang akan menolaknya! Pasti dia orang bodoh di dunia ini!"

Apa dia menyindirku? Semalam Kiel meminum beberapa gelas sampai wajahnya merah. Dia perlu di seret oleh dua Centaur untuk berhenti. Kata Lar, dia bisa gila jika terus minum.

"Jadi, dimana tempat penyihir?" Tanyaku melihat hutan lebat di depan mata.

Biv mengendus sesuatu. Dia tersenyum dan entah kenapa bermain dengan tangannya. Apa dia sedang mengukur jarak?

"Tinggal sedikit lagi. Mungkin besok pagi kita sampai!"

Besok pagi?

"Kau tahu Luis, dia punya tempat yang bagus. Rumahnya berada di atas pohon, disana juga ada danau penuh dengan katak berisik. Entah kenapa dia bisa hidup di tempat itu."

Apa katak itu kutukan darinya?

"Ayo! Kita harus berjalan sampai malam!" Biv berjalan lebih dulu.

Sampai malam bukan kabar menyenangkan. Itu pasti sangat jauh dari tempat kami sekarang. Kali ini pasti tidak ada desa makhluk aneh lagi.

👣👣👣

Dugaanku salah. Kami bersembunyi dari kawanan Troll. Mereka sedang membangun rumah-rumah di tepi jembatan. Kenapa para Troll suka sekali dengan jembatan? Jadi bagaimana kami melewatinya? Apa mereka butuh uang untuk kami lewat?

"Kita harus melewati mereka! Masalahnya pasti mereka ingin barang kita baru membuka jalan ke jembatan. Tapi sayang jika kita mengeluarkan barang untuk mereka."

"Jadi apa?"

"Melompati jurang juga bukan ide bagus. Itu sangat jauh untuk aku sendiri melompati. Mungkin satu kali tidak masalah. Tapi ada kalian berdua. Jika memutar itu butuh waktu yang lama. Mungkin tiga hari baru kita sampai ke ujung sana."

Itu memakan banyak waktu! Kami sudah memakan beberapa hari ini. Apa kami lewat saja dan memberikan sesuatu pada mereka? Aku mengintip lagi, mereka tak terlihat jahat.

"Ayo!" Kiel berdiri.

Apa dia yakin?

"Jika Kiel berani. Aku juga! Ayo, Luis! Kita harus segera bertemu penyihir untuk tahu keadaanmu!"

Ini tidak masalah? Kami berjalan menuju jembatan dan melewati para Troll yang melihat kami. Mereka tak punya niatan untuk menyerang kami.

"Tunggu! Berhenti di situ!" Seorang Troll menghentikan kami di depan jembatan.

"Kami ingin lewat, bisakah anda memberi kami jalan?" Tanya Biv tersenyum ramah.

"Tidak! Untuk apa?"

"Ini jembatan umum yang dibangun oleh para Centaur, tentu saja kami ingin melewatinya."

Jadi jembatan ini milik Centaur? Bukankah para Troll dalam masalah serius jika berhadapan dengan Centaur?

"Ini milik kami sekarang!"

"Kami baru saja datang dari sana. Apa anda sudah meminta izin dari para Centaur? Jika mereka tahu jembatan mereka di miliki oleh para Troll. Pasti mereka marah besar."

Kerja bagus Biv, sekarang beberapa Troll datang dengan senjata mereka. Aku berbalik dan memegang senjataku erat-erat. Aku tak mungkin melawan mereka, mereka hanya para Troll yang ingin membangun desa. Aku melirik Kiel yang bersiap dengan pedangnya. Dia tak punya perasaan.

"Beri kami 100 keping uang!"

100 keping? Apa dia gila? Apa dia tidak tahu seberat apa aku menggali tanah dan membawa bongkahannya ke atas dan itu berulang kali? Aku menyingkirkan Biv dari jalan.

"Siapa pimpinan disini? Apa kau? Jika kau ingin mati ditempat katakan padaku? Aku sudah melewati banyak hal untuk sampai disini. Tidak mungkin aku pergi begitu saja tanpa hasil!" Aku menodongkan senjata api pada kepalanya.

Hanya satu orang itu bukan masalah!

"Tung-gu! Jang-an memaka-i sen-jata!"

"Minggir! Cari pekerjaan lain selain mengurusi jembatan! Kalian pengganggu jalanku!"

Troll di depanku menyingkir, aku menatapnya tajam sampai kakiku melangkah ke jembatan. Aku tak punya banyak waktu untuk memutar atau meladeni mereka. Aku ingin sampai ke penyihir secepatnya. Aku ingin tahu jenisku. Setidaknya aku bisa ke kawasan yang bisa menerimaku dengan identitas. Tak mungkin aku datang ke kawasan bebas dan mengatakan bahwa aku seorang manusia.

"Luis! Jika kau sedang marah, kau sangat keren." Puji Biv.

"Aku hanya menggertak mereka." Aku juga tak benar-benar ingin menembak.

"Tapi itu bagus jika kita sedang terdesak oleh mereka tanpa menimbulkan luka. Wajahmu bisa menakuti mereka semua. Jika ada Troll atau makhluk lain, kau tak perlu takut. Kau tinggal hadapi mereka dengan wajahmu!"

Mana mungkin aku bisa. Itu adalah Troll. Beda halnya jika itu makhluk aneh lainnya. Terutama jika mereka jalan neraka atau manusia. Aku tak mungkin membunuh mereka. Mereka manusia biasa!

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang