9. SENDIRIAN

87 17 0
                                    

"Kau tak mau ke desa kami? Sebentar lagi akan malam." Biv mengikutiku.

"Sebenarnya kenapa kau terus mengikutiku?"

Apa dia tak punya pekerjaan lainnya? Aku ingin sendirian! Aku harus bisa mandiri seperti Upa. Jika aku terus bersama kelompok, aku tak bisa hidup sendiri di dunia aneh ini. Biv mencengkram lenganku.

"Ikutlah denganku!"

"Tidak! Kau pasti ingin memakanku!" Aku menendang kaki Biv dan berlari menjauh.

Aku tidak takut pada apapun!

Aku takut masuk ke hutan sendirian, kakiku berhenti melangkah. Apa ini tidak apa-apa? Bagaimana jika ada mahkluk aneh lainnya? Aku juga akan malam. Apa aku menginap di dekat kawasan manusia saja? Mungkin tidak ada bahaya. Aku memanjat satu pohon besar dan bersembunyi di dedaunan. Dari sini aku bisa melihat kawasan manusia yang sangat luas. Apa Upa sudah bertemu keluarganya? Aku mengintip dari dedaunan dan mencoba tidur. Besok pagi, aku akan melanjutkan perjalan.

"Hiskkk... Hiskkk..."

👣👣👣

"Hey! Luis!"

Siapa? Aku merasakan pohon ini berguncang hebat. Apa ada gempa? Tubuhku terjatuh ke tanah. Aroma rumput langsung menyambutku.

"Bangun! Cepat!"

"Kuma? Ada apa? Kenapa kau keluar?"

Kenapa Kuma ada disini?

"Sttt... Upa memberikanku ini. Aku harus menunggu Gia tidur dan mencari mu kesana-kemari."

Kuma menunjukan peta padaku. Apa Upa ingin aku pergi dengan selamat? Aku tak tahu arah tempat lainnya.

"Aku menyiapkan banyak hal di tas. Ada tenda, baju, perlengkapan memasak, senjata, obat, dan barang yang pasti butuhkan. Aku juga menyiapkan persediaan bekal untukmu. Makan ini." Kuma memberiku roti yang masih hangat.

Perutku sangat lapar rasanya. Apa dia menyiapkan semau ini sendirian? Aku mengusap mataku dan memakan rotinya. Ini sangat enak. Aku bisa memakannya sangat banyak.

"Ini tempat kita sekarang. Kau bisa pergi ke kawasan lainnya. Berhati-hatilah saat di perjalanan. Jangan mempercayai orang lain dengan mudah. Gunakan tudung ini, jangan sampai mereka tahu kau wanita yang sedang pergi. Kau paham?"

Aku mengangguk saat Kuma menjelaskan semuanya. Mungkin aku bisa diterima di kawasan lain.

"Bawa senjata mu selalu. Jika ada bahaya, segeralah pergi mencari tempat aman. Kau masih ingat kan buah apa yang bisa dimakan?"

"Hmm..."

"Bagus. Jaga dirimu! Jangan sampai kau terluka dan menunjukan kemampuanmu." Kuma memelukku.

"Terima kasih."

"Aku harus segera kembali. Satu hal lagi, kita semua pasti bisa bertemu kembali! Tetaplah sadar akan hal itu."

Aku mengangguk. Kuma mengusap matanya dan tersenyum padaku. Dia segera berlari menuju pintu gerbang. Aku memakan roti terakhir dengan tangisan yang kutahan. Aku akan ingat bahwa kami semua akan bertemu suatu hari nanti. Aku memakai tudung dan membawa semua barang milik Kuma. Aku akan mencari tempat aman untukku.

👣👣👣

Upa memberikan peta dengan jalan yang bisa kulalui. Dia memberikan tanda silang jika jalan itu berbahaya dan tanda lingkaran jika tempat itu aman. Kuma memberiku beberapa keping uang. Apa kau bisa menemukan toko di situasi sekarang? Apa ini jalan yang benar? Aku melewati banyak bebatuan terjal, ini lebih baik daripada bertemu bandit atau mahkluk aneh.

"Hah..." Ini pasti sudah sangat jauh dari kawasan manusia.

"Luis!"

"Arghttt..." Aku mundur dan terjatuh.

Siapa itu? Kenapa dia memakai tudung juga?

"Kau mau kemana?" Biv membuka tudungnya.

Kenapa dia berada disini? Harusnya dia berada di kawanannya. Apa dia mengikuti ku lagi? Sejauh ini?

"Bukan urusanmu!" Aku membersihkan bajuku.

"Kau mau ke kawasan lain?" Tanyanya.

"Apa kau tidak memiliki pekerjaan selain mengganggu hidup orang lain? Sana pergi ke desamu!"

Aku melanjutkan langkah kakiku. Yang terpenting aku sampai ke kawasan manusia terdekat. Jaraknya sangat dekat daripada kawasan lain. Upa juga memberitahuku untuk mencoba datang kesana. Mungkin saja tak ada kubah aneh lagi. Atau setidaknya jenisku diterima. Itu artinya aku bisa menemukan seseorang sama sepertiku.

"Kau mau aku bawakan tasmu?" Tawar Biv.

Dia masih sangat gigih.

"Biv, apa maumu? Kau tidak lelah mengikuti kami dan sekarang mengikutiku?"

"Tidak! Aku hanya ingin saja. Hidup itu membosankan, selama ini tidak ada menyenangkan."

Terserah saja! Aku hanya ingin cepat sampai ke tempat yang aman. Upa memberiku tempat aman untuk bermalam. Aku harus sampai disana sebelum malam hari. Apa aku bisa menemukan buah? Aku mendongak ke atas. Tak ada buah disini. Aku tak bisa membuka tasku saat ada Biv. Aku tidak percaya padanya.

"Ada apa? Kau bingung dengan denahnya?" Biv mengecek peta ditanganku.

"Kau... Apa bisa menangkap sesuatu? Aku lapar." Aku menatap Biv.

Biv memalingkan wajahnya dan mengangguk. Dia segera berlari pergi, aku harus segera pergi juga. Semoga dia tidak menangkap apapun.

👣👣👣

Tempat yang diberitahu Upa sangatlah aman. Aku tak merasakan apapun saat berada disini. Sebenarnya tempat apa ini. Sejak aku membuat tenda dan api, tidak ada seorang pun yang terlihat. Ini lebih melegakan. Aku hanya perlu memakan bekal Kuma. Dia memberiku bahan makana siap masak.

"Hah... Hah... Kau disini rupanya!"

Biv? Kenapa dia bisa menemukanku? Lalu kenapa dia membawa rusa yang suka mengigit.

"Aku menangkap ini!" Biv melemparkan rusanya yang telah mati.

"Biv! Rusa ini beracun! Aku tidak bisa memakannya."

Mungkin para serigala tidak masalah, tapi aku dalam masalah serius. Biv terduduk lesu, sejauh mana dia membunuh rusa ini? Apa dia masuk kawasan lainnya?

"Terima kasih telah membawakan. Lain kali, aku akan meminta hal lain. Apa kau mau ini? Aku tidak tau apa manusia serigala seperti mu mau. Tapi ini lumayan enak." Aku mengatakan sup pada Biv.

"Aku bisa!"

Aku memberikan piring pada Biv. Setidaknya dia tidak terlihat sedih lagi. Aku jadi kasian padanya, aku sangat kelewatan. Pasti dia juga mencariku kemana-mana.

"Ini enak."

"Kau bisa memakan lainnya. Aku sudah kenyang. Hoamm... Jangan berbuat aneh Biv! Aku ingin tidur."

Aku sangat mengantuk!

Tubuhku berbaring dan menatap tenda. Semoga tidak terjadi apa-apa.

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang