3. REGENERASI

139 21 0
                                    

"Arghttt..."

Kenapa dia berteriak?

Dimana Upa?

Kenapa dunia ini berputar-putar tanpa henti? Aku sangat mual, isi perutku seakan terguncang sangat keras. Aku memuntahkan makananku, ini menjijikan! Kenapa banyak darah yang keluar?

"Luis? Luis?" Suara Upa membangunkanku.

Kenapa aku?

Kenapa aku sedang mengambil makanan tadi? Kenapa mereka melihatku? Aku menatap wanita tadi yang sedang melihatku. Gia dan Kuma masih berada di ruangan ini. Apa tadi itu? Aku menutup mataku dan berbaring. Apa itu mimpi? Mimpi yang sangat aneh.

"Kau tidak apa-apa?"

"Ugh... Siapa dia?"

"Dia nomer 6. Dia akan memberi kita peta."

"Ah..."

Jadi dia belum memberikan petanya pada kami? Aku berdiri dan berjalan keluar. Ini menakutkan, apa yang tadi itu? Aku bisa merasakan semua hal terjadi sangat nyata. Apa itu halusinasi? Aku tidak tahu sekarang, apa yang nyata atau tidak? Kapan dia berhasil mendapatkan petanya?

"Aku dan Gia akan ke mobil." Kuma keluar.

Dia keluar? Bagiamana dengan Upa? Aku masuk dan mendapati Upa yang telah mendapatkan peta dan sedang ditodong pistol oleh nomer 6.

"Upa!" Aku manarik tubuh Upa sebelum peluru ke arahnya.

Ini nyata!

"Luis?"

"Ugh... Punggungku!"

"Kau menghindarinya? Aku belum mendapatkan bayaran ku!" Nomer 6. menodongkan pistol ke arah kami.

Aku berlari dan menerjang tubuhnya. Tidak kali ini! Aku menginjak tangannya dan melempar pistol sejuah mungkin. Aku tidak akan membiarkan seorangpun melukai Upa!

"Luis? Apa yang kau lakukan?"

"Sttt... Dia jahat!"

"Kau... Siapa kau!" Nomer 6. mendorongku menjauhinya.

Dimana pistolnya tadi?

"Hahaha... Kau mau jadi pengganti Upa, nomer 7.?"

Nomer 7.? Upa? Upa menarik tubuhku. Apa Upa bekerja di tempat ini? Aku menatap tanganku, jadi aku hanya pengganggu? Aku menatap nomer 6. yang akan menembak Upa.

Dorrr...

"Arkk..." Upa terduduk memegang tangannya yang tertembak.

"Apa selanjutnya kaki?"

Tidak! Aku menerjang tubuh nomer 6.  dan memukul kepalanya dengan asbak berkali-kali. Tidak untuk kaki!

"Luis! Cukup! Kau hanya akan membangunkan nomer lainnya!"

Nomer lain? Aku berhenti memukul nomer 6. yang sedang pingsan. Dia pingsan bukan? Kami keluar dari ruangan nomer 6.

Tapi, kenapa mereka melihat kami? Siapa lima orang ini yang keluar dari ruangan mereka. Pakaian mereka mirip nomer 6.

"Apa yang kalian lakukan?" Seseorang berbadan besar menghampiri kami.

"Luis! Lari!"

"Wah, kau apakan nomer 6.?" Tanya seseorang memiliki tato diwajahnya.

Apa aku berbuat kesalahan lagi? Upa menarikku untuk berdiri di belakangnya. Apa kami akan selamat?

"Kalian belum membayar harganya!" Satu orang dengan tubuh serba merah muda menodongkan pistol pada kami.

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang