37. PERBEDAAN

80 14 0
                                    

"Untuk hari ini aku akan mengantar kalian. Tapi hari selanjutnya kalian harus datang sendiri."

Kami diantar Linda menuju tempat kami bertugas. Sepanjang jalan aku hanya melihat keluar jendela, semakin kami pergi keluar, semakin rumah dan bangunan menjadi sangat aneh. Bangunannya mulai menjadi kotor dan tak berbentuk. Bau busuk yang tercium oleh hidung dan kawanan gelandang di tepian. Sebenarnya apa yang terjadi di sini?

Biv menarikku keluar dan mengikuti Linda berjalan. Bukankah mereka terlihat sangat kurus? Mereka mirip manusia dengan tubuh mereka mirip hewan. Mata mereka seakan mengawasi kami. Aku takut disini! Tempat ini tak seaman tempat kami.

"Ran, mereka petugas baru. Tolong bantu mereka."

Seorang laki-laki tersenyum pada kami. Apa dia manusia atau makhluk aneh? Aku tak bisa merasakan apapun.

"Baiklah."

"Aku akan pergi meninggalkan kalian. Berjuanglah!"

"Baik!" Biv menjawabnya dengan sangat bersemangat.

Sekarang kami harus apa? Ran menyuruh kami mengikutinya. Katanya hari ini kami hanya melihat saja tanpa membantu apa-apa. Aku berjalan dan melihat para gelandangan. Kenapa mereka disini? Kenapa mereka tidak keluar saja? Kenapa mereka tidak bekerja? Kenapa? Kenapa mereka hidup seperti ini?

"Biv, apa kawasan lain juga seperti ini?"

"Hmm? Ya, begitulah. Di depan dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan rendah. Semakin ke dalam, adalah mereka yang memiliki uang yang banyak. Itulah perbedaan si kaya dan si miskin."

"Kenapa bisa begitu?"

"Aku juga tidak tahu. Setiap kawasan pasti seperti ini. Mereka memiliki masalah mereka sendiri, mungkin mereka hanya tinggal sendiri, tak memiliki kawanan, ditinggalkan, jika mereka keluar kawasan juga itu mustahil. Lebih banyak bahaya di luar, kau juga pasti tahu. Kau cukup beruntung karena tidak akan mati dengan mudah. Berbeda dengan mereka yang bisa mati kapan saja."

Jadi aku beruntung? Ada peta milik Upa yang menyelamatkan dan ada Biv yang menemaniku. Aku cukup beruntung bertemu Kiel juga. Tapi tidak dengan orang lain. Mereka hidup lebih menderita daripada aku. Aku yang mengharapkan tempat aman dan nyaman, sedangkan mereka hanya mengharapkan besok tetap hidup. Aku menatap ke belakang. Perbedaan kawasan ini terlihat sangat jelas.

"Luis! Kemari!" Biv memanggilku.

"Beberapa kali terjadi pencurian di kawasan ini. Ada juga pembunuhan dan kasus tak dapat ditangani oleh manusia. Kita akan bekerja membersihkannya."

"Ran, kau bukan manusia?" Tanyaku.

Ran menatapku, dia tak terlihat sebagai makhluk aneh.

"Bukan, aku setengah Orc."

Setengah Orc?

"Apa kau tidak tahu?"

Aku menggeleng padanya, aku tidak tahu sama sekali. Aku hanya bisa tahu mereka berbahaya atau tidak. Sulit menentukan mereka makhluk apa.

"Dia hidup lebih lama di kawasan manusia. Jadi dia tak tahu apa-apa. Aku akan berusaha memberitahunya sedikit demi sedikit. Kau tenang saja, Ran. Kami tidak akan menyusahkan mu!"

"Kuharap kalian bekerja dengan baik!"

"Iya-iya. Kami bekerja tanpa menimbulkan masalah."

Aku memalingkan wajahku, kenapa jika aku tidak tahu siapa mereka ini? Mereka tetap hidup bersama-sama. Aku duduk di tepi dan melihat kegiatan petugas yang memiliki seragam yang sama padaku. Seragam putih ini mudah sekali kotor.

"Arghttt..."

"Dasar pencuri! Kau ambil apa lagi?" Seorang petugas memukul seorang pria tua.

"Saya hanya mengambil sedikit roti!"

"Roti? Kau sudah beberapa kali melakukannya! Kenapa kau tidak belajar juga? Karena mu banyak orang-orang yang mengikutimu!"

"Arghttt... Maafkan saya!" Pria tua itu menunduk dalam.

Itu hanya roti saja!

Aku memeluk diriku saat pria itu disiksa di depan banyak orang. Itu menakutkan! Kenapa jika mencuri roti? Aku berjalan keluar gerbang, tak ada tempat yang aman untuk orang-orang lemah. Tak ada kepastian hidup dimana pun itu. Di luar sana, apa lebih baik daripada disini?

👣👣👣

"Luis, kau kenapa?" Biv menggoyangkan tubuhku.

Makan siang ini tidak enak. Ini hanya roti dan susu. Aku mendongak pada petugas lain. Mereka tampak menikmatinya tanpa mengeluh. Tapi roti ini mengingatkanku untuk peristiwa tadi. Pria tua itu terkapar di tanah sampai sekarang. Tak ada yang menolongnya. Aku merasa tak berguna.

"Biv, apa dia manusia?" Aku menunjuk pria itu.

"Bukan, dia sepertinya seorang Goblin dan manusia. Lihat telinganya, telinganya runcing."

Goblin dan manusia? Aku paham Goblin memiliki sifat mencuri. Aku membawa roti dan susu kepada pria tua tadi. Banyak darah di tubuhnya. Aku sangat kasian. Dia hanya ingin makan, kan?

"Aku tidak lapar. Makan saja ini!" Aku meninggalkan makananku.

Dia mendongak dan meraih roti dengan cepat. Dia memakannya dengan sangat rakus sampai susu disebelahnya hampir tumpah. Aku menahan tangisanku. Aku jika lapar juga bisa melakukan apa saja. Bahkan mencuri jika aku tak bisa mendapatkan apapun juga. Lalu, apa masalahnya jika hanya mengisi perut yang kosong? Aku menggigit bibirku dan berjalan keluar gerbang.

"Luis! Kau mau kemana?"

"Berburu kelinci!"

👣👣👣

Aku menggotong seekor kelinci besar menuju gerbang. Sampai sore ini aku menangkap satu ekor besar. Mungkin ini adalah tangkapan terbesarku. Gerbang terbuka lebar, Biv menungguku dengan wajah cemasnya.

"Kenapa kau menangkap kelinci?"

"Untuk dimakan!"

Ini sangat besar sampai sulit untuk mengulitinya nanti. Orang-orang melihatku berjalan dengan seekor kelinci yang sudah mati. Aku memotong semua bagian kelinci bersama Biv. Aku hanya mengambil hati dan jantungnya saja.

"Ini, aku tidak butuh dagingnya! Ambil saja!" Aku berteriak keras dan menyingkir.

Orang-orang menghampiri kelinci yang kubawa dan memotongnya bersama-sama. Aku memalingkan wajahku dan menatap Biv yang tersenyum. Aku hanya ingin hati kelinci saja. Aku tidak suka roti dan susu. Aku tidak suka juga daging kelinci itu.

"Mau dimasak sekarang?" Tanya Biv.

"Hmm..."

👣👣👣

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Answer The World ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang