⚠WARNING!!!
THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.
===•===
RED FLAG AREA🚩
===•===
SHUT UP AND WATCH.
===•===
STUCK IN THE DARK.
===•===
Hari selasa yang cerah. Daisy dengan mendekap buku dipelukannya terlihat berlari kecil menuju ke kelasnya. Namun nasib apes yang menimpa Daisy. Begitu pintu kelas terbuka, Daisy yang fokus berlari pun tak menyadari seseorang dari berlawanan arah datang. Alhasil dia menabrak tubuh orang itu dan terhuyung kebelakang. Dia meringis ketika bekas luka di keningnya kembali berdarah karena terbentur sudut pintu.
“Aduh sak—”
“Oh shit!”
Daisy mendongakkan kepalanya. Menatap cengo ke arah cowok yang tengah memegangi dadanya membuat Daisy panik. Dia berdiri lantas memapah cowok itu, menapis rasa takutnya. “Kamu nggak apa-apa Ren?” tanya Daisy. Dia menelan ludahnya kasar ketika Alzada menatapnya.
Astaga, sepertinya Daisy dalam bahaya.
Dia melepaskan tangannya perlahan ketika cowok itu bisa berdiri sendiri. Alzada memundurkan kacamatanya dan memungut beberapa buku Daisy yang terjatuh. Sedangkan gadis itu masih terpaku di tempat. Alzada, terlihat sangat tampan meskipun berkacamata. Entah mengapa melihat Alzada mengingatkannya pada cowok bertopeng venesia hitam yang mengajaknya berdansa. Daisy tersadar dari lamunannya, mengenyahkan pikiran itu kemudian menatap Alzada yang sudah memunguti buku-bukunya. Cowok itu dengan tenang memberikan buku tersebut tanpa berkata apapun. Namun, kali ini ada hal menarik.
Alzada menatap Daisy.
“Terima kasih, Ren.”
“Hm.”
Daisy terdiam. Dia menatap punggung kekar Alzada yang perlahan menjauh dan hilang dari pandangannya. Daisy memeluk erat buku-bukunya, “itu tadi suara Ren?”
Gadis itu mengulum senyum, “dia baik.”
Daisy pun memasuki kelasnya. Suasana hatinya bertambah baik ketika menyadari jika baru dia dan Alzada yang berangkat. Baiklah, lebih baik Daisy belajar untuk menghadapi ulangan sebelum Camila dan yang lainnya datang mengganggu.
Dilain sisi, Alzada dengan tenang memasuki toilet pria. Cowok itu menutup pintu dan melepaskan kacamatanya. Karena hanya ditoilet tidak ada cctv, jadilah Alzada bisa melepaskan kacamatanya. Memamerkan ketampanannya itu. Dia melonggarkan dasinya sambil menatap dirinya dari pantulan cermin. Alzada menyugar rambutnya kebelakang perlahan. Dia tersenyum smirk, senyuman yang sangat mirip dengan ayahnya.
“Oh shit! My girl is so cute,” gumam Alzada dengan tersenyum menyeramkan.
KRINGGGGG!!!
Bel masuk berbunyi. Daisy menutup bukunya dan menaruhnya kedalam tas. Dia menatap sekitar. Keningnya mengerut menyadari ada sebuah kejanggalan. Camila, Derina, Sahara, Noli, dan Evie tidak ada di bangkunya. Tumben sekali kelima gadis itu tidak berangkat secara bersamaan, tanpa keterangan pula. Namun Daisy bernapas lega, setidaknya untuk hari ini dia tidak mendapatkan bullyan lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/327404958-288-k87826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Teen FictionWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...