20. Yes, I'm obsessed with you.

71.8K 4.8K 10K
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Daisy memeluk lututnya. Gadis itu masih terus menangis dengan tubuh bergetar ketakutan. Ditambah kakinya yang teramat ngilu dan sakit akibat ulah gila Alzada. Dia menangis sesegukan sambil merintih, “mama hikss.”

   Ren pembunuh... Aku takut ma, gimana kalo selama ini dia gak cinta sama aku dan pengen bunuh aku?? Daisy takut, batinnya.

   Cklekk.

   Pintu kamar itu terbuka membuat tubuh Daisy menegang. Dia memundurkan tubuhnya hingga punggungnya membentur kepala ranjang. Sesak didada Alzada bertambah saat melihat tangisan gadisnya yang tak berhenti sedari tadi. Dia duduk dibibir ranjang lantas mengamati kaki Daisy yang membengkak. Merasa jengah lantaran Daisy terus menjauh, Alzada menarik kaki Daisy membuat gadis itu terlentang.

   “REN SAKITTT HIKSSS!!” jerit Daisy saking sakitnya.

   “Diem,” Alzada mencium kaki Daisy  yang membengkak itu, “ada yang aneh diantara kita Cutie. Kenapa saat kamu terluka, aku merasakan sesak? Dadaku terasa tertusuk-tusuk belati. Apa ini alasan mengapa aku merasa sesak secara tiba-tiba?”

   Apa jika Ren terluka, aku juga merasakan sesak? Batin Daisy. Alzada terkekeh pelan lantas memegangi kaki Daisy.

   KRAKKK!

   “RENNN!!!!”

   Kaki Daisy ditekan sekuat tenaga. Tangisan gadis itu semakin keras yang mana membuat Alzada jengah. Cowok itu menaruh kedua kaki Daisy dipangkuannya. Dia mengambil kain yang sudah direndam dalam air hangat. Daisy bahkan tidak sadar jika tadi Alzada datang dengan sebaskom air hangat. Dengan hati-hati, Alzada mengompresnya. Daisy menahan isakannya sambil menatap lamat Alzada. Rasa ngilu dikakinya mengurang setelah cukup lama dikompres oleh cowok itu.

   “Masih sakit?” tanya Alzada halus. Tidak sekasar sebelumnya.

   Dia menatap Daisy, menunggu jawaban dari gadisnya. Daisy mengangguk pelan. Alzada menaruh handuk kecil itu. Dia mendekati Daisy dan hendak membuka baju gadis itu. Refleks, Daisy menjauh. Alzada menghela napas lantas membalikan tubuh Daisy secara paksa. Dia merobek kaos gadis itu.

   “REN JANGAN HIKSS!!!”

   “Sakit?” tanya Alzada, tenang.

   Dia menyentuh punggung Daisy yang berdarah akibat lemparan vas tadi. Daisy menarik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya. Gadis itu meringis saat Alzada menyentuh lukanya. Cowok itu tengah membersihkan serpihan vas yang tersangkut dikulit indah kekasihnya. Alzada mendekatkan wajahnya, menjilat darah itu membuat Daisy menegang.

   “Re–ren?”

   “Manis,” gumam Alzada.

   Alzada menarik pinggang Daisy. Memeluk erat gadisnya dari belakang sambil menciumi bahu mulus Daisy. Tangan kiri Alzada menghusap-usap perut rata Daisy. Gadis itu menahan napas. Alzada lebih mengeratkan pelukannya lantas mendekatkan wajahnya hingga tepat ditelinga Daisy.

   Dia berbisik, “I'm obsessed with flowers because of you, Daisy.”

   Daisy merinding mendengarnya. Mungkin jika Apinka ada diposisi Daisy juga pasti akan takut mendengar bisikan monster itu.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang