Extra Chapter 03[Chiky, Mommy, And Daddy]

39.4K 2.7K 2.4K
                                    

===•===
Kebahagiaan setelah kegelapan.
===•===

===•===
Ren Alzada & Daisy Nauristela
===•===

   “Anzar,” panggil Alzada membuat Anzar menoleh.

   Alzada mengisyaratkan sang adek untuk duduk disampingnya. Cowok itu hanya patuh dan duduk disana. Alzada menghela napas, “Mella masih menyukai Rainan?”

   “Sepertinya.”

   “Kau dan Anzel mengizinkannya jika mereka benar-benar bersama?”

   “Selama Mella bahagia, kenapa tidak?”

   “Aku sudah memesankan terapi untukmu. Anzar, aku tau... Diantara yang lain, matamu menujukan trauma lebih dalam sama sepertiku dulu.” Ungkap Alzada membuat Anzar terdiam.

   “Kak, aku memiliki satu pertanyaan.”

   “Katakan.”

   “Kenapa... Kenapa saat itu daddy membunuhnya?”

   Alzada hanya terdiam. Tidak bisa menjawab apapun. Yang dia lakukan hanyalah memberikan pelukkan ketenangan pada Anzar. Alzada berharap, adik-adiknya segera bahagia dan melupakan trauma itu. Terutama Mella.

   “Mella, kakak buatin susu strawberry nih. Diminum ya,” ucap Daisy. Mella yang tadinya duduk melamun di sofa balkon langsung berdiri.

   “Kakak ipar? Kakak harusnya gak perlu repot—”

   “Nggak repotlah, sesekali manjain adek iparku yang cantik ini.” Sela Daisy sambil mencubit pipi Mella. Mella pun duduk ketika Daisy sudah duduk dibibir ranjang. Dia pun meminum susu strawberry itu.

   “Butuh tempat cerita cantik?” tanya Daisy membuat mata Mella berkaca-kaca. Tanpa babibu lagi, Mella memeluk Daisy.

   Kamu berhak bahagia sayang, batin Daisy.

   Setelah menjadi tempat cerita untuk Mella, Daisy pun kembali ke kamarnya. Begitu sampai di kamar, dia melihat Alzada sedang tertawa bersama Molly. Bayi mungil itu juga tertawa menggemaskan ketika sang kakak menciumi perut gembulnya.

   “Utututututu lutunya kecayangan kakak... Cini kakak sun lagi,” ucap Alzada kemudian menciumi perut Molly dan hasilnya bayi itu kembali. Daisy yang melihat hal itu hanya menahan senyuman.

   “Eh ada yang dateng Molly, ayo sembunyi.” Kata Alzada sambil menggendong Molly. Daisy geleng-geleng kepala kemudian duduk dibibir ranjang.

   “Anzar beneran mau terapi?” tanya Daisy.

   Alzada mengangguk, “kan aku udah bilang. Dia yang minta. Besok hari pertama jadi aku nemenin, nggak apa-apa kan aku tinggal bentar?”

   “Nggak apa-apa lah, yang terpenting adik-adik kamu. Disini, kamu harus benar-benar berperan jadi ayah buat mereka.”

   “Dan kamu mamanya,” balas Alzada membuat Daisy tersenyum.

   ‘Mama~’

   “Eh?” cengo sepasang pasutri itu.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang