35.Kematian Dante

45.2K 3.2K 1.3K
                                        

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Alzada terbangun tengah malam dengan keringat membasahi pelipis dan tubuhnya. Napasnya tak beraturan, cowok itu bermimpi buruk tentang adik-adiknya. Dimana di mimpinya ketujuh adiknya berlumuran darah dan tenggelam bersama Arlan dilautan yang hitam. Alzada menghela napas berat lantas menoleh, menatap kekasihnya yang masih setia dalam tidurnya. Dia tersenyum tipis kemudian mencium bibir Daisy sekilas.

   Alzada bangkit dari posisinya, mengambil rokok dan ponselnya yang ada diatas nakas. Dia berjalan mendekati balkon dengan telanjang dada, hanya memakai celana panjang saja. Menyalakan rokoknya sambil mengecek pesan dari Mella beberapa saat lalu.

   “Ada yang aneh, tidak biasanya Mella seperti ini.” Gumam Alzada merasakan ada kejanggalan. Hendak mematikan ponselnya, namun dia mendapatkan pesan dari Dante.

Uncle Dante

Uncle sudah sampai di Indonesia, berikan alamat cucuku
[23.00]

Khenna ada di rumah orangtuanya dulu
[23.02]

Astaga, kalian tidak tinggal bersama?
[23.03]

Tidak, aku memiliki kekasih
[23.04]

Dan uncle aku minta kau menepati janjimu
[23.04]

Uncle mengerti, nikmati liburanmu
[23.05]

_read.

   Alzada semakin gelisah. Meskipun Dante mengatakan akan menepati janjinya, tetapi membuat Alzada tak tenang. Baiklah, dia akan memutuskan pulang besok pagi. Untuk itu dia menelefon seseorang untuk menghandle kepulangannya besok.

“Aku akan pulang besok pagi, bereskan semuanya.”

“Baik tuan. Dan biodata yang anda minta sudah saya siapkan.”

Alzada menatap sekilas Daisy.

“Bawa kemari dan tunggu di ruang baca, jelaskan langsung padaku.”

“Baik tuan.”

Tut.

   Alzada mematikan rokoknya. Mengambil kemeja hitam yang ada di sofa dan mendekati Daisy. Memberikan ciuman di kening sebelum akhirnya pergi keluar kamar. Saat hendak menuju ke ruang baca, dia mendapati satu pelayan dengan anak kecil yang masih terjaga di perpustakaan. Menyadari sang majikan datang, dia membungkuk hormat.

   “Kenapa kalian tidak istirahat?” tanya Alzada.

   “Maaf tuan, putraku terbangun tengah malam dan ingin membaca agar lelah... Maaf jika meng—”

   “Tidak masalah,” Alzada merendah menyamai tinggi bocah itu, “baca sesukamu dan tidur. Mengerti?”

   “Mengerti, terima kasih.”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang