⚠WARNING!!!
THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.
===•===
SHUT UP AND WATCH.
===•===
STUCK IN THE DARK.
===•===
Lapangan basket outdoor SMA Laskar Arimbi terlihat dipadati oleh para siswa maupun siswi dari SMA lain. Yakni SMA Gelora Bangsa, SMA Gemilang Bangsa, dan SMA Mekar Jaya. Zafnan terlihat tersenyum kemudian menyambut kedatangan teman-temannya itu. Dibandingkan Zalvero dulu, Zafnan lebih banyak memiliki teman dibandingkan musuh.
“Welcome.”
“Tongkat bisbol lo mana Zaf? Gak lo bawa?” ejek Aryan. Ketua Gorvasta, dan kapten basket dari SMA Mekar Jaya.
“Kita mau tanding basket, bukan tawuran.”
Aryan dan Zafnan tertawa kecil kemudian berpelukan sejenak sebagai tanda persahabatan. Aryan menepuk bahu Zafnan kemudian berucap, “meskipun pertandingan persahabatan, gue gak bakalan biarin lo menang.”
“Gue juga,” balas Zafnan.
“Oi Zafnan!” panggil Damian. Ketua Lazon Gang, dan kapten basket dari SMA Gemilang Bangsa.
“Yoi Dam,” berjabat tangan dengan Damian, “gue gak bakalan kalah dari lo.”
“Siap, kita tanding aja dah!”
Ketiganya pun tertawa lepas. Karena pertandingan belum dimulai, Zafnan mengajak kedua temannya itu berkeliling. Juga mengenalkannya pada anak-anak Zecarlos.
Beralih pada Daisy. Gadis berkepang satu dengan jepit bunga daisy di sisi kanannya tampak mencari tempat duduk paling depan. Dengan membawa sebotol air mineral dan handuk kecil miliknya. Daisy menatap sekitar yang terlihat para siswa maupun siswi membiarkannya duduk disana. Jelas mereka tidak berani membully lagi. Karena kabar kedekatan Daisy dengan Alzada sudah menyebar begitu cepat. Daripada mereka berurusan dengan Alzada, maka akan lebih baik mereka menjauhi Daisy. Daisy mengulum senyum. Hampir tiga tahun masa SMAnya dipenuhi dengan bullyan dari Camila dan yang lain, untuk pertama kalinya. Daisy merasa senang untuk bersekolah. Dan itu karena Alzada.
Lamunan Daisy buyar ketika Alzada duduk disampingnya. Cowok berjersy hitam merah itu menatap Daisy yang tersenyum manis kearahnya. “Aku bawain kamu minum, Ren. Tapi, kamu kok nggak ngumpul sama yang lain?” tanya Daisy.
“Lo disini.”
Daisy terdiam. Pipinya memerah, semerah buah kurma. Alzada jarang berbicara, tetapi sekalinya berbicara membuat Daisy terpesona. Gadis itu terpenjat kaget ketika Alzada melepaskan jam tangannya, kemudian memakaikannya di tangan mungil Daisy. Cowok itu berdiri, hendak bergabung dengan timnya. Namun tangan Daisy menahannya.
“Semangat Ren. Kamu hebat, aku yakin kamu pasti menang!” ucap Daisy penuh keyakinan.
Oh shit, sayang. Batin Alzada menatap dalam mata lentik itu.
Alzada mengangguk kemudian pergi meninggalkan Daisy. Daisy mengulum senyum lantas kembali duduk. Sempat Daisy dengar pujian dari beberapa siswa maupun siswi yang mengatakan:
“Gila, mereka beneran deket dong.”
“Hebat sih Daisy. Bisa luluhin balok es itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Ficção AdolescenteWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...