===•===
Kebahagiaan setelah kegelapan.
===•======•===
Ren Alzada & Daisy Nauristela
===•===•2 Minggu Kemudian
Sejak Arlan kembali, Mella jadi tambah pendiam. Ketika yang lain menemui Arlan saat berkunjung, Mella justru bersembunyi di kamar. Dia hanya mengizinkan Molla menemuinya. Hal itu tentu melukai perasaan Arlan dan juga membuat pria itu selalu terselimuti rasa bersalah. Dia ingin tinggal satu atap bersama anak-anaknya, namun penolakan Mella membuat Arlan mengalah. Setidaknya Mella masih mengizinkan Arlan untuk berkunjung kesana. Dan untuk Molly dia sebenarnya mau-mau saja tinggal bersama Arlan dan Molla. Tetapi karena Mella tidak mengizinkan dan keharusan Molly harus berpisah dengan Arsetha, bocah itu memilih tetap bersama Alzada. Meskipun begitu, Molly satu-satunya yang mau menginap di rumah Arlan. Yah meskipun hanya semalam.
Saat ini, Arlan berdiri di rooftop sambil menikmati udara malam yang menusuk. Molla sedang bersama anak-anak mereka, dan Arlan tidak ingin menghancurkan suasana dengan kehadirannya disana.
Arlan menghela napas berat kemudian bergumam lirih, “pada akhirnya aku tetep gagal jadi ayah yang baik ya Sar?”
“Dad,” panggil Anzar membuat Arlan menoleh.
“Kenapa kamu kemari, Anzar?” tanya Arlan. Keningnya mengerut melihat tatapan berbeda dari Anzar.
“Tidak ada, mommy sedang menidurkan Molly dan Mella.” Ungkap Anzar sambil berjalan mendekat secara perlahan.
“Ah baiklah, daddy akan menunggu.” Arlan memundurkan langkahnya.
“Jadi, daddy sudah tau siapa aku?”
Arlan tersenyum tipis, “aku ayahmu. Bagaimana mungkin daddy tidak tau? Matamu berkaca-kaca, itu karena penolakan dari sisi baikmu yang tidak mau melukai daddy. Sedangkan tubuhmu tegap karena sisi gelapmu yang siap untuk menghabisi daddy.”
“KENAPA DADDY HARUS BERUBAH?!! AKU BERNIAT LANGSUNG MEMBUNUHMU KETIKA KAU KEMBALI DAN MASIH DENGAN SIFAT YANG SAMA! Daddy berubah! Aku benci menerima semua ini!!” raung Anzar dengan emosi yang meluap-luap. Cowok itu menahan sisi gelapnya terlalu lama.
Mata Arlan berkaca-kaca ketika melihat sepasang mata putranya. Dia tidak menyangka apa yang Alec katakan benar. Anzar memiliki 2 sisi dalam tubuhnya. Sisi gelap yang hanya muncul ketika Arlan datang dan sisi baiknya ketika bersama Molla, Mella, juga Molly.
Tanpa keduanya sadari, seseorang yang duduk santai diatap berdecak. Dia menyangga dagu dengan tangan kanannya. Menyaksikan seorang anak yang berusaha kembali menerima ayahnya. Cowok itu tersenyum smirk.
“Wah, jika tidak ada yang menyela maka tuan muda Bratadikara itu akan membunuhnya. Haruskah aku? Tidak, tunggu hingga suasana lebih menarik.” Gumamnya.
“Maafkan daddy yang dulu, Anzar. Itu semua diluar kendali daddy... Sama sepertimu sekarang,” ucap Arlan memohon.
“Aku seperti ini karena kau, dad!”
6 kalimat itu berhasil membuat Arlan meneteskan air matanya. Jika dia boleh meminta pada Tuhan, saat ini dia ingin kembali ke pangkuannya. Dia benar-benar ingin menebus dosa-dosanya di masalalu. Mata Arlan terbelak ketika melihat pisau yang entah sejak kapan Anzar menyiapkannya. Anzar pun berlari berniat mendorong Arlan setelah menusuknya.
“Tunggu calon kakak ipar, kau berlebihan.” Kata cowok berhoodie hitam dan berkacamata itu.
Dia melompat kemudian memukul tengkuk Anzar. Anzar menjatuhkan pisaunya. Dia tak sadarkan diri. Tubuh Anzar tidak langsung jatuh ke lantai lantaran cowok itu menahannya dengan satu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Teen FictionWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...