13.Daisy, be mine

85.7K 6K 10.4K
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   “Kamu beneran nggak ikut?” tanya Jasmine memastikan. Dia menatap Daisy khawatir.

   “Enggak ma, mama kesana sama bude kan ada perlu. Daisy disini aja, jagain taman bunga.”

   Jasmine menghela napas kemudian mencium kening putrinya. Dia menghusap puncak kepala Daisy penuh kasih sayang kemudian masuk kedalam mobil Hastri. Daisy melambaikan tangan begitu mobil putih itu perlahan menghilang dari pandangannya. Setelahnya, gadis itu memasuki rumah guna berberes sebelum pergi bersama Alzada nanti. Mulai dari mencuci baju dan piring, membersihkan kamar, dan juga menyapu halaman. Setelah berberes, Daisy pun mandi. Baru selesai mandi  suara ketukan pintu membuat Daisy buru-buru memakai handuk kimononya.

   “Iya sebentar!”

   Cklekk!

   Pintu terbuka. Terlihat Alzada berdiri disana dengan membawa paper bag di tangan kanan cowok itu. Tatapan datar Alzada berubah ketika menyadari keadaan Daisy. Rambut basah dengan wangi bunga lavender menyurak masuk kedalam indra penciumannya. Oh, jangan lupakan bahu mulus gadis itu yang sedikit terekspos. Daisy tersenyum canggung.

   “Re–ren? Eh, sini masuk. Maaf, aku pake baju dul—”

   Alzada menyondorkan paper bagnya, “pake ini.”

   Daisy menerima paper bag itu kemudian menatap Alzada yang masuk begitu saja. Gadis itu menutup pintu kemudian membuntuti Alzada yang ternyata menuju ke kamarnya. Sebelum cowok itu membuka pintu kamarnya, Daisy menahan. Membuat Alzada menatapnya.

   “Ren, kamu kok tau letak kamar aku?” tanya Daisy, heran.

   Daisy terdiam ketika Alzada menujuk namanya yang terpapang di pintu kamar. Gadis itu menghela napas berat, hampir mengira jika Alzada menguntitnya. Padahal perkiraannya bisa saja benar.

   Alzada menghusap puncak kepala Daisy sebagai pengalihan perhatian, “pake bajunya. Gue tunggu.”

   Padahal gue paling benci menunggu, batin Alzada.

   Terhipnotis oleh tatapan dan sentuhan Alzada membuat Daisy menurut. Dia masuk kedalam kamar sedangkan Alzada duduk dikursi kayu yang ada di ruang tengah. Dia menyugar rambutnya kebelakang sambil tersenyum smirk, “hampir gue terkam lo Daisy.” Gumamnya lirih. Seperti biasa.

   Cukup lama menunggu, terdengar suara langkah kaki mendekat membuat Alzada menoleh. Cowok berkacamata itu tak berkedip ketika melihat seberapa cantiknya gadisnya. Bunganya. Dan obsesinya. Daisy tersenyum manis membuat pikiran Alzada buyar seketika. Pikirannya kini hanya diisi oleh senyuman indah gadis itu.

   “Maaf lama, kita jadi pergi kan Ren?” kata Daisy.

   Senyuman gadis itu memudar ketika Alzada berjalan mendekatinya. Cowok itu menunduk agar bisa menatap wajah cantik Daisy. Detak jantung Daisy berpicu cepat ketika Alzada menangkup pipi kanannya.

   Cup.

   “Kita pergi sekarang,” kata Alzada singkat setelah mencium kening Daisy.

   Cowok itu menggandeng tangan mungil Daisy, menuntunnya hingga kedalam mobilnya. Daisy mengulum senyum malu ketika Alzada mencium pipinya saat memakaikannya seat belt. Suasana hening untuk beberapa saat, hingga mobil Alzada berhenti. Daisy berucap, “kita mau kemana Ren?”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang