2500 kata nih, awas aja kalo gak ramein komen. Mau Aceng seret ke KUA? Bercanda, ramein gih. Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia🤸♂️
===•===
Kebahagiaan setelah kegelapan.
===•======•===
Ren Alzada & Daisy Nauristela
===•===“SAYA TERIMA NIKAHNYA ARAFINNA SAILA BINTI ALI REHANA DENGAN MASKAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI!!”
“Bagaimana para saksi? Sah?”
“SAHHH!!”
Pernikahan selesai. Memang sesingkat itu, dan begitu akad selesai mereka kembali ke rumah. Saila yang lemah karena terus mual dan menangis pun langsung ke kamar untuk beristirahat. Tentu, Daisy dan Molla yang menemaninya. Sedangkan Aristide kini berhadapan dengan sang kakak dan ayah. Kepalanya terus menunduk.
“Kapan? Kapan kalian melakukan itu Ran?” tanya Alzada.
“Setelah acara reuni kak, sekitar 1 bulan lalu.” Jawab Aristide agak lirih.
Alzada menghela napas berat. Dia memijit pelipisnya. Padahal, dia berharap kesalahan seperti itu cukup dia yang melakukannya. Tidak adik-adiknya. Namun mau bagaimana lagi? Bubur sudah menjadi nasi. Tidak bisa diubah.
“Semua sudah terjadi, tidak ada yang perlu kamu kesalkan Ren. Daddy sudah menduga hal ini akan terjadi. Saila lugu dan Aristide sangat agresif. Mereka tinggal satu atap, tentu nafsu bisa datang kapan saja. Pesan daddy jaga Saila istrimu, dia tanggung jawabmu sekarang. Ran,” tutur Arlan halus. Sangat halus sampai membuat Aristide tertenggun tak percaya.
“Aku mengerti, dad.” Balas Aristide.
“Jangan membenci calon anak—” ucap Alzada tersela.
“Sedikit pun aku tidak membencinya kak. Ini kesalahanku dan tidak ada alasan aku membencinya.” Sela Aristide.
Alzada mengangguk paham. “Lupakan. Sekarang temuilah istrimu, kakak rasa dia membutuhkanmu sekarang.”
“Kamu benar mas,” kata Daisy yang baru datang bersama Molla. Dia menatap Aristide kemudian menepuk bahunya pelan.
“Saila manggil, mau tidur sama kamu katanya. Mualnya juga udah agak mendingan,” ucap Daisy.
“Iya kak, aku pamit dulu.”
Daisy mengangguk lantas membiarkan Aristide pergi. Daisy pun duduk disamping sang suami. Begitu juga Molla.
“Bagaimana keadaan Mella?” tanya Arlan pada sang istri.
“Udah sembuh, tadi waktu aku cek masih tidur. Kayaknya baru minum obat.” Terang Molla.
“Alhamdulillah.” Gumam Arlan penuh syukur.
“Kak Rennn!!” panggil Molly sembari berjalan mendekat. Bocah itu menghentakkan kakinya pertanda dia sedang sebal.
“Iya sayang? Ken—”
“Kak Altaz udah selesai tanding tau. Huh! Molly gak sempet nonton gara-gara kak Ren, Molly marah!” sela Molly sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
“Pfft...” Arlan menahan tawanya.
Molly menatap tajam sang ayah kemudian berkata ketus, “daddy kenapa tertawa? Molly lagi marah tau.”
Marahnya lucu, sama seperti mommynya kalo lagi marah karena aku kelepasan 4 jam. Batin Arlan.
Molla geleng-geleng kepala melihatnya. Dia mendekati putri bungsunya kemudian menoel ujung hidung Molly. Bocah itu mendadak mereda amarahnya hanya dengan sentuhan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Teen FictionWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...