33.Ketenangan Dan Awal Kehancuran

56.1K 3.2K 1.3K
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

Ren Alzada

Gue udah sampe
[10.00]

Jagain si kembar, gue percaya sama lo
[10.01]

Alhamdulillah kalo gitu
[10.09]

Iya Ren, insyallah aku jagain si kembar semampu aku
[10.10]

Thanks ya Khe
[10.11]

Iya Ren
[10.12]

_send.

   Alhamdulillah mereka aman sampai disana, batin Khenna dengan tersenyum tipis.

   Dia hendak menaruh ponselnya di meja namun sebuah notif panggilan dari Nesya mengurungkan niatnya. Takut penting, Khenna mengangkat telefonnya segera.

“Assalamualaikum, Khenna?”

“Walaikumsalam tante. Iya kenapa?”

“Tante cuman mau minta tolong, tapi kamu lagi sibuk nggak nak?”

“Alhamdulillah nggak tante, minta tolong apa? Insyallah Khenna bisa bantu.”

“Bantuin tante bikin kue bisa nak? Sekalian tante minta ajarin buat kue kering buatan kamu. Kue kering yang kamu kasih semalem dihabisin sama si ade, sekarang dia lagi ngerengek pengen lagi.”

*Si ade yang Nesya maksud itu anak bungsunya, Zafnan.

“Bisa tante, tapi Khenna boleh ajak si kembar? Mereka nggak mau ditinggal soalnya.”

“Nggak apa-apa ajak aja. Si ade udah otw ke rumah kamu. Ditunggu gih.”

“Eh–iya tante. Kalo gitu Khenna siap-siap dulu, Assalamualaikum.”

“Walaikumsalam.”

Tut.

   “Zafnan makan semua kuenya?” gumam Khenna mengulum senyuman. Sedetik kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya.

   Astaghfirullah, batin Khenna. Dia pun merapikan jilbabnya dan keluar dari dalam kamar.

   Dilihatnya si kembar sedang sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Altaz yang sibuk menggambar sedangkan Altez sibuk mengerjakan soal yang diberikan guru pembimbing tadi. Khenna mendekat membuat keduanya menoleh. Mereka tersenyum hangat menyambutnya.

   “Kak Khe, Altaz gambar denah rumah. Bagus gak??” tanya Altaz antusias sembari menyondorkan buku gambarnya.

   “MasyAllah, bagus banget. Udah cocok jadi arsitek cilik nih,” puji Khenna sambil mencubit ujung hidung Altaz. Altaz tersenyum.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang