⚠WARNING!!!
THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.
===•===
SHUT UP AND WATCH.
===•===
STUCK IN THE DARK.
===•===
DORR! DORR! DORR!
Tiga buah peluru bius mengenai lengan tiga bodyguard yang berjaga di area vila pribadi Arlan. Daisy mengamatinya, tak sampai 5 menit. Tiga bodyguard itu tampak jatuh pinsan. Daisy bertepuk tangan dan menatap Alzada.
“Itu beneran bius? Keren! Mereka nggak mati kan?” tanya Daisy memastikan.
Alzada mengangguk, “cuman pinsan. Inget? Pakai ini dari jarak jauh, karena mereka pinsan memerlukan waktu 2 sampai 5 menit. Dan bawa pistol ini untuk berjaga-jaga.”
“Aku mengerti, aku janji bakalan nyelametin mommy dan Molly.” Kata Daisy penuh keyakinan.
Alzada menatapnya. Seyuyurnya dia takut meninggalkan Daisy yang lugu itu menghadapi beberapa bodyguard yang berjaga disana. Terlebih tangan gadis itu masih halus, dalam artian tidak pernah menggunakan senjata tajam ataupun pistol sepertinya. Namun, Alzada akan mencoba mempercayai kekasihnya itu.
Dia menarik Daisy dan mencium lama keningnya. Membuat Daisy menatapnya dalam. Alzada jarang memberikannya ciuman di kening, itu yang membuat Daisy cengo. Seingat Daisy cowok itu memberikannya hanya ketika selesai bercinta. Selebihnya jarang. Alzada menghusap perlahan pipi Daisy.
“Jaga dirimu, ingat. Setelah semua ini kita menikah.” Kata Alzada.
“Aku mengerti Ren.”
Dengan perasaan berat hati. Alzada meninggalkan Daisy. Tentu Daisy tidak sendiri, ada dua bodyguard dan satu sopir yang menunggunya. Sepeninggalan Alzada, Daisy menarik napas. Untuk pertama kalinya Daisy berjalan berdampingan dengan Alzada. Karena seperti yang kalian tau, Daisy selalu berlindung dibelakang tubuh Alzada. Daisy menyimpan pistolnya dan menggendong senapan itu dibahu kirinya. Dengan tatapannya, Daisy meminta dua bodyguard itu untuk membuntutinya.
Didalam vila, terlihat Molla selesai memakaikan baju untuk Molly. Wanita itu tersenyum tipis dan mencium punggung tangan mungil putrinya. Merasa Molly diberikan keberuntungan dengan usianya itu. Tidak bisa Molla bayangkan jika Molly sudah seusia si kembar saat kejadian ini terjadi. Pasti Molly akan hidup sebagai gadis penuh trauma. Senyuman Molla memudar ketika mengingat Mella.
“Sayang, semoga kak Mella baik-baik saja ya? Meskipun kemungkinannya kecil,” gumam Molla.
DORRR!! DORR!!! DORRR!!!
Suara tembakan beruntun itu membuat Molly menangis keras. Molla panik lantas menggendong putrinya. Dia mengecek keadaan luar dari kaca jendela balkon. Dan saat itu, beberapa bodyguard yang berjaga di halaman terlihat terkapar diatas tanah. Molla memandangnya heran lantaran tidak ada sepercik darah pun yang terlihat. Dia terkejut sekaligus bahagia ketika mendapati Daisy dan dua bodyguard memasuki vila dengan cara mengendap-endap. Molla menimang-nimang Molly.
“Sayang, calon kakak iparmu menolong kita. Bukankah dia hebat?” gumam Molla dengan mata berkaca-kaca.
“Kalian pergi ke lantai dua dan tiga, di lantai ini menjadi urusanku.” Titah Daisy membagi tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
JugendliteraturWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...