09.Daisy Mendekat

75.7K 6.2K 10.2K
                                    

Aceng update. Ada yang kangen? Kangen Aceng apa ceritanya nih?? Wkwkwk. Ramein dengan komentar kalian bisa? Biar Aceng semangat buat cepet up. Itu aja pembuka dari Aceng, selamat membaca🤸‍♂️

Untuk kalian jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia🤸‍♂️

===•===

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Hari ini, Daisy berangkat lebih pagi dari biasanya. Entah apa yang membuat gadis itu tiba-tiba bersemangat berangkat pagi. Dan sesuai dugaannya hanya ada Alzada di kelas. Cowok berkacamata itu fokus membaca buku tebal. Daisy mengulum senyum, dia menetralkan napasnya kemudian mendekati Alzada.

   Aku coba sapa deh, batin Daisy.

   “Pagi Ren,” Daisy menyapa. Dia tersenyum tipis.

   Alzada hanya melirik kemudian kembali membaca bukunya. Daisy pun menaruh tasnya di kursi. Mengambil beberapa buku yang sebelumnya dia pinjam di perpustakaan. Berniat mengembalikannya. Daisy melirik Alzada yang masih pada posisi sama. Dia mengambil kotak bekal yang ada di tasnya. Gadis lugu itu mendekati Alzada membuat cowok itu melirik, menatapnya cukup lama.

   “Re–ren... Aku bawain kamu makan siang, kamu mau?”

   Hening. Daisy masih setia menunggu jawaban dari pria tampan pendiam itu, dengan kedua tangan menyondorkan kotak bekalnya. Alzada memundurkan kacamatanya. Dia menutup buku tebal itu. Sekilas dia menatap Daisy kemudian menerima kotak bekalnya, “lain kali gak usah.”

   Senyuman dibibir Daisy memudar. Dia menunduk dengan nyeri dihatinya. Apa itu artinya, Alzada menolaknya?

   Kamu mikir apa sih Daisy? Ren ngantar kamu pulang kemarin cuman kebetulan. Bukan suka sama kamu. Kayaknya yang Nando omongin bener... Aku harus sadar diri. Batin Daisy.

   “Iy–iya... Aku nggak bakalan kasih bekal makan siang lagi ke kamu. Maaf ya Ren, aku ke perpustakaan dulu.”

   Daisy tersenyum tipis kemudian pergi dengan buku di dekapannya. Alzada menaruh kotak bekal itu di laci kemudian pergi darisana. Menuju ke toilet dengan langkah cepat kemudian sampainya disana, Alzada melepaskan kacamatanya kasar. Dia memukul tembok.

   “Lo cewek gak peka, Daisy! GUE NGOMONG GITU ARTINYA GUE PENGEN LO TERUS-TERUSAN KASIH BEKAL MAKAN SIANG KE GUE!

   “ARGHHH!!”

   “Perlu gue culik lo biar lo peka hm?” gumamnya lirih.

   Oh shit! my girl drives me crazy, so crazy! Batin Alzada tersenyum smirk.

   Daisy kembali berjalan pelan, setelah sesak didadanya menghilang. Gadis itu menyusuri lorong penghubung ke perpustakaan. Dia menghela napas berat, “mikir apa sih aku? Cuman karena Ren nganterin aku pulang dan beranggapan kalo dia cowok yang ngajak aku dansa. Aku langsung suka? Sadar diri Daisy! Oke, kamu harus sadar diri!”  

   Untung Ren kasih peringatannya baik-baik, nggak kayak Nando yang permaluin aku didepan banyak orang. Batin Daisy menunduk sedih.

   Kini Daisy sampai di perpustakaan yang masih sepi. Hanya ada 3 siswi disana, dan bisa Daisy tebak mereka anak-anak ambis kelas X. Daisy mengembalikan buku yang dia pinjam kemudian menuju ke rak buku, hendak meminjam buku lain.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang