28.Gadis Berjilbab Putih

43.1K 3.3K 415
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   “Mas Altaz kemana?? Bagaimana jika tebakan Ran benar? Dia mungkin menemui Ren,” kata Molla panik.

   Arlan mengangguk paham. Dia mengecup singkat kening istrinya, “mas cari ke—”

   “Enggak... Kalo kamu yang pergi, pasti salah satu diantara kalian akan terluka.”

   “Tapi Sunny—”

   Getaran di ponsel Molla menjeda ucapan Arlan. Wanita itu langsung melihat ada notif dari Altaz. Buru-buru dia melihatnya. Wajah cemasnya seketika berubah ketika melihat foto yang Altaz kirim padanya. Bahkan seutas senyum terlihat.

My prince-06🤴❤

Mommy, jangan cari Altaz
[15.30]

Altaz mau main sama kak Ren, Altaz seneng banget bakalan ke taman bermain sama kak Ren😆
[15.31]

Altaz nginep ya mom, kasih tau daddy. Kasian kak Ren tadi nangis sendirian, Altaz mau nemenin😢
[15.33]

Altaz bakalan tetep berangkat sekolah kok mom, kak Ren kan libur jadi bisa nganter Altaz terus😃
[15.35]

Iya sayang, kabari mommy selalu kalo ada apa-apa
[15.36]

_send.

   “Sunny ada apa?” tanya Arlan.

   “Altaz bersama Ren mas... Biar dia menghiburnya, siapa tau dengan itu bisa membuat Ren melupakan Daisy.”

   Arlan menghela napas berat dan kembali duduk. Disusul Molla duduk disampingnya yang mana membuat Arlan langsung melingkarkan tangannya pada pinggang sang istri. Memeluknya manja.

   “Maaf, aku gagal menjadi ayah dan suami yang baik untuk kalian.” Gumam Arlan. Yang Molla lakukan hanyalah membalasnya dengan usapan lembut dikepala sang suami. Dia tersenyum tipis lantas berbisik,

   “Maka berobatlah... Demi anak-anak.”

   Dilain sisi. Altaz yang sudah mandi dan berganti pakaian itu tampak mendekati sang kakak dengan wajah girangnya. Dia berlari kecil membuat Alzada memeringati, “jangan lari!Nanti jatuh dan kamu terluka.”

   “Hehehe, iyaa... Kakak bisa masak?” tanya Altaz.

   Alzada mengangguk sambil mengambilkan kursi untuk sang adik duduk. Dengan anteng, Altaz duduk dikursi itu sambil mengamati sang kakak yang sedang memasak. Disela kegiatannya, Alzada bertanya. “Sudah beritahu mommy?”

   “Sudah, dan mommy mengizinkan. Kak Ren apa masih lama?? Altaz lapar,” rengek Altaz.

   Mendengar rengekan pertama itu semakin terasa jika Alzada begitu jauh dengan adik-adiknya. Dan itu membuat Alzada merasa sangat bersalah. Namun, dia menjauh demi kebahagiaan adik-adiknya.

   Alzada tersenyum manis dan menghusap puncak kepala Altaz. “Sebentar lagi, pengen banget nyobain masakan kakak?”

   Altaz mengangguk semangat, “pengen main juga.”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang