⚠WARNING!!!
THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.
===•===
SHUT UP AND WATCH.
===•===
STUCK IN THE DARK.
===•===
“Daisy, ini bonus buat kamu.”
Daisy menatap terkejut Hastri, “tapi bude, ini kebanyak—”
“Bude cuman jalanin amanah almarhumah keponakan Bude... Kamu kan tiap pagi selalu ngerawat taman bunga itu, jadi Bude kasih kamu bonus sebagai ucapan terima kasih... Jasmine, minta putrimu menerimanya.” Sela Hastri. Daisy menatap sang ibu dan terlihat Jasmine mengangguk. Ragu, namun Daisy menerimanya.
“Terima kasih bude,” ucapnya.
Bisa buat nyicil SPP, batin Daisy.
Hastri menghusap lembut puncak kepala Daisy, “sama-sama. Rajin belajar yah Daisy, bude pulang dulu... Kalian juga pulanglah, udah malem juga.”
“Iya, hati-hati bude.”
Hastri tersenyum lantas masuk kedalam mobilnya. Tadinya dia sempat menawarkan tumpangan namun Jasmine dengan halus menolaknya. Toh, hanya 10 menit berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya. Setelah membantu pegawai yang lain menutup toko, Daisy dan Jasmine pun pulang. Jasmine menatap heran putrinya yang lebih banyak diam namun senyum-senyum sendiri.
“Lagi bahagia banget nih anak mama, kenapa hm?” tanya Jasmine.
“Eng–enggak kenapa-napa mama, Daisy cuman seneng aja soal ulangannya gampang banget.” Daisy mengelak.
“Soal ulangan apa dianter cowok tadi hm?” goda Jasmine. Terlihat Daisy menatap sang ibu terkejut.
“Mam–mama kok tau?!”
Jasmine tertawa pelan, “kan tadi mama sempet ke rumah bu Amri buat nganterin bibit bunga. Hayo cowok ganteng tadi siapa??”
“Cu–cuman temen sekelas kok ma, namanya Ren.”
“Temen sekelas toh, kamu suka sama dia Daisy?” tanya Jasmine, tepat sasaran. Daisy menunduk malu dan mengangguk pelan. Senyuman dibibir Jasmine terlihat. Melihat hal itu membuat Jasmine sadar jika putrinya sekarang sudah dewasa.
“Dia baik, pinter, dan bisa segala hal... Daisy cuman berani suka dia diem-diem. Soalnya kan yang suka dia gak cuman Daisy, banyak ma. Daisy harus sadar diri,” terang Daisy. Jasmine menghusap puncak kepala putrinya.
“Jangan sedih, doa mama kan selalu ada buat kamu.”
Daisy tersenyum kemudian memeluk sang ibu, “Daisy sayang banget sama mama.”
“Mama lebih menyayangimu sayang,” balas Jasmine lembut.
Sesampainya di rumah, keduanya langsung makan malam bersama sebelum akhirnya beristirahat di kamarnya masing-masing. Daisy menyisir rambutnya yang masih basah sambil menatap cermin. Bayangan saat Alzada memakaikan helm, menarik tangannya agar memeluk pinggang pria itu, dan merapikan rambutnya masih terbayang-banyang diotaknya. Dia mengulum senyum malu.
“Kira-kira, Ren lagi ngapain ya? Kamu mikirin apa sih Daisy?? Mending kamu tidur, besok sekolah!”
Daisy menutup jendela kamarnya, menutup korden, dan mematikan lampu. Dengan suasana hati yang baik Daisy mulai memejamkan matanya. Andai Daisy tau, cowok yang dia suka sedikit berbahaya. Namun Daisy yang polos terlalu mudah menaruh hati pada Alzada. Satu-satunya cowok yang tidak membullynya.
![](https://img.wattpad.com/cover/327404958-288-k87826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Teen FictionWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...