Extra Chapter 01[Cinta Dan Kebersamaan]

55.4K 3K 5.8K
                                    

===•===
Kebahagiaan setelah kegelapan.
===•===

===•===
Ren Alzada & Daisy Nauristela
===•===

4 Bulan Kemudian

   Waktu berlalu begitu cepat. Dan tidak terasa, usia pernikahan Daisy dan Alzada juga sudah berjalan selama 4 bulan. Saat ini Alzada tengah duduk di sofa sambil mempelajari materi, juga sesekali mengawasi Molly yang sedang bermain bersama Arsetha. Dikarenakan Arlan harus terapi kurang lebihnya 8 tahun, Alzada harus mengambil alih perusahaan besar Bratadikara. Usia Alzada yang masih sangat muda dan belum memiliki pengalaman bisnis seperti sang ayah, terpaksa sementara perusahaan dikelola oleh pamannya. Adik dari ibunya, Zafar. Dan selama perusahaan dikelola oleh sang paman, Alzada mengikuti sekolah bisnis hingga dia berusia 23 tahun atau sekitar 4 tahun. Namun, jika Alzada menguasainya lebih cepat dia bisa mengambil alih sebelum 23 tahun. Dan Alzada harap, dia bisa cepat menguasainya.

   “Molly, ini bukan makanan. Jangan dimakan ya,” kata Arsetha lembut.

   Molly mengerejapkan matanya lucu. Bayi mungil berusia 1 tahun itu seolah tau apa yang Arsetha katakan. Untuk itu dia melepaskan mainan itu dari tangannya. Arsetha tersenyum dan menyembunyikan mainannya agar Molly tidak mengambilnya lagi. Molly merangkak kemudian duduk disamping Arsetha yang sedang menyusun rumah mainan. Tubuhnya yang gembul membuat Arsetha gemas melihatnya. Terlebih, ketika Molly mengemut jempol mungilnya.

   Arsetha menarik tangan Molly perlahan, “gak boleh ya. Tangan kamu kotor.”

   ‘Mam~mam!’

   “Molly mau makan?”

   ‘Mam~mam... Papapa~baba.’

   “Sini Molly kakak pangku,” kata Arsetha sambil memeluk Molly dari belakang. Membiarkan bayi 1 tahun itu duduk didepannya.

   Arsetha terus menyusun rumah mainan itu tanpa merasa terganggu oleh celotehan Molly. Melihat hal itu, Alzada menaruh IPad nya. Dia mendekat, “Ars, kamu mengerti apa yang Molly katakan?” tanya Alzada heran.

   “Tidak, tapi sepertinya dia sedang menceritakanmu kak.” Balas Arsetha lebih membuat Alzada terheran.

   “Bagaimana kamu tau?”

   “Dia berceloteh sambil menatapmu.”

   Alzada menatap Molly dan benar saja bayi itu sedang melihatnya. Dia terkekeh pelan, “apa dia mengganggumu? Biar kakak bawa.”

   “Tidak kak, kakak kembali saja belajar.”

   Alzada tersenyum lantas menghusap puncak kepala Arsetha dan Molly bergantian. Dia hendak kembali duduk namun melihat kehadiran Daisy mengurungkan niatnya. Alzada mendekati sang istri yang sedang dipapah oleh Bi Larissa.

   “Ren,” panggil Daisy sembari tersenyum, “bi aku bisa sendiri. Tolong awasi saja anak-anak.”

   “Baik nona,” balas bi Larissa lantas mendekati Arsetha dan Molly.

   Daisy tersenyum dan membalas pelukan suaminya. “Bagaimana senamnya?” tanya Alzada.

   “Agak melelahkan, Chiky nendang terus sejak senam dimulai. Lihat? Dia menendang lagi.” Balas Daisy sambil mengarahkan tangan Alzada pada perut buncitnya.

   “Mungkin dia senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan daddynya, benar Chiky?” kata Alzada membuat Daisy mencubit lengannya.

   “Kamu ini.”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang