22.Jay Mahawira

61.3K 4.3K 8.8K
                                    

Ekhem! Apinka, mendekati chapter berbahaya. Aceng cuman ingetin yang masih dibawah umur usahakan jangan baca novel ini. Karena novel ini kayaknya novel terbrutal yang baru Aceng buat. Jadi, nurut gih? Buat kebaikan kalian juga🤸‍♂️

Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia🤸‍♂️

===•===

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Daisy memejamkan matanya ketika Alzada duduk dibelakangnya setelah mengambil kue dengan hiasan bunga daisy, sesuai namanya. Gadis itu menegang ketika Alzada mendekatkan wajahnya pada telinganya.

   “Tiup lilinnya Cutie,” bisik Alzada sambil memeluk Daisy dari belakang.

   Daisy hanya menunduk. Dia menahan tangis lantaran teringat pada sang ibu. Melihat keterdiaman sang kekasih, Alzada menatapnya. Cowok itu menatap bingung Daisy yang tiba-tiba menangis saat ditatapnya. Panik, Alzada mengangkat sedikit tubuh Daisy. Mendudukkan Daisy dipangkuannya.

   “Kenapa hm?”

   Daisy menahan isakannya. Gadis menunduk takut ketika Alzada menangkup kedua pipinya.

   “Cutie...” panggil Alzada, berusaha lembut dan tak termakan emosinya.

   “Ma–mama... Aku mau ketemu mama Ren,” cicitnya.

   Alzada terdiam. Dia melirik jam digital yang ada diatas nakas. Jam 00:30. Cowok itu menghela napas berat, “tiup lilinnya dulu.”

   Daisy terkejut. Tadinya dia berpikir Alzada akan kembali mengamuk. Ingat? Sebelumnya cowok itu mencacinya. Gadis itu mengangguk patuh. Berdoa sejenak sebelum akhirnya meniup lilinnya. Alzada mencolek cream kue itu dan memolesnya pada bibir Daisy. Ketika Daisy menoleh hendak protes, Alzada menarik tengkuknya. Melumat bibirnya hingga cream kue itu ikut tersesap olehnya. Alzada terus menahan tengkuk Daisy. Tidak membiarkan gadis itu melepaskan ciumannya. Puas menikmati bibir gadisnya, Alzada turun dari atas ranjang. Dia menyuapi Daisy dengan sepotong kecil kue itu. Setelahnya Alzada menaruh kuenya di atas meja.

   Mata lentik Daisy mengamati gerak-gerik Alzada yang sedang mengambil baju untuknya dan kotak P3K. Cowok itu kembali duduk disampingnya. “Buka selimutnya,” kata Alzada sambil mengambil sesuatu dari kotak P3K.

   “En–enggak.”

   Alzada memutar bola matanya malas lantas menarik selimutnya. Mengaitkan kembali bra Daisy yang sempat dia lepas sebelumnya lantas membalikan tubuh Daisy. Gadis itu hendak memberontak namun sentuhan lembut di bekas luka yang ada dipunggungnya, membuatnya diam. Jadi, Alzada mengambil kotak P3K untuk mengobatinya? Padahal tangan cowok itu masih berdarah. Bahkan beberapa serpihan pecahan kaca ada yang menyangkut disana.

   “Cuman buka baju susahnya... Tepos aja banyak gaya,” gumam Alzada.

   Daisy tak terima lantas membalikkan tubuhnya ketika Alzada selesai mengobatinya. Persetan soal dadanya yang hanya terbungkus bra. Alzada menatapnya heran sedangkan Daisy menatap galak Alzada. Mata gadis itu melotot yang mana membuat Alzada gemas dan ingin sekali menerkam gadisnya.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang