⚠WARNING!!!
THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.
===•===
SHUT UP AND WATCH.
===•===
STUCK IN THE DARK.
===•===
Alzada menyelimuti tubuh Daisy yang sudah terlelap dipangkuannya. Dia menghusap kening Daisy dengan lembut. Mata gadisnya sembab karena terlalu sering menangis, bahkan dia menggenggam erat tangan Alzada seolah tak ingin dia pergi. Alzada menatap sekitar yang sudah mulai sepi. Baik pasien maupun perawat sudah jarang lewat. Yah, mungkin karena sudah larut malam. Alzada menunduk kemudian mencium bibir Daisy.
“Tidur yang nyenyak sayang,” bisiknya. Tentu Daisy tak merespon karena gadis itu sudah terlelap. Daisy yang malang.
~•~
Sudah seminggu sejak musibah yang menimpa Jasmine berlalu. Dan seperti yang Hastri katakan, dia akan menjaga Jasmine sementara Daisy bersekolah. Daisy tampak kurang semangat dari biasanya. Bahkan sebelum Alzada paksa, Daisy enggan untuk sarapan. Dan itu sering Daisy lakukan sekarang. Saat sampai di sekolah pun masih sama, tidak ada senyuman manis seperti biasanya. Gadis itu merebahkan kepalanya dengan berbantalan tangannya diatas meja. Sedangkan Alzada dengan setia duduk disampingnya. Menghusap puncak kepala Daisy dengan lembut.
“Mau pulang?”
Daisy menggeleng pertanda tidak setuju.
“Mau sesuatu?”
Lagi. Daisy menggeleng pertanda tidak setuju.
“Aku nggak suka dicuekin.”
Daisy menghela napas. Dia mengangkat kepalanya lantas menatap Alzada. Hendak berucap namun bibirnya dibungkam lebih dahulu oleh bibir Alzada. Cowok itu dengan rakus menciumnya, tangannya menahan tengkuk Daisy agar gadisnya tidak menolak. Daisy yang awalnya menolak pun menuruti. Dia merangkulkan kedua tangannya pada leher Alzada. Cukup lama berciuman, Alzada melepaskannya. Dia mengelap bibir Daisy yang sedikit membengkak.
“Sedih terus nggak bikin mama kamu cepet sembuh, perbanyak berdoa hm?”
“Aku putus asa Ren... Aku cuman punya mama, aku nggak mau mama ninggalin aku,” katanya dengan nada sedih.
“Kamu punya aku, jangan merasa sendiri.”
Daisy menyandarkan kepalanya pada bahu Alzada. Benar. Dia memiliki Alzada sekarang, yang setia menemaninya kemana pun. “Malam ini kamu istirahat di rumah, soal mama kamu ada bodyguard aku yang jaga.” Ucap Alzada, membujuk.
“Tapi Ren—”
“Nurut,” sela Alzada tak ingin dibantah.
“Jangan buat mama kamu sedih dengan tau keputusasaan kamu,” tutur Alzada menasihati.
Daisy terdiam namun detik selanjutnya dia mengangguk patuh. Alzada tersenyum tipis lantas menghusap puncak kepala Daisy. Dibalik pintu, sosok cowok menatap kearah Daisy.
Lo cuman punya gue Daisy, batinnya.
KRINGGGGGG!!!!
Bel tanda pulang berdering nyaring. Terlihat para siswa maupun siswi dengan bersemangat menggendong tasnya dan pulang ke rumah masing-masing. Namun, ada beberapa siswa yang memasang wajah lesu. Yah mungkin mereka anak osis atau yang mengikuti ekstrakulikuler dimana mengharuskan mereka pulang terlambat. Daisy tersenyum manis ketika Alzada membukakan pintu mobil untuknya. Dia merasa bersalah saat mengingat hari-hari sebelumnya mengabaikan Alzada. Daisy duduk disana, menaruh tasnya di jok belakang dan saat hendak memakai seat beltnya. Alzada lebih dahulu mengambil alih dan memasangkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
किशोर उपन्यासWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...