34.Lamaran

53.5K 3.1K 1.1K
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Sore harinya, Daisy terlihat manis dengan dress putih selutut dan rambut yang dia jepit sederhana. Seperti permintaan Alzada sebelumnya, sore ini Daisy akan pergi ke suatu tempat bersama sang kekasih. Tentu sebuah tempat yang membuat Daisy sangat penasaran. Selesai bersiap kini Daisy menyusul Alzada yang sudah menunggunya di teras. Menyadari kehadiran Daisy, Alzada tersenyum tipis.

   “Gimana Ren?” tanya Daisy. Alzada mencium kening gadisnya.

   “Cantik.”

   Daisy menunduk malu. Kening gadis itu mengerut ketika Alzada menyondorkan kain hitam. “Berbalik, biar aku pakaikan.” Pinta Alzada.

   “Harus banget pake ini Ren??” Tanya Daisy namun menuruti permintaan Alzada.

   “Harus, karena ini kejutan.”

   Daisy memejamkan matanya ketika kain hitam itu terbalut di matanya. Dia diam hingga merasa tubuhnya diangkat, Daisy memekik. Alzada yang melihatnya hanya tertawa gemas. Cowok itu menuntun kedua tangan Daisy agar berpegangan pada lehernya.

   “Jauh nggak Ren?”

   “Enggak, bentar lagi juga sampe.”

   Daisy mengangguk. Dia mengulum senyum dengan detak jantung yang berpicu cepat. Tentu karena dia penasaran dengan kejutan yang akan Alzada berikan padanya. Daisy mendengar suara pintu terbuka disusul harum semerbak bunga yang menenangkan mulai tercium. Alzada menurunkan Daisy lantas menutup pintu kaca buram itu. Menguncinya dari dalam.

   “Udah boleh dibuka?” tanya Daisy hendak membuka kain hitam itu. Namun, Alzada menahan. Cowok itu menaruh dagunya di bahu mulus Daisy.

   “Coba diem, nikmatin wangi bunga-bunga ini.” Bisiknya sensual dengan tangan menghusap bagian atas dada Daisy pelan. Daisy menggigit bibir bawahnya.

   “Ud–udah... Ren??”

   Alzada terkekeh pelan lantas membuka kain hitam itu. Daisy mengedipkan matanya beberapa kali hingga dirinya dikejutkan oleh pemandangan yang luar biasa. Dimana bunga tulip, mawar, daisy, matahari, dan lavender bermekaran indah di ladang yang sangat luas. Benar-benar sangat luas.

   Alzada melingkarkan kedua tangannya dipinggang ramping Daisy. Dia berucap lirih, “kalo kamu mau jadi pacarku. Kelak, ketika kita bertemu aku akan buatkan kamu taman yang sangat luas dan hanya aku menemanimu.”

   Daisy membeku di tempat. Kata-kata itu... Jadi Alzada adalah bocah yang dia selamatkan beberapa tahun lalu. Kakak pangeran yang selalu Daisy nanti ternyata dia. Matanya berkaca-kaca dengan perasaan terharu dan bahagia disaat bersamaan. Alzada tersenyum lantas mengeratkan pelukannya.

   “Kakak pangeran? Itu kamu Ren?” tanya Daisy dengan nada lirih.

   “Iya sayang. Kamu suka? Aku menepati janjiku padamu,” balas Alzada.

   “Suka Ren, suka banget...”

   Alzada mengambil sebuah kotak berdesign elegant dengan warna hitam. Masih dengan posisi yang sama, Alzada memperlihatkan kotak itu pada Daisy. Tatapan Daisy teralih sejenak pada kotak itu. Dia sedikit menoleh dan bertanya, “ini apa Ren?”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang