14.Cita-cita Ren Alzada

76.3K 5.4K 11K
                                    

Okeh, Aceng bakalan double up untuk Apinka. Sekali-kali jangan cuman Aceng yang ngelunjak yah, kita gantian. Aceng double upnya malam minggu ya. Okey Apinka?🤸‍♂️

Untuk kalian, Apinka. Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia🤸‍♂️

===•===

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

Mama❤

Lebih baik jangan nak, kalian masih muda. Belum menikah juga. Tidak baik jika kalian tinggal satu atap sedangkan kalian belum menikah.
[17.05]

Mama memaklumi kebahagiaanmu dengan Alzada, tapi jangan menginap di rumah seorang pria muda. Bahaya nak, dengerin mama gih? Mama khawatir kalo kamu nggak nurutin mama
[17.06]

Iya ma, mama jangan cemas
[17.07]

Daisy bakalan di rumah kok
[17.07]

Makasih ma, Daisy sayang mama❤
[17.08]

_send.

   “Maaf Ren, aku nggak bisa. Nggak apa-apa ya?” kata Daisy halus. Alzada langsung menatapnya. Melihat tatapan berbeda dari Alzada, Daisy pun mendekat.

   “Kenapa?” tanya Alzada.

   “Kita kan baru pacaran, jadi—”

   “Ayo kita nikah.” Alzada menyela.

   Mata Daisy membulat seketika. Gadis itu menepuk pelan lengan Alzada. Sedangkan cowok itu masih menatapnya serius. Seolah ucapannya tadi bukan candaan. Padahal mereka baru berpacaran, itu pun belum genap 24 jam. Daisy berdehem kemudian memeluk tubuh kekar kekasihnya. Dia mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan Alzada. Hal itu membuat Alzada yang tadinya kesal langsung tersenyum dengan tingkah manja Daisy. Dia menghusap puncak kepala gadisnya.

   “Kita masih sekolah, aku juga belum bahagiain mama. Kita pikirkan soal itu nanti ya Ren... Jadi, aku boleh pulang kan?”

   Alzada menggeleng, dia memeluk tubuh mungil Daisy. Tak ingin gadis itu pergi. Daisy menghela napas lantas menghusap punggung Alzada. Dibalik pelukan itu, Alzada menampilkan ekspresi kesalnya.

   Apa perlu ku bunuh wanita itu? Batin Alzada menahan segala kekesalannya.

   “Malam ini,” Daisy meregangkan pelukannya, “menginaplah disini. Hanya malam ini, lagipula besok minggu.”

   “Tapi—”

   “Daisy... Dua hal yang perlu kamu tau, aku benci menunggu dan dibantah. Aku harap kamu mengerti maksudku,” sela Alzada.

   Kalimat yang menurut Daisy aneh dan biasa, sebenarnya memuat arti  yang bisa saja membuatnya celaka. Daisy terdiam. Dia bimbang. Nasihat sang ibu benar adanya namun permintaan Alzada, Daisy seolah sulit menolaknya. Dia menghela napas lantas menatap Alzada, “cuman malam ini ya Ren.”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang